Wamena, nokenwene.com – Pemerintah Pusat melalui Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Trasmigrasi, akan mengembangan tempat pelaksanaan Festival Budaya Lembah Baliem (FBLB) Jayawijaya di Distrik Welesi menjadi kawasan Desa wisata dan Desa Digital.
Demikian disampaikan Sofyan Hanafi, Direktur Penyerasian Pembangunan Sarana dan Prasarana, Kementrian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Trasmigrasi, saat diwawancarai usai pertemuan bersama Bupati Jayawijaya, di gedung Otonom, Wamena, Sabtu 12/06/21.
“Jadi kami bersama pemda akan mengembangkan kawasan wisata Lembah Baliem di Distrik Welesi, dimana kawasan festival nanti akan kami kembangkan jadi kawasan wisata dengan diikuti dengan desa digital,” katanya.
Selain itu, pemerintah juga akan mengembangkan Tol Langit yang bertujuan agar sinyal internet bisa tercakup baik di distrik hingga ke kampung-kampung.
“Harapan kami potensi daerah Jayawijaya dapat langsung dipasarkan masyarakat atau petani melalui media internet. Sehingga kedepan, orang tidak susah-susah lagi memasang iklan tapi cukup melalui gawai,” ujarnya.
Menurutnya, Jayawijaya memiliki beberapa komoditas unggulan salah satunya Kopi Wamena yang sudah terkenal hingga di nusantara, hal ini tentu dapat menjadi potensi ekonomi yang menjanjikan bagi petani kopi dengan memasarka hasil taninya melalui internet.
“Kami berharap para OPD untuk bisa saling mendukung mengembangkan desa wisata dan mengembangkan potensi kopi Wamena,” kata dia.
Selain Welesi, desa wisata juga rencananya akan dikembangkan di Distrik Asotipo, serta beberapa daerah wisata di Jayawijaya melalui dana desa.
“Jadi dana desa bukan sekedar hanya dibagi-bagi saja, tapi seharusnya dibagi secara tunai melalui kegiatan padat karya tunai desa. Jadi dapat digunakan untuk memperbaiki akses-akses jalan yang ada di desa,” jelasnya.
Sementara, Bupati Jayawijaya Jhon Richard Banua, mengatakan pengembangan Desa Wisata akan menggunakan dana desa dan juga anggaran kementrian.
Sehingga kata Bupati, Pemerintah juga wajib menginterfensi penggunaan dana desa melalui program-program pengembangan desa yang nantinya dapat memberi nilai ekonomi bagi masyarakat itu sendiri.
“Pemerintah harus menginterfensi kegiatan yang menggunakan dana desa, jadi masyarakat mendapat manfaat dari kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan menggunakan dana desa. Dana desa bukan untuk dibagi-bagi tunai, tapi melalui kegiatan-kegiatan yang ditetapkan melalui SK bupati sehingga semua bisa berjalan di tingkat kampung,” Ujar Bupati Jayawijaya.
Pewarta: Osi / Jurnalis Warga Noken
Discussion about this post