Rabu, Februari 1, 2023
NokenWene
No Result
View All Result
  • Polhukam
  • Pendidikan dan Kesehatan
  • Ekonomi
  • Seni dan Budaya
  • Perempuan dan Anak
  • Opini
  • Lainnya
    • Lingkungan
    • Pengungsi Nduga
    • Perjalanan
    • Jurnalis Cilik
    • Kopi Wamena
    • Sastra
  • Polhukam
  • Pendidikan dan Kesehatan
  • Ekonomi
  • Seni dan Budaya
  • Perempuan dan Anak
  • Opini
  • Lainnya
    • Lingkungan
    • Pengungsi Nduga
    • Perjalanan
    • Jurnalis Cilik
    • Kopi Wamena
    • Sastra
No Result
View All Result
NokenWene
No Result
View All Result
Home Kopi Wamena

Wasior

in Kopi Wamena
Reading Time: 4 mins read
0
Wasior

Peringatan 17 Tahu Wasior Berdarah (Foto: Istimewa)

Share on WAShare on FB

 

Peringatan 17 Tahu Wasior Berdarah (Foto: Istimewa)

Tahun ini, genap 17 tahun tragedi Wasior Berdarah. Pada 13 Juni 2001 tersebut, kita mengenangkan tragedi kemanusiaan yang kesekian kalinya terjadi di Papua. Empat orang masyarakat sipil dibunuh, Lima orang hilang, satu orang diperkosa dan Tiga Puluh Sembilan orang lainnya disiksa dalam tragedi tersebut.

 

RelatedPosts

Petani Muda Dengan Cita-cita Usaha Kedai Kopi Keliling di Wamena

Pahlawan

ASN

17 Tahun tragedi kemanusiaan tanpa kepastian hukum adalah suatu tragedi baru. Bukan hanya Wasior, ada tragedi kemanusiaan lainnya yang terus berulang tahun. Di Indonesia sendiri ada berbagai peristiwa pelanggaran HAM yang juga terus berulang tahun namun belum ada kepastian hukum dan keadilan bagi korban pelanggaran HAM.

 

Sudah ratusan kali para korban dan keluarga korban pelanggaran HAM serta aktivis melakukan aksi Kamisan di depan Istana Presiden, namun belum ada jawaban Negara atas tuntutan keadilan bagi para korban pelanggaran HAM. Sementara pelanggaran HAM terus saja terjadi. Papua menjadi wilayah yang masih sering jatuh korban pelanggaran HAM.

 

Terkait pelanggaran HAM di Papua, presiden ganti presiden pun tak ada yang mampu menyelesaikan satu pun kasus pelanggaran HAM yang terjadi. Bahkan baru beberapa bulan  Jokowi dilantik menjadi presiden Indonesia, pada 8 Desember 2014 empat pelajar di Enarotali-Paniai Papua kembali menjadi korban pelanggaran HAM.

 

Pada perayaan natal 2014 di stadion Mandala, Jokowi berjanji menuntaskan pelanggaran HAM di Papua khususnya pelanggaran HAM besar termasuk peristiwa Enarotali. Melalui Menkopolhukam saat itu, Luhut Binsar Panjaitan, negara membentuk sebuah tim untuk penyelesaian pelanggaran HAM di Papua. Dari sekian banyak kasus pelanggaran HAM di Papua, beberapa kasus pelanggaran HAM besar didaftar untuk diselesaikan. Dalamnya ada kasus Wasior Berdarah, Wamena Berdarah, dan Enarotali (Paniai Berdarah).

 

Dibentuk pada tahun 2016, tim terpadu penyelesaian pelanggaran HAM tersebut redup setelah kurang lebih setahun berjalan. Kini dengung penyelesaian pelanggaran HAM di Papua pun tak terdengar lagi. Hingga di ujung masa kepemimpinan Jokowi sebagai presiden Indonesia, kasus pelanggaran HAM yang disebutkan tak kunjung dituntaskan. Padahal, penyelesaian kasus pelanggaran HAM adalah salah satu janji Jokowi sendiri.

 

17 tahun kasus Wasior menjadi catatan penting untuk direfleksikan. Ini hanya satu dari sekian banyak kasus yang bisa disebut. Sebagai sebuah Negara yang telah meratifikasi sekian banyak kovenan HAM PBB, pembiaran atas kasus pelanggaran HAM yang telah terjadi adalah satu masalah sendiri.

 

Apakah Negara ini masih memiliki komitmen untuk menyelesaikan pelanggaran HAM? Kita bisa dengan mudah menemukan dokumen-dokumen tentang komitmen Negara terhadap perlindungan HAM. Namun agaknya masih sulit bagi kita untuk melihat adanya aksi serius dari Negara ini untuk menyelesaikan pelanggaran HAM masa lalu. Namun kita masih akan terus mendengar janji kampanye para calon presiden untuk menyelesaikan pelanggaran HAM masa lalu. Selain membohongi publik, janji-janji penyelesaian pelanggaran HAM tanpa ada proses hukum yang memberikan keadilan bagi para korban berarti kembali melukai para korban dan keluarganya.

