Wamena, nokenwene.com – Bantuan bencana banjir berupa 2 ton beras dan pakaian layak pakai serta alat tulis sekolah disalurkan oleh mahasiswa Papua yang tergabung dalam solidaritas mahasiswa Papua Peduli Bencana Banjir Wamena. Kali ini bantuan datang dari mahasiswa Papua di kota Studi Merauke.
Bantuan yang dikumpulkan melalui aksi solidaritas di kota Studi Merauke Papua Selatan beberapa waktu lalu tersebut, baru bisa tersalurkan karena terkendala biaya transport untuk pengiriman dari merauke ke Wamena dan biaya distribusi bantuan.
“Setelah kami kumpulkan donasi kami ke sini dan upayakan berbagai macam cara namun kami tidak dibantu dari pihak pemerintah Papua Selatan dalam hal transportasi dan setelah koordinasi lanjutan disini kami baru bisa salurkan bantuan tersebut” Kata Yoram Oagay, Jubir Solidaritas Mahasiswa saat bertandan ke RRI, senin (30/06/2025).
Dikatakan, Selanjutnya ia membangun koordinasi dengan Pemda Jayawijaya dan telah didukung dalam bentuk dana untuk proses pendistribusian kepada masyarakat terdampak banjir. “Dalam hal ini bapak Wakil Bupati Ronny Elopere telah membantu kami uang sebesar 10 juta guna kelancaran pendistribusian bantuan” Katanya
Oagay mengatakan, bantuan yang dikumpulkan mahasiswa Merauke sebanyak 2 ton lebih beras dan pakaian layak pakai serta beberapa jenis bantuan lainnya. Selanjutnya bantuan tersebut disalurkan kepada penerima manfaat di 11 Distrik terdampak bencana banjir di Wamena.
“11 Distrik itu yang kami salurkan, yang kami salurkan itu satu ton 20 sak. Data yang kami ambil itu dampak hujan juga dirasakan masyarakat yang di gunung juga karena kami melihat musibah ini tidak terdampak di lembah saja tapi di gunung juga karena curah hujan tidak bisa panen, jadi kami bantu masyarakat yang di lereng gunung juga” ujarnya.
Lebih lanjuta ia mengatakan, meski saat ini banjir sudah surut dan masyarakat sudah tak mengungsi lagi, namun untuk proses pemulihan, masyarakat masih membutuhkan sentuhan pemerintah, terutama upaya untuk kembali membuka lahan perkebunan yang saat ini masif dilakukan masyarakat.
“Sekarang ini masyarakat lagi penanaman ulang, bikin kebun, membuat rumah jadi ini prosesnya panjang, jadi kita tidak hanya kasih beras tapi kami minta pemerintah Provinsi dan Kabupaten juga bisa terus beri bantuan ke masyarakat biar proses pemulihan ini bisa dilalui” kata Yoram Oagay yang juga ketua Universitas Negeri Musamus Merauke.
Selain itu, ia mengatakan, dengan adanya musibah banjir terbesar dan terlama yang terjadi di Jayawijaya, hendaknya pemerintah mulai berpikir untuk upaya mitigasi jangka panjang, dalam hal ini pemerintah bisa membuat terobosan dalam menjaga lingkungan termasuk menjaga hutan tetap lestari dan tidak membuang sampah di sembarang tempat.
“Kami mohon kepada pemerintah harus melarang keras penebangan pohon ilegal dan juga musibah banjir yang masuk di kota ini karena pengaruh dari pengambilan pasir di kali uwe karena ini sangat riskan sekali dan juga kami lihat situasi di Wamena ini pembuangan sampah terlalu sembarang jadi pemerintah bisa atur ini” Harapnya. (*)
Pewarta: Jurnalis Warga Noken Wamena*