• Latest
  • Trending
Dari Lembah Baliem Papua, Menuju Palu untuk Membant‌u

Dari Lembah Baliem Papua, Menuju Palu untuk Membant‌u

4 Desember 2018
Bupati Didimus Yahuli Hadiri Pembukaan Rapat Paripurna Masa Sidang I Tahun 2025

Bupati Didimus Yahuli Hadiri Pembukaan Rapat Paripurna Masa Sidang I Tahun 2025

1 Juli 2025
Resmikan Sejumlah Fasilitas Publik, Didimus-Esau Wujudkan Pemerataan Pembangunan di Yahukimo

Resmikan Sejumlah Fasilitas Publik, Didimus-Esau Wujudkan Pemerataan Pembangunan di Yahukimo

1 Juli 2025
Mahasiswa Papua Salurkan Bantuan Banjir Pada 11 Distrik di Wamena

Mahasiswa Papua Salurkan Bantuan Banjir Pada 11 Distrik di Wamena

30 Juni 2025
Pendropan Aparat TNI dan Brimob Bersenjata Lengkap, Ada Apa di Distrik Ibele?

Pendropan Aparat TNI dan Brimob Bersenjata Lengkap, Ada Apa di Distrik Ibele?

27 Juni 2025
Alumni Mahasiswa Irian Jaya Sulut Gelar Reuni  Akbar di Wamena

Alumni Mahasiswa Irian Jaya Sulut Gelar Reuni  Akbar di Wamena

26 Juni 2025
Buka Kegiatan Lomba, Wabup Esau Miram Apresiasi GOW Yahukimo

Wabup Esau Miram Tegaskan Disiplin ASN Sebagai Kunci Pelayanan Publik

23 Juni 2025
Bupati Didimus Yahuli Resmikan Pelabuhan Lokbon Dekai

Bupati Didimus Yahuli Resmikan Pelabuhan Lokbon Dekai

20 Juni 2025
Selasa, Juli 8, 2025
NokenWene
No Result
View All Result
  • Polhukam
  • Pendidikan dan Kesehatan
  • Ekonomi
  • Seni dan Budaya
  • Perempuan dan Anak
  • Opini
  • Lainnya
    • Lingkungan
    • Pengungsi Nduga
    • Perjalanan
    • Jurnalis Cilik
    • Kopi Wamena
    • Sastra
  • Polhukam
  • Pendidikan dan Kesehatan
  • Ekonomi
  • Seni dan Budaya
  • Perempuan dan Anak
  • Opini
  • Lainnya
    • Lingkungan
    • Pengungsi Nduga
    • Perjalanan
    • Jurnalis Cilik
    • Kopi Wamena
    • Sastra
No Result
View All Result
NokenWene
No Result
View All Result
Home Jurnalis Cilik

Dari Lembah Baliem Papua, Menuju Palu untuk Membant‌u

in Jurnalis Cilik, Pendidikan dan Kesehatan
Dari Lembah Baliem Papua, Menuju Palu untuk Membant‌u

dr. Rony Oagay melayani psien di Palu

Share on WAShare on FB

dr. Rony Oagay, melayani psien di Palu

RelatedPosts

Alumni Mahasiswa Irian Jaya Sulut Gelar Reuni  Akbar di Wamena

SMA Kristen Wamena Gelar Seminar P5 Dampak Pornografi Bagi Remaja

Palu, nokenwene.com – Perjalanan jauh telah Rony Oagay tempuh dari Wamena Papua menuju Palu di Sulawesi Tengah. Lebih dari tujuh jam perjalanan pesawat, telah dilaluinya pada Jumat, 23 November 2018. Sebagai seorang dokter, Rony terpanggil untuk menjadi relawan pascabencana gempa, tsunami dan likuefaksi di Palu, Sigi dan Donggala. Rony, yang merupakan putra asli suku Dani dari lembah Baliem pegunungan Jayawijaya, bergabung dengan Yayasan Kemah Peduli untuk bisa mewujudkan niatnya itu.

Bersama Yayasan Kemah Peduli, dr. Rony telah pergi ke puluhan tempat pengungsian di Palu, Sigi dan Donggala. Diantaranya, dirinya pergi ke desa Bora dan Birumalu. Disana dr. Rony memberikan pelayanan kesehatan bagi para pengungsi. Dia banyak menemui pengungsi, terutama para ibu yang menderita sakit, seperti: diare dan tensi yang naik.

Namun, ada juga pengungsi yang sakitnya sulit ditangani. Sakitnya sudah lama, tetapi tidak cepat diobati. Seperti yang dialami seorang ibu di pengungsian desa Bora. Ibu tersebut menderita kista sehingga menyebabkan perutnya bengkak dan tidak bisa berjalan lagi. “Sungguh kasihan, karena kami juga tidak bisa tangani di lapangan karena keterbatasan alat medis dan obat. Untuk itu, kami merujuk ibu tersebut untuk segera dibawa ke rumah sakit,” ujar dr. Rony.

Mengenai penyakit-penyakit yang sering dirinya temui di tempat pengungsian, dr. Rony menemukan beberapa pengungsi mengalami ISPA atau infeksi saluran pernafasan akut dan diare. Selain itu, persoalan kekurangtersediaan kamar mandi dan kakus juga menjadi hal penting yang harus diperhatikan karena ini berkaitan erat dengan tingkat kesehatan warga di pengungsian.

Menurut dokter lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Cendrawasih Jayapura Papua tahun 2013 ini, penting bagi pemerintah pusat maupun provinsi, khususnya Dinas Kesehatan untuk memastikan ketersediaan obat yang cukup dalam situasi pascabencana seperti ini, terutama untuk Rumah Sakit dan Puskesmas dan juga bagi para relawan tenaga kesehatan yang akan melakukan pengobatan di tempat-tempat pengungsian.

“Kami, para relawan kesehatan terhalang dengan stok obat yang kurang. Mungkin Dinas Kesehatan bisa bantu kami, Mungkin juga ada jalur khusus bagi relawan untuk dapat lebih mudah mengakses obat. Ketika kami melakukan pelayanan tetapi tanpa obat, sulit buat kami untuk melakukan pengobatan di lapangan. Obat yang harus selalu tersedia itu cukup obat-obatan ringan saja tidak apa-apa, seperti: obat rawat luka, obat batuk pilek, obat cacing, dan lain lain,” tutur dr. Rony.

“Tidak mungkin kami dari Papua membawa obat sampai kesini. Itu timbangannya berat,” lanjutnya berkelakar.

Pengalaman pertama
Meski sudah berpengalaman memberikan pelayanan kesehatan ke daerah-daerah pedalaman dan sulit dijangkau di tanah Papua, tetapi menjadi relawan untuk wilayah yang baru saja mengalami bencana alam, ini merupakan pengalaman dr. Rony yang pertama. Banyak hal menarik dan berkesan baginya selama berada di Palu dan sekitarnya ini.

“Kami senang sekali karena disini kami bisa melayani kawan-kawan dari suku lainnya di Indonesia yang berbeda bahasa dan budaya dengan kami orang Papua. Disini juga kami bisa belajar tanpa memandang ras, suku dan agama karena kami juga datang ke Palu untuk membantu,” tutur dr. Rony.

dr. Rony Oagay,  melayani psien di Palu

Masyarakat di pengungsian juga antusias, ramah dan sangat menghormatinya. Mereka senang menerima para relawan, terutama saat mengetahui bahwa dirinya seorang dokter dari tanah Papua.

“Ketika kami datang ke tempat pengungsian di desa-desa, kami selalu disambut hangat dan bahkan disediakan makan. Ketika mereka senang, kami juga gembira. Sebab, itulah tujuan kami agar mereka bisa tertawa juga bersama kami dan melupakan sejenak peristiwa bencana yang telah mereka alami,” lanjut dr. Rony.

Mengenai Yayasan Kemah Peduli, ini merupakan yayasan yang relawannya terdiri dari hampir seluruh wilayah di Indonesia. Selain dari Papua, juga ada relawan yang berasal dari Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan.