 

Di Papua, lebih menyakitkan lagi ketika Negara malah memberikan kenaikan jabatan bagi mereka yang diduga bahkan telah dihukum karena menjadi pelaku pembunuhan bagi masyarakat Papua.

 

Telah 17 tahun kasus pelanggaran HAM Berat Wasior terjadi. Hingga kini, belum ada kejelasan penyelesaiannya. Namun, penyelesaian kasus-kasus pelanggaran HAM seperti kasus Wasior itu seringkali menjadi janji kampanye serta bahan lobi internasional tentang komitmen Indonesia atas penghargaan HAM. Sampai kapan para korban pelanggaran HAM menanti komitmen itu? Tak ada garansi untuk itu selama Negara ini masih terus mengglorifikasi para pelaku pelanggaran HAM sebagai pahlawan atau dengan berbagai promosi jabatan.

Tags: Kopi WamenaPelanggaran HAMWasior Berdarah
SendShareTweet
Previous Post

Ancaman Tambang Emas Liar Danowage

Next Post

Masyarakat Fasilitasi Pembangunan PAUD di Kampung Menagaima

BeritaTerkait

Petani Muda Dengan Cita-cita Usaha Kedai Kopi Keliling di Wamena

Petani Muda Dengan Cita-cita Usaha Kedai Kopi Keliling di Wamena

by Redaksi Nokenwene
17 Januari 2023
0

Wamena, nokenwene.com – Usai mendapatkan bantuan alat peracik kopi elektrick dari pemerintah Kabupaten Jayawijaya, Januarius Lanny,  yang adalah petani kopi...

GAUNGKAN SEMANGAT GERAKAN TANAM KOPI (GERTAK)

by Redaksi Nokenwene
7 September 2021
0

Oleh: Soni Lani* Agar selaras dengan Sistem Pertanian Nasional, pemerintah menganjurkan pentingnya menerapkan sistem pertanian Lokal atau sistem pertanian tradisional....

Aktivis HAM Pertanyakan Kehadiran Leadham Internasional di Papua

Korban Kekerasan Aparat di Papua Dianggap Gampang Ditawar Kompensasi

by Redaksi Nokenwene
30 Juli 2021
0

Oleh: Theo Hesegem*   Pertama, Tindakan kekerasan 2 anggota TNI AU di Mereuke menampar wajah NKRI. Tindakan anggota PM Polisi...

Pahlawan

Pahlawan

by Redaksi Nokenwene
9 September 2018
0

  Para peraih medali Asean Games dipandang sebagai pahlawan bangsa yang mengharumkan nama bangsa Indonesia atas prestasi luar biasanya. Perjuangan...

Pilkada

Pilkada

by Redaksi Nokenwene
25 Juni 2018
0

Pilkada Beberapa hari lagi, pilkada serentak akan dilangsungkan di seluruh Indonesia. Total ada 171 daerah yang akan melangsungkan Pilkada tahun...

Rojit

Rojit

by Redaksi Nokenwene
28 Mei 2018
0

Robert Jitmau atau Rojit (Istimewa) Genap dua tahun sudah Robert Jitmau atau Rojit, sang pejuang pasar Mama-Mama Papua itu meninggal...

Next Post

Masyarakat Fasilitasi Pembangunan PAUD di Kampung Menagaima

Obat Habis, Tim Kesehatan Untuk Daerah Terisolasi Kembali ke Kota

Obat Habis, Tim Kesehatan Untuk Daerah Terisolasi Kembali ke Kota

Kelasis Kota Jayapura Menggelar KKR Yang Ke Tiga Belas

Kelasis Kota Jayapura Menggelar KKR Yang Ke Tiga Belas

Plastik

Plastik

Goyang Patola dan Ancaman Terhadap Budaya Papua

Goyang Patola dan Ancaman Terhadap Budaya Papua

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Nokenwene.com merupakan media publikasi bagi Jurnalisme Warga Noken yang digagas para sahabat jurnalis dan aktivis di Wamena, Papua

© 2017-2022 Nokenwene.com. All rights reserved.

No Result
View All Result
  • Polhukam
  • Pendidikan dan Kesehatan
  • Ekonomi
  • Seni dan Budaya
  • Perempuan dan Anak
  • Opini
  • Lainnya
    • Lingkungan
    • Pengungsi Nduga
    • Perjalanan
    • Jurnalis Cilik
    • Kopi Wamena
    • Sastra

© 2022 Nokenwene

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist