Bagai langit tak berujung
Seumpama salju tak kasat mata
Seindah kabut di gunung Kabo
Bagai pelangi di sela petir
Sungguh elok tarianmu
Nyanyian Gijangwi di puncak Trikora jadi paduan suara kemenangan
Dan Gemericik air pada bebatuan pertanda loncengmu
Suaramu menggelegar memecah kesunyian
Langkah mu kencang seperti tiupan angin Utara
Setiap gunung, lembah, dan sungai, adalah tempat bermainmu
Pesonamu telah memikat hatiku
Entah berapa hati yang telah kau cabik?
Di balik senyum itu, kau menyimpan rasa yang dalam
Aku sulit mendekatimu, entah kenapa
Jujur….
Kau versi terbaik Leluhurmu
Sayatan kilat adalah wajahmu
Badai Mapenduma adalah hentakan kaki mu
Bidikanmu seperti petir saat fajar merekah
Embun pagi adalah cerminmu
Sekali bidikannya telah melumpuhkanku
Dentuman senjatanya menjadi kengerian negeri
Satu pucuk senjata menghadang selaksa laskar
Engkau lahir dari dentuman senjata yang memadamkan api
Tapi engkau jadi kayu bakar yang menyulut api baru tetap menyala dalam gelapnya Papua di mata dunia
Oleh Dolia Ubruangge
Discussion about this post