Dekai,nokenwene.com—Dinas Kesehatan Yahukimo diharapkan untuk melakukan uji laboratorium terkait bahan makanan yang beredar di Dekai.
Seorang warga Dekai menyampaikan hal itu saat Tim Dinas Kesehatan Yahukimo turun lapangan memberikan edukasi dan sosialisasi kepada para pelaku usaha makanan di Dekai, Kamis (08/12/2022).
Kegiatan sosialisasi ini berfokus pada memberikan pemahaman kepada para pelaku usaha untuk menjaga makanan yang dijual tetap bersih dan tidak berbahaya bagi masyarakat.
Namun, selain melakukan sosialisasi terhadap para pelaku usaha makanan, masyarakat mengharapkan agar Dinas Kesehatan melakukan uji laboratorium terhadap bahan makanan yang dijual.
“Kami ini hanya tahu beli saja. Tetapi apakah ikan atau daging ayam dan sebagainya itu mengandung bahan berbahaya, kami tidak tahu” ungkap warga tersebut di Jalur Satu Kompleks Rumah Toko (Ruko) Dekai.
Dirinya meminta agar Dinas rutin menguji bahan makanan yang dijual. Supaya masyarakat tidak membeli ikan atau daging yang mengandung bahan berbahaya.
“Setelah lihat stiker tentang kandungan boraks atau formalin tadi, saya jadi takut karena selama ini saya tidak pernah dengar ada pemeriksaan seperti itu”, tambahnya.
Menanggapi hal itu, Plt. Kepala Dinas Kesehatan Yahukimo pun meminta agar kepala bidang segera menyusun program terkait itu. Menurutnya masukkan dari masyarakat itu hal yang penting untuk ditindaklanjuti.
Baca juga:
Dinas Kesehatan Yahukimo Bina Pelaku Usaha Makanan
Lesman Tabuni: Pelaku Usaha Makanan Jangan Gunakan Minyak Goreng Bekas
Dinas Kesehatan Yahukimo Diminta Rutin Edukasi Pelaku Usaha Makanan
Puluhan Ayam Mati Karena Air Cucian Ayam Es
Beberapa waktu lalu, Alfred seorang warga di Dekai mengungkapkan bahwa dirinya baru mengalami bencana. Ia membeli ayam beku (ayam Es) lalu air cuciannya dibuang sembarangan sehingga diminum oleh ayam kampung.
“Saya beli ayam Es sore hari untuk makan malam, tetapi tanpa sadar kami buang airnya ke tanah. Besok paginya puluhan ayam kampung mati”, cerita Alfred.
Hal senada diungkapkan Dany di daerah Statistik Dekai. Dirinya harus kehilangan lebih dari 50 ekor ayam dalam semalam.
“Beberapa bulan lalu, saya kehilangan lebih dari 50 ekor ayam kampung. Saya tidak tahu masalahnya di mana. Tetapi saya curiga karena air cucian ayam es”, ungkap Danny.
Dirinya menjelaskan bahwa sebelum kejadian tersebut ayam peliharaannya sehat-sehat. Tetapi setelah buang air cucian ayam es, dalam waktu singkat puluhan ekor ayam mati.
Serupa dengan Alfred, Danny menjelaskan bahwa biasanya jika membeli ayam es, keluarganya membuang air cucian ayam es ke toilet. Namun sial, hari itu tanpa disadari air cucian ayam es dibuang ke pekarangan belakang rumahnya.
Sejak kejadian itu, Danny mengaku menjadi takut membeli ayam es. Dirinya beralih ke ayam potong lokal Dekai atau ikan.
“Saya takut beli ayam es lagi. Mungkin kalau manusia yang makan tidak langsung sakit, tetapi kita tidak tahu kapan penyakit muncul karena terlalu sering makan ayam es”, tambah Danny.
Danny pun memilih membeli ayam potong organik yang dari peternakan Duku Sunu Dekai Farm di Kompleks Gereja Katolik.
“Kalau mau makan daging ayam, saya pergi ke Gereja Katolik. Di sana ada ayam potong yang dipelihara tanpa obat-obatan. Tetapi saya juga belajar pada Duku Sunu supaya bisa pelihara ayam potong juga”, ceritanya.
Danny menambahkan bahwa pemda Yahukimo mesti mulai mengembangkan ayam potong lokal tanpa obat-obatan.
“Saya sudah tanya-tanya ke kelompok Duku Sunu, dan mereka sudah jelaskan secara lengkap. Sekarang saya sedang merencanakan untuk membuat kandang. Semoga dalam waktu dekat bisa mulai ternak ayam potong”, harapnya.