Dekai,nokenwene.com—Potensi peternakan di Yahukimo belum mendapat perhatian serius dari Pemda Yahukimo. Potensi peternakan tenggelam oleh upaya Pemda menjadikan Yahukimo sebagai lumbung padi di Provinsi Pegunungan Papua.
Hal ini mendapatkan perhatian dari Solidaritas Pemuda Peduli Yahukimo (SOPPY). Ketua SOPPY, Otniel Sobolim mengungkapkan bahwa peternakan ayam potong dan petelur memiliki potensi yang bagus untuk dikembangkan di Yahukimo.
Menanggapi kecemasan masyarakat terkait tidak adanya uji laboratorium rutin terhadap ikan dan daging ayam beku, SOPPY menilai bahwa dengan potensi peternakan ayam baik itu ayam potong maupun ayam petelur yang bagus, maka pemda bisa kembangkan peternakan untuk mengatasi kecemasan masyarakat.
Baca juga SOPPY: Pemda Yahukimo Mesti Tertibkan Tempat Jualan Ikan dan Ayam
Takut Makanan Mengandung Bahan Berbahaya, Dinas Kesehatan Diminta Uji Laboratorium
“Potensi peternakan ayam potong dan petelur sangat tinggi untuk wilayah Dekai. Namun fokus Pemda lebih pada menjadikan Yahukimo sebagai lumbung padi di provinsi Papua Pegunungan”, ungkap Sobolim.
Sobolim menjelaskan bahwa kebutuhan daging ayam potong dan telur ayam sangat tinggi di Dekai. Setiap kali kapal tiba di Pelabuhan Logpon atau pesawat kargo masuk selalu ada ayam potong beku dan telur.
Kebutuhan daging ayam potong dan telur ayam tersebut, dinilai SOPPY sebagai potensi yang mestinya dikembangkan Pemda Yahukimo.
“Potensi peternakan ayam tinggi, kebutuhan masyarakat pun sangat besar, namun belum ada keseriusan Pemda untuk mengembangkannya”, tambah Sobolim.
Menurutnya sudah ada contoh peternakan ayam potong dan petelur yang secara mandiri dilakukan masyarakat.
“Kelompok peternakan Duku Sunu di kompleks Gereja Katolik adalah contoh peternakan ayam potong dan petelur di Dekai”, jelas Sobolim.
Saat ini sudah ada kelompok masyarakat yang mengikuti jejak Duku Sunu Dekai Farm. Namun menurutnya ada juga beberapa masyarakat yang sudah belajar di Duku Sunu tetapi belum memiliki modal untuk memulai usaha.
Nathan Sama, seorang pemuda di Dekai mengungkapkan bahwa dirinya telah membuat kandang untuk memulai usaha ayam potong. Namun hingga kini dirinya belum memiliki cukup modal untuk mendatangkan bibit ayam serta pakan.
“Kandang sudah siap, namun belum cukup modal untuk beli bibit ayam dan pakan”, keluh Sama.
Namun Sama tetap optimistis akan memulai peternakan ayam potong beberapa waktu mendatang. Saat ini, sambil belajar di kelompok Duku Sunu Dekai Farm, Sama menjual ayam keliling kota Dekai untuk mengumpulkan modal usaha ayam potong.
“Semoga bulan Januari nanti sudah bisa datangkan ayam dan pakan”, harap Sama.
“Semangat masyarakat untuk beternak sangat tinggi, namun butuh dukungan dan pendampingan serius dari pemerintah”, tambah Sobolim.
Jika pemerintah mau mengembangkan peternakan ayam potong dan ayam petelur, ungkap Sobolim, Yahukimo tidak perlu mendatangkan ayam dari luar lagi. Apalagi cara beternak ayam di Duku Sunu dilakukan secara organik tanpa obat-obatan.
Demikian pun dengan bidang usaha lainnya. Sobolim menilai bahwa masyarakat khususnya OAY memiliki semangat kerja kebun yang tinggi namun perlu dukungan serius dari pemerintah.
“Untuk mencapai visi Yahukimo mandiri, pemerintah perlu mendukung semangat berusaha masyarakat khususnya dalam bidang peternakan dan pertanian”,
Menurut Sobolim, dukungan Pemda bukan hanya soal bantuan dana usaha tetapi terutama pendampingan dan regulasi yang melindungi usaha di dalam wilayah Kabupaten Yahukimo sendiri.
“Pemda mesti membuat regulasi yang mengatur tentang hasil usaha pertanian dan peternakan warga Yahukimo. Dengan itu, hasil usaha warga pun laku terjual karena tidak ada barang yang didatangkan dari luar. Itu sangat penting untuk melindungi masyarakat dan usahanya”, harap Sobolim.