Wamena, nokenwene.com – Tim peduli tanah Konam di Distrik Muliama yang tergabung dari berbagai unsur, secara tegas menolak rencana bangun Kantor Gubernur Daerah Otonom Baru (DOB) Provinsi Papua Pegunungan di atas tanah Bukit Konam di Distrik Muliama Kabupaten Jayawijaya.
“Kami sudah bersatu dan menolak rencana pembangunan pusat pemerintahan provinsi Papua Pegunungan” tegas Marinus Kurisi, salah satu kepala suku adat di Muliama kepada media ini kamis (28/7/22).
Baca juga : Warga Welesi tolak pembangunan kantor gubernur di wilayah adatnya
Untuk itu, pihaknya meminta kepada Bupati Jayawijaya, Dandim 1702 dan Kapolres Jayawijaya untuk tidak memaksakan masyarakat yang tidak tau apa – apa untuk tawarkan mereka melakukan jual beli tanah bukit Konam Muliama.
“Pemerintah Jayawijaya jangan paksakan masyarakat untuk melakukan jual beli tanah,” tagas Kurisi.
Tanah adalah Mama
Kurisi menganalogikan tanah merupakan mama yang memberi hidup setiap orang. Menurutnya tanpa uang orang Konam di Muliama bisa hidup, tapi tanpa tanah orang Muliama tidak bisa hidup.
“Tanah ini akan diwariskan kepada generasi kami. Orang tua hari ini jual pakai uang namun bagaimana dengan nasib anak cucu generasi kami ke depan,” kata Kurisi
“Jika tanah dijual, kata Marinus Kurisi, anak cucu kita hidup di mana? Apakah hidup di pohon atau hidup di atas air?” Katanya lagi.
Sementara itu, Pastor Edy Doga.OFM , mengatakan pihak gereja juga melarang keras untuk memperjualbelikan tanah yang diberikan Tuhan kepada nenek moyang leluhur turun temurun.
“Tidak ada perintah untuk jual beli tanah. Gereja jaga umat dan tanah. Gereja menolak pemerintah Kabupaten Jayawijaya memaksa masyarakat Muliama untuk menjual beli tanah adat,” Kata Pastor Edy Doga.OFM
Pihaknya juga mengutuk oknum yang melakukan jual beli tanah. Menurutnya, Tuhan tidak memberikan tanah untuk jual beli tetapi tanah merupakan sumber penghidupan.
“Atas nama Tuhan, Alam, tulang belulang leluhur, kutuk oknum yang melakukan jual beli tanah bukit Konam Muliama. Generasimu akan menerima kutukan, karena kamu telah menjual mama yang memberikan hidup,” tegasnya
Sementara itu ketua Tim Peduli Tanah Konam Muliama , Tanus Elopere, menegaskan bahwa tanah di Konam Muliama bukan tanah kosong.
“Dengar saudara bupati Jayawijaya, tanah konam bukan tanah kosong. Demi mama yang memberikan hidup harapan masa depan orang Konam Mulima kita akan lawan sampai nyawa saya hilang sekalipun,” tegasnya.
Ia mengatakan, Pemerintah lakukan pembayaran tanah dengan oknum tertentu dengan kepentingan tertentu, tapi pada prinsipnya tanah Konam Muliama itu komunal milik bersama dari semua suku, sehingga keputusan sepihak itu tidak sah.
“Pemerintah cari tempat lain untuk bangun, untuk tanah Konam Muliama minta maaf. Datang pertama dengan bahasa lain, sekarang bicara lain pemerintah tidak jelas atas tanah kami ” katanya.
Tim peduli tanah Konam itu terdiri dari para kepala suku adat Konam di Muliama, mahasiswa, para toko gereja, intektual, pihak akademisi juga lembaga bantuan hukum (LBH) Papua.
Pewarta: Osil / Jurnalis Warga Noken Wamena
Discussion about this post