Wamena, nokenwene.com – Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Papua menegaskan agar pelaku kekerasan terhadap dua perempuan di Kabupaten Yahukimo provinsi Papua Pegunungan harus segerah diungkap, demi memberikan hak keadilan terhadap korban dan keluarga.
Penegasan itu disampaikan Direktur LBH Papua Emanuel Gobay saat menggelar jumpa pers bersama keluarga korban dan Solidaritas anti Kekerasan Terhadap Perempuan Papua (SAKTPP) di Jayapura, rabu (17/10/2023)
Kapolda Papua, Kapolres Yahukimo, Komnas Ham RI Jakarta bersama Perwakila Papua, dan Palang merah Indonesia segerah menangani kasus kekerasan seksual luarbiasa pada kedua perempuan berstatus pengungsi di Dekai,Yahukimo.ProvinsiPapua Pegunungan pada 11 Oktober 2023” Tegas Gobay.
Gobay menyebutkan, kasus kekerasan seksual hingga penganiayaan yang menyebabkan kematian itu baru pertamakali terjadi di Papua terhadap masyarakat sipil pengusngsi, karena sebelumnya ditempat pengungsian lain di Papua tidak pernah terjadi kesus demikian.
“Ini terjadi peraktik kekerasan mencabik – cabik di bagian vaginanya maupun bagian tubuh. pertama kali terjadi peristiwa ini sepanjang pengungsian di wilayah konflik di beberapa daerah di Papua,misalnya tahun 2018 pengungsi Nduga” ungkapnya.
Menurutnya, berdasarkan informasi yang diperolehnya kedua ibu ini kekuarangan pangan di pengungsian sehingga mereka kembali ke kebun untuk mengambil bahan makanan. “Ini membuktikan bahwa pemerintah tidak memenuhi hak atas pangan para pengungsi maka ibu ibu ini kembal ke kembun untuk mengabil bahan makanan” ungkap Gobay.
Emanuel juga memintah komnas Perempuan melihat dan melakukan investigasi terhadap kekerasan seksua kedua korban ini dan juga melihat perempuan lain yang ada di daerah lain minsalnya pengungsi Nduga, Intan Jaya, Pegunungan Bintang dan maybrat.
“Pada prinsipnya kami LBH Papua Keluarga Korban,ketua KPMY mengawal kasus ini mengungkap siapa pelakunya menangkap,memproses hingga pengadilan sesuai dengan perbuatanya “ Pintahnya.
Seentara itu, Ketua ikatan Amuma Saulus bayage meminta meminta kepada semua pihak di Papua untuk bersuara agar kasus tersebut bisa benar-benar terbuka, karena jika dibiarkan kasus serupa bisa terus terjadi, terutama di wilayah konflik bersenjata.
“Maka kita bersama sama mendesak kepolisian Yahukimo segera mengungkap siapa pelaku, saya atas nama keluarga ibu Iriana Selepole juga pengurus ikatan IPMDA berharap pelakunya ditangkap dalam waktu dekat” Harapnya.