
Wamena, nokenwene.com — Bupati Kabupaten Jayawijaya, Jhon R. Banua, mangaku dirinya selaku Kepalah Daerah, siap mendorong anak muda Jayawijaya yang benar – benar mau berfikir dan berusaha di dunia usaha. Tidak harus menjadi Pegawai Negeri Sipil (PNS) setelah menyelesaikan studinya.
“Saya (Bupati) Wakil Bupati Jayawijaya, Kami berdua punya tugas untuk mendorong adik – adik yang penting itu benar – benar usaha. Saya setuju dan tidak akan kami pilih kasi atau tidak akan melihat satu sisi apapun”, kata Bupati Jayawijaya.
Hal itu, disampaikan Bupati Jayawijaya, Jhon Richard Banua, kepada pendemo yang di Motori Perhimpunan mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Jayawijaya, Senin (13/7/2010), di halaman Kantor Otonom (Wenehule Huby).
” Saya berharap bahwa, kita tidak semua berfikir untuk ASN, tapi kita selesai (pendidikan) bagaimana caranya berfikir untuk produk apa atau bisnis apa yang harus kita lakukan. Mari, tolong sampaikan kepada kita, saya dengan wakil Bupati, kami dorong”, ujarnya.
Sementara itu, Hernimu Asso, yang bertindak mewakili intelektual Jayawijaya, dalam orasinya menuntut Pemerintah Jayawijaya untuk segerah mengembalikan Roh Jayawijaya yang hilang di pada pemerintahan sekarang, yang pernah hidup di beberapa masa belakangan .
Yang di maksudkan Roh Jayawijaya yang menjadi Tuntutan utama pendemo (PMKRI) kepada Pemerintah Kabupaten Jayawijaya melalui tulisan pada spanduk ” pemerintah Jayawijaya segera kembalikan roh Jayawijaya yang dulu” dan melalui orasi – orasi yang di sampaikan dari beberapa perwakilan termasuk dari mahasiswa, pemuda, intelektual dan perwakilan orang tua serta senior PMKRI.
” Menjelang dua tahun Pemerintahan di bawa Kepemimpinan Jhon R. Banua dan Marthin Jogobi, roh Jayawijaya suda mati. Artinya, dari sisi musik, sepak bola , tinju dan olahraga lainnya yang dulu sangat luar biasa sampai nama Jayawijaya naik itu sekarang ada dimana. Mati semua ini ?”, Ucap Hernimus Asso saat orasi yang di jelaskan Yosep Lokobal.
Pewarta: Onoy Lokobal / Jurnalis Warga Noken