JAYAPURA, nokenwene.com – Komunitas Papuan Voices, salah satu komunitas yang berperan pada dokumenter film-film Papua mengadakan Festifal Film Papua (FFP) kedua, yang berlangsung pada tanggal (7 – 9/08/2018) di Aula museum expo waena.
Harun Rumbrar, selaku ketua panitia Festifal Film Papua II saat bertemu nokenwene.com di aula museum expo Waena hari Senin (06/08/2018) pukul 18:10 WP mengatakan, bahwa komunitas Papuan Voices adalah komunitas film yang bergerak dalam film-film dokumenter pendek yang mana film-film ini lebih kepada video-video advokasi. Komunitas ini mendorong semua generasi muda Papua untuk membuat film dokumenter advokasi.
“ Film-film ini terkait dengan isu kesehatan, pendidikan, sosial, budaya, dan masyarakat adat. Sebagian besar film yang akan diputar dalam Festival Film ini juga merupakan film-filmfyang diikutsertakan dalam kompetisi film yang kami adakan. Dalam kompetisi film panitia mendapatkan sebanyak 19 film, dari 19 film telah dipilih 10 film terbaik oleh para juri”, kata Rumbrar.
“Dilihat dari jumlah film yang ikut dalam kompetisi tahun ini sebenarnya kurang, karena Festival Film Papua tahun lalu panitia menerima 26 film. Persiapan dilakukan oleh Papuan Voices mulai dari bulan Desember 2017 dan bulan Januari mulai start dan bulan Februari bentuk panitia festifal film Papua dua lalu mulai dijalankan sampai sekarang ini”, ungkapnya.
Rumbarar menambahkan bahwa Festival Film Papua dua ini dilakukan sekalian dengan agenda konferensi Papuan Voices, dari hasil konferensi ini akan membuat jaringan ke wilayah-wilayah yang ada komunitas papuan voices supaya di bidang film dokumenter advokasi ini bisa dikembangkan.
Sementara itu, sekretaris panitia festival Bernard Koten mengatakan, Papuan Voices mengangkat tema Masyarakat adat di tengah arus moderenisasi. Tema tahun ini hampir sama dengan tahun yang lalu, karena tahun lalu papuan voices mengangkat tema yaitu Manusia dan alam papua.
“Tahun ini kami merefleksikan bahwa ada nilai-nilai masyarakat adat sendiri dalam hal ini orang asli sendiri yang harus berhadapan dengan arus yang masuk dari luar entah itu arus yang baik dan arus yang buruk. Karena itu kami mencoba mengemas isu ini dengan mengajak generasi-generasi muda dalam hal ini orang-orang yang tinggal di Papua agar peduli terhadap soal kesehatan, pendidikan, sosial, budaya, dan masyarakat “ Kata koten
“Harapan kami orang-orang yang datang nonton film di sini bisa menggali manfaat dan makna lewat film yang diputar di sini sehingga generasi muda Papua bisa menjaga dan melestarikan alam-alam papua,dan budaya-budaya Papua”, bebernya.
Pewarta: Ruland Kabak
Discussion about this post