Nokenwene.com – Linus Hiluka, mantan tahanan politik yang dibebaskan Presiden Jokowi pada tahun 2015 lalu menyerukan agar mahasiswa Papua di berbagai kota studi di luar Papua agar segera kembali ke Papua.
Linus Hiluka menilai, tindakan rasisme yang dilakukan aparat negara dan ormas reaksioner di Surabaya dan Malang baru-baru ini tidak bisa diterima lagi.
Menurutnya tindakan persekusi dan Rasisme ini bukanlah kejadian pertama. Tindakan rasisme dan persekusi terhadap orang Papua sudah berlangsung lama bahkan sejak tahun 1961.
“Presiden pertama RI, Soekarno pada tahun 1961 menyerukan pembubaran Negara Boneka bentukan Belanda. Ini rasisme dan kami orang Papua bukan boneka. Pernyataan Soekarno itu adalah awal berbagai Rasisme terhadap orang Papua”, jelas Linus Hiluka dalam diskusi Rumah Bina Baku Peduli di Wamena Sabtu 24 Agustus 2019.
Linus menyerukan agar mahasiswa Papua kembali ke Papua karena rasisme menunjukkan bahwa negara dan rakyat Indonesia tidak ingin hidup dengan bangsa Papua.
“Rasisme itu tanda bahwa negara Indonesia ini tidak menginginkan rakyat Papua tetapi hanya kekayaan alamnya. Kalau mahasiswa Papua pulang pun dana yang selama ini keluar Papua untuk biaya kuliah dan hidup mahasiswa bisa berputar di Papua” tambah Linus
Sementara itu, Dolia Ubruangge mengungkapkan tindakan rasisme adalah hal yang tampak dari persoalan yang lebih besar yaitu penjajahan.
“Rasisme, diskriminasi dan persekusi terhadap rakyat Papua bukanlah hal baru. Ini adalah persoalan yang berakar dalam sejarah okupasi pangsa Papua oleh negara Indonesia. Rasisme adalah hal yang tampak, tetapi persoalan di balik itu adalah penjajahan”, jelas Dolia.