
Tiga orang tim kesehatan Provinsi Papua untuk Samenage terpaksa kembali ke Wamena karena persediaan obat di Puskesmas Samenage habis. Hal ini diungkapkan oleh ketiganya ketika dijumpai nokenwene.com di Wamena Senin (11/06/2018).
“Kami sudah sebulan lebih di Samenage dan melayani masyarakat yang ada di sana. Namun kami akhirnya harus pulang karena persediaan obat di puskesmas Samenage telah habis.” Ungkap salah satu anggota tim kesehatan untuk daerah terisolasi yang tak ingin namanya ditulis.
Menurut ketiganya, masyarakat di Samenage paling sering menderita Infeksi Saluran Pernafasan, Badan pegal-pegal, dan gatal-gatal/penyakit kulit. Sementara itu anak-anak di sana banyak yang perutnya buncit, diduga cacingan serta gizi kurang.
“Namun justeru obat-obatan untuk penyakit tersebut yang habis di Samenage. Kami pun telah menyurati kepala Puskesmas Samenage yang ada di Dekai terkait ketersediaan obat-obatan tersebut. Namun hingga kami pulang tidak ada balasan yang kami terima”, Jelasnya.
“Obat-obat yang sangat dibutuhkan di Samenage terutama Ambroxol, Glyceryl Guaiacolate, Cloramphenicol, Vitamin A, obat-obat cacing. Bahkan saat ini, kasa dan plester pun habis termasuk larutan NaCl tidak ada. Demikian pun dengan alat suntik. Selain itu, kami mestinya ada imunisasi bagi anak-anak sehingga daya tahan tubuh anak-anak bisa kuat”, tambah seorang perawat lainnya.

Ketiganya menceritakan bahwa selama mereka di Samenage, tidak ada satu pun petugas kesehatan dari puskesmas Samenage yang datang melayani di Samenage.
“Kami ini kan hanya diperbantukan dengan batas waktu tertentu. Yang utama dalam pelayanan di Samenage adalah petugas kesehatan yang ditempatkan di Puskesmas setempat. Akan tetapi selama kami di sana, tidak pernah ada petugas dari Puskesmas yang datang melayani masyarakat setempat”, tambah salah seorang lain.
Hal ini dibenarkan oleh Thomas Hugi, seorang warga Samenage yang ditemui di Wamena.
“Selama tahun ini, hanya satu kali petugas dari Puskesmas Samenage pergi melayani di Samenage. Mereka ke Samenage pada bulan Februari lalu namun mereka hanya melayani di sana selama kurang dari seminggu”, ungkap Thomas.
Thomas menjelaskan bahwa masyarakat di Sembilan Kampung di Distrik Samenage sangat membutuhkan pelayanan kesehatan yang bekerja secara rutin melayani masyarakat.
“Ada sembilan kampung di Samenage yang sangat membutuhkan pelayanan kesehatan. Namun selama ini sangat jarang ada petugas yang melayani di Samenage kecuali sesekali tim dari Yayasan Teratai Hati Papua (YTHP) datang memberikan layanan kesehatan bersama Pastor John Djonga”, jelas Thomas.
“Kami berharap agar petugas kesehatan yang ditempatkan di Puskesmas Samenage bisa segera aktif melayani masyarakat. Jangan tunggu ada kejadian luar biasa baru turun ke lapangan tetapi mulai dengan upaya pencegahan seperti promosi kesehatan dan melakukan imunisasi kepada masyarakat agar masyarakat tidak mudah terkena sakit”, harap Thomas.
Tim kesehatan untuk daerah terisolasi merupakan tenaga kesehatan yang dikirim oleh pemerintah Provinsi Papua untuk meningkatkan pelayanan di daerah-daerah terpencil dalam lingkup Provinsi Papua. Samenage menjadi salah satu distrik di antara distrik lainnya yang dilayani oleh tim ini selama beberapa bulan.
Discussion about this post