Wamena, nokenwene.com – Harga beras Bulog yang sebelumnya Rp 20 ribu per kg kini melonjak menjadi Rp 30 ribu per kg, membuat Komisi B DPRD Jayawijaya angkat bicara, pasalnya kenaikan itu terjadi saat masyarakat sedang dilanda musiba banjir.
Ketua Komisi B DPRD Jayawijaya Yosep Lokobal, SE,. saat jumpa pers di kantor DPRD, kamis (08/05/2025), mengatakan, dari hasil kunjungan kerja (kunker) DPR ke beberapa tempat termasuk pemantauan harga pasar, ditemukan bahwa harga beras melonjak drastis.
“Di dalam pasar itu kami temukan harga beras yang sebelumnya 20 ribu sekarang melonjak satu kilogram itu sudah tiga puluh ribu, dengan demikian kami komisi B merasa penting bahwa pemerintah Jayawijaya terutama Perindagkop harus bisa control” katanya.
Apalagi saat ini sebagian besar masyarakat ekonomi lemah di daerah ini sedang dilanda musibah banjir dan kondisi ekonomi keluarga tidak sedang baik-baik karena hampir sebagian besar lahan perkebunan maupun perumahan warga terendam banjir.
“Bantuan dari pemerintah ada tapi itu digunakan masyarakat untuk satu dua tiga hari saja, selanjutnya pasti harus beli tapi beras yang harganya 20 ribu itu sekarang sudah 30 ribu. Bukan beras saja tapi harga-harga barang lain juga naik drastis” kata Yosep Lokobal Anggota DPRD dari PDIP itu.
Kabupaten Jayawijaya saat ini sedang dilanda musiba banjir luapan sungai baliem akibat musim hujan ekstrim selama beberapa bulan, Pemerintah telah menetapkan status darurat banjir sejak 26 april 2025. Data tim tanggap darurat menyebutkan sebanyak 16.785 KK terdampak banjir.
“Kami terimakasih untuk pemerintah sudah salurkan bantuan banjir tapi itu untuk beberapa saat selebihnya masyarakat harus beli tapi harga – harga tidak terkontrol ini, jadi kami berharap bahwa dinas Perindagkop untuk control ini kenapa sampai harga beras seperti ini, kenapa bisa naik bersamaan dengan musibah, inikan ada pihak pengusaha yang main atau seperti apa kami tidak tahu tapi mohon di cek” kata Yosep Lokobal.
Sementara itu, Tadius Mabel, anggota komisi B lainnya mengatakan