Wamena, nokenwne.com – Masyarakat di Distrik Walesi Kabupaten Jayawijaya tidak setuju dan menolak wacana pembangunan kantor gubernur provinsi Papua Pegunungan di wilayah tanah adat masyarakat Walesi.
Pernyataan penolakan itu disampaikan masyarakat di Distrik Walesi, kamis, (28/07/2022), menysul kunjungan Wamendargri, Jhon Wempi Wetipo bersama rombongan melakuan peninjauan ke wilayah Distrik Walesi pada rabu (27/07/2022) sore.
Kunjungan Wamendagri di Walesi itu kabarnya untuk meninjau lokasi alternatif pembangunan kantor Gubernur karena adanya aspirasi penolakan dari warga Distrik Muliama, tempat yang direncanakan pembangunan kantor Gubernur.
Sehubungan dengan itu, masyarakat yang terdiri dari berbagai unsur di 4 Distrik (Distrik Walesi, Napua, Walait, dan Distrik Pelebaga) menyampaikan menolak wacara tersebut. Masyarakat juga menyampaikan sejumlah alasan yang mendasari penolakan itu.
“Kami masyarakat Walesi belum siap untuk terima pembanguna kantor Gubernur, bagaimana kami punya anak cucu nanti itu kita belum siap, karena itu saya keberatan” Kata Markus Lanny, tokoh adat setempat.
Markus Lanny mengatakan, batas tanah di Wilayah Tuli sampai Elagaima yang di dalamnya mencakup Distrik Walesi merupakan kepemilikan bersama sehingga siapapun tidak bisa melepas secara sepihak.
“Tanah ini yang hak itu hak wilayah, hak kuasa, hak tanah hak pakai, empat itu harus sama-sama bicara, tidak bisa sendiri-sendiri. Kedepan kita hancur kalo kita jalan sendiri-sendiri, bukti-bukti banyak”Ucapnya Lanny.
Markus juga menegaskan, sudah terlalu banyak masyarakat Walesi memberikan untuk pemerintah di Jayawijaya namun timbal balik dari pemberian itu tidak sebanding yang dirasakan masyarakat.
“Kita kasih lokasih FBLB, kita kasih PLN, kita kasih air, pemerintah bilang orang walesi gratis pakai PLN tapi sekarang kita bayar beli pulsa, banyak intelektual di Pemda tapi Wamendagri (Jhon Wempi Wetipo) jadi bupati dua periode tidak pernah ada perhatian apapun, banyak ASN dari walesi juga tidak ada perhatian” Ujarnya
Dengan alasan-alasan itulah kata Markus, pihaknya menolak kunjungan Wamendagri bersama rombongan di Walesi pada selasa (27/07/2022).
Hendrikus Lanny, tokoh intelektual setempat mengatakan, batas tanah wilayah Tuli hingga Elagaima dan Walesi kepemilikannya terdiri dari beberapa suku yang masuk dalam 4 Distrik yaitu Distrik Walesi, Napua , Pelebaga dan Distrik Walait dan ke-4 distrik ini tidak perna ada kesepakatan untuk melepaskan tanah adat.
Menurut Hendrikus, Wamendagri , Jhon Wempi Wetipo, beralasan bahwa sebagian lahan di Walesai khusunya tempat pelaksanaan Festival Budaya Lembah Baliem (FBLB) telah di beli oleh pemerintah sehingga hendak menempatkan kantor gubernur di Walesi.
“Tapi kami sebagai tapi intelektual di Walesi kita tolak karena keuntungan dari tempat FBLB juga tidak ada untuk masyarakat Welesi, kami masyarakat Welesi kasi ke pemerintah itu cukup banyak tapi dari pemerintah untuk lihat distrik walesi ini tidak ada” Tegas Hendrikus.
Senada juga disampaikan Pdt. Timo Yaleget, Tokoh Agama setempat. Menurut Timo, tokoh agama beberapa denomenasi gereja yang ada di Wilayah Tuli sampai Elagaima dan Welesai dengan tegas tolak rencana pemerintah bangun Kantor Gubernur.
“Berapa denomenasi gereja dari Tuli sampai Elagamai tidak ada ijin, kam tidak pernah dilibatkan padahal kami juga pemilik ulayat, itu sebabnya kami menolak” Kat Pdt.Timo Yaleget yang adalah Gembala Jemaat di GPdI Bukit Sion Welesi.
Pernyataan serupa disampaikan perwakilan dari berbagi pihak dari 4 Distrik (Distrik Walesi, Napua , Pelebaga dan Distrik Walait), yang pada prinsipnya semua tokoh di Wilayah itu tidak setuju tanah adatnya dijadikan lokasi pembangunan kantor Gubernur.
“Saya tidak bisa bicara banyak, saya seorang perempuan sarjana yang terlantar di dapur, jadi mewakili perempuan yang lain, saya minta dengan agenda kemarin sore kaka Wempi Wetipo dan kawan-kawan kemarin sore datang, kalo bicara soal tanah itu ijinkan untuk perempuan juga bicara karena di atas tanah itu ada perempuan dan laki-laki” Kat Mia Lanny Tokoh Perempuan di Walesi.
“Yang kedua, saya sebagai perempuan ibarat burung yang bisa terbang kesana kemari, tapi saya punya hati saya melahirkan untuk menghidupkan bukan untuk mematikan. Yang ke tiga mewakili semua perempuan yang ada saya tidak mau menangis lagi, hari ini Tuhan berikan kita matahari berarti besok saya siap melahirkan anak laki-laki” Tegas Mia Lanny.
Sebelumnya, Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Jhon Wempi Wetipo mengatakan untuk pembangunan Kantor Gubernur Provinsi Papua Pegunungan ada beberapa alternatif yang akan ditinjau, diantarhnya adalah Distrik Walesi.
“Terkait dengan beberapa alternatif lokasi yang tadi kita lihat, di Muliama di Gunung Susu di Walesi, nanti tim kita yang sudah hadir hari ini akan kembali kita efaluasi, kira-kira lokasi yang cocok kita gungan itu yang mana” Kata Wamendagri.
Hal itu disampaikan Wamendagri menysul adanya penolakan dari masyarakat Distrik Muliama atas rencana pembangunan kantor Gubernur di Wilayah itu.
Pewarta: Jurnalis Warga Noken Wamena
Discussion about this post