Wamena, nokenwene.com – Sebagai wujud keseriusan pemerintah dalam upaya penanganan kasus stunting di Papua Pegunungan, Pj. Gubernur Velix Vernando Wanggai beserta ibu turut menghadiri sosialisasi dan pelatihan Pembuatan Makanan Tambahan (PMT) di Puskesmas Wamena Kota, Kabupaten Jayawijaya, jumat (03/04/2024).
Tidak hanya menghadiri tapi Velix Wanggai dan istrinya Herwin Meiliantina juga terlibat langsung dalam proses pelatihan memasak pada pembuatan makanan tambahan di Puskesmas tersebut. Pada kesempatan itu Velix Wanggai mengatakan sebagai Provinsi Baru, pembangunan manusia (SDM) merupakan seuatu yang sangat penting dan SDM harus dibentuk sejak anak masih dalam kandungan.
“Sumber daya manusia itu harus dibentuk mulai dari anak-anak sampai dewasa, perhatian pemerintah harus mulai dari ketika seribu hari kehidupan, mulai ketika ibu mengandung kemudian melahirkan lalu memelihara, itu yang kita sebut perhatian kita mulai dari kehidupan seribu hari anak” kata Wanggai saat diwawancarai Jurnalis Warga Noken di Puskesmas.

Wanggai menyebut, upaya penangnan stunting menjadi perhatian serius pemerintah secara global, dimana provinsi Papua Pegunungan juga masih tergolong tinggi dalam kasus stunting tahun 2024 ini yakni 34 persen, angka yang tergolong tinggi di Indonesia.
“Tertinggi juga di Indonesia, sementara harapan pemerintah tahun 2024 ini (bulan) oktober itu harus turun menjadi 14 persen, itu memang perjuangan yang berat tapi harus kita lakukan sesuatu” Ungkap Velix Wanggai.
Untuk itu, Gubernur menyampaikan apresiasi kepada pihak Pusskemas Wamena Kota maupun aparatur pemerintah Distrik Wouma serta pemerintah Kampung se Distrik Wouma yang menggelar pelatihan PMT dengan melibatkan masyarakat di tingkat bawa.
”Sehingga level paling bawa peran dari kepala kampung tapi juga ada kader-kader juga di tingkat kampung yang kemudian akan memberikan perhatian terhadap penanganan stunting, artinya untuk mulai mendidik asupan gizi yang lebih baik, makanan tambahan untuk pertumbuhan anak mulai ibu mengandung sampai lahir hingga pertumbuhan anak” Ujarnya.
Sementara itu, kepala Puskesmas Wamena Kota, dr. Lorina mengatakan, dengan adanya kegiatan tersebut hendaknya masyarakat terutama para kader kesehatan di Wouma bisa mengenali lebih jauh tentang stunting.
“Kan selama inikan tahunya stunting itu kurus, kecil tapikan ternyata setelah kita belajar, kita sosialisasi ternyata stunting itu bukan dari berat badan tapi tinggi badan, kita juga kasih gambaran kedepannya stunting ini seperti apa, pencegahannya seperti apa yang harusnya kader tahu” katanya.
Selain itu Lorina juga berharap, dengan adanya pelatihan tersebuut para kader dan masyarakat di Wouma mengetahui tentang cara mengolah makanan bergizi untuk anak-anak “Kan bedah-bedah jenis makananya, yang beberapa bulan yang satu tahun itu juga berbeda, jadi harapan saya keder mampu olah makanan yang berasal dari makanan local”Harap Kepala Puskesmas Wamena Kota itu.
Helena Hubby, sebegai peserta pelatihan dan sosialisasi tersebut mengakui jika kegiatan tersebut sangat bermanfaat bagi masyarakat kecil di Distrik Wouma terutama untuk ikut berperan dalam penanganan stunting di Jayawijaya.
“Terutama dalam kegiatan stunting mungkin kita punya anak-anak yang pertumbuhannya lama, tidak sehat melalui kegiatan ini kita bisa kembangkan di kampung kita masing – masing agar anak-anak bisa mendapatkan gizi yang baik” kata Helena yang juga penggerak PKK Kampung Sakma Distrik Wouma.
Kegiatan sosialisasi dan pelatihan Pembuatan Makanan Tambahan (PMT) Distrik Wouma melalui dana desa TA 2023 itu diikuti oleh para Kader kesehatan dari Distrik Wouma dan penggerak PKK pada setiap kampung di Distrik Wouma.(*)
Pewarta: Dino Tabuni/Jurnalis Warga Noken Wamena*