Dekai,nokenwene.com—Solidaritas Pemuda Peduli Yahukimo (SOPPY) meminta Pemerintah Daerah Yahukimo untuk menertibkan tempat jualan ikan dan ayam beku di Ruko Jalur 1 Dekai.
Otniel Sobolim, Ketua SOPPY mengungkapkan hal itu menanggapi adanya keluhan masyarakat di Dekai terkait tempat penjualan ikan dan ayam beku yang terletak di kompleks Ruko.
Menurutnya, Pemda Yahukimo selama ini belum menunjukkan kinerja yang positif terkait program vital yang berpihak pada Orang Asli Yahukimo (OAY).
“Tempat jual ikan dan ayam es di ruko-ruko selain membuat kondisi sekitar bau dan dipenuhi lalat, juga menyebabkan jualan mama-mama Papua kurang laku”, keluh Sobolim.
Baca juga Takut Makanan Mengandung Bahan Berbahaya, Dinas Kesehatan Diminta Uji Laboratorium
Menurutnya, para pedagang di Ruko menjual barang-barang yang juga dijual mama-mama Papua di Pasar. Namun, pembeli lebih memilih ke Ruko daripada di pasar karena di Ruko tersedia juga ikan dan ayam beku.
“Masyarakat melakukan aktivasi ekonomi tanpa ada regulasi dan pengawasan dari pemerintah. Ini membuat mama-mama Papua kalah bersaing. Padahal dalam UU Otsus sudah jelas bahwa barang hasil pertanian dijual oleh orang Papua”, jelas Sobolim.
Karena itu, pihaknya meminta Pemda melakukan koordinasi lintas dinas untuk mengawasi perekonomian di lapangan. SOPPY meminta agar Pemda Yahukimo menertibkan para penjual ayam beku dan ikan di kompleks Ruko dan memindahkannya ke pasar sehingga bisa semakin menarik pembeli ke pasar. Selain itu, Menurutnya harga barang di Dekai pun tidak terkontrol demikian pun barang-barang yang masuk dari luar tidak dicek.
“Ikan dan daging yang didatangkan dari luar itu berbahaya bagi masyarakat karena tidak ada pengawasan. Masyarakat tidak tahu apakah bahan makanan itu sehat atau mengandung bahan berbahaya”.
Selain itu, dirinya meminta agar dinas terkait memperhatikan kebersihan di wilayah sekitar Ruko dan pasar. Dinas perlu menegur para pedagang di Ruko yang tidak membersihkan wilayah sekitar Ruko.
“Sampah yang paling banyak itu kan sampah plastik. Jadi mestinya menjadi tanggung jawab para pedagang di ruko-ruko juga untuk mengurus sampah plastik”, ungkapnya.
Sampah plastik memang berserakan di kompleks Ruko di Dekai. Sejumlah selokan penuh dengan sampah plastik. Hal ini menyebabkan selokan tersumbat.
“Selokan tersumbat karena sampah plastik. Nanti banjir lagi. Selain itu, tempat air tergenang itu menjadi sarang nyamuk. Padahal ini wilayah endemik malaria. Tetapi perhatian terhadap lingkungan sangat minim”, keluh Sobolim.
Menurutnya visi dan misi pemerintah sangat bagus, namun OPD terkait belum secara baik mengimplementasikan upaya mencapai visi tersebut.
“Kebiasaan OPD-OPD terkait hanya tunggu instruksi bupati baru bertindak. Tetapi tidak peka terhadap kondisi masyarakat dan bertindak sesuai fungsi OPD tersebut”, tambah Sobolim.
Karena itu dirinya berharap baik eksekutif maupun legislatif di Yahukimo bisa memperhatikan persoalan masyarakat. Pihaknya meminta agar lembaga legislatif menjalankan peran pengawasan terhadap kinerja pemerintah khususnya terkait perekonomian dan kesehatan.
Pada kesempatan yang sama, SOPPY mengapresiasi Dinas Kesehatan Yahukimo yang telah melakukan edukasi tentang makanan higienis kepada para pelaku usaha makanan.
Menurutnya kegiatan seperti itu membuka wawasan masyarakat juga supaya tidak asal membeli makanan. Karena itu, dirinya berharap agar kegiatan serupa lebih sering dilakukan termasuk melakukan sosialisasi terkait bahaya sampah terhadap malaria.