Kepada Yayasan Kemah Peduli, dr. Rony juga menyampaikan terima kasih atas kesempatan yang diberikan untuk bisa menjadi relawan di Palu hingga 15 Desemer 2018 nanti, saat dirinya harus kembali ke bumi Cendrawasih, Papua.

Menurut dr. Rony, motivasinya datang ke Palu ini untuk saling menolong sesama saudara setanah air yang sedang mengalami musibah. Namanya bencana, lanjut pria kelahiran tahun 1986 ini, bisa terjadi kapan saja dan dimana saja. Karena itu, butuh banyak orang untuk membangun kembali kerusakan akibat bencana terutama trauma psikis pascabencana.

“Bisa saja suatu saat bencana terjadi di Papua, dan kami juga butuh bantuan dan para relawan seperti kami saat ini. Kami juga bersyukur dengan wadah Yayasan Kemah Peduli yang bisa menyatukan kami dari berbagai pelosok Indonesia untuk dapat menolong saudara-saudara kami disini,” ujarnya.

Dirinya juga berharap masyarakat Sulawesi Tengah, khususnya Palu, Sigi dan Donggala tetap semangat dan bangkit lagi dalam membangun kembali wilayah tempat tinggal mereka.

“Pace-mace, adik-kaka dorang semua, kita datang dan mari sama-sama bangun kembali Palu dengan semangat. Tanpa kalian semangat, para relawan juga tidak akan semangat. Jika kalian semangat, pasti relawan juga akan lebih semangat lagi untuk membantu. Seperti semboyan dalam bahasa suku asli saya, suku Dani: Yogotak hubuluk motok honorogo, hari esok harus lebih baik lagi dari hari ini,” begitu harapannya.

* Penulis & Editor: Firmansyah MS

* Tulisan ini sebelumnya terbit di Kabar Sulteng Bangkit, dan atas persetujuan penulis diterbitkan di nokenwene.com

SendShareTweet
Previous Post

Kekuatan Paralegal itu tulisan data

Next Post

STMIK Agamua Bakal Memperkenalkan IT Kepada Gnerasi Muda di Pedalaman

Next Post

STMIK Agamua Bakal Memperkenalkan IT Kepada Gnerasi Muda di Pedalaman

Bursa Inovasi Desa Mamteng Untuk Optimalisasi P3MD

Bursa Inovasi Desa Mamteng Untuk Optimalisasi P3MD

“Tanpa Bunda Maria Tidak Ada Perayaan Natal”

“Tanpa Bunda Maria Tidak Ada Perayaan Natal”

Discussion about this post

Banyak Dibaca

  • Bupati Didimus Yahuli Hadiri Pembukaan Rapat Paripurna Masa Sidang I Tahun 2025

    Bupati Didimus Yahuli Hadiri Pembukaan Rapat Paripurna Masa Sidang I Tahun 2025

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pendropan Aparat TNI dan Brimob Bersenjata Lengkap, Ada Apa di Distrik Ibele?

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Resmikan Sejumlah Fasilitas Publik, Didimus-Esau Wujudkan Pemerataan Pembangunan di Yahukimo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Alumni Mahasiswa Irian Jaya Sulut Gelar Reuni  Akbar di Wamena

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bupati Didimus Yahuli Resmikan Pelabuhan Lokbon Dekai

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Connect with us

Nokenwene.com merupakan media publikasi bagi Jurnalisme Warga Noken yang digagas para sahabat jurnalis dan aktivis di Wamena, Papua

© 2017-2022 Nokenwene.com. All rights reserved.

No Result
View All Result
  • Polhukam
  • Pendidikan dan Kesehatan
  • Ekonomi
  • Seni dan Budaya
  • Perempuan dan Anak
  • Opini
  • Lainnya
    • Lingkungan
    • Pengungsi Nduga
    • Perjalanan
    • Jurnalis Cilik
    • Kopi Wamena
    • Sastra

© 2022 Nokenwene

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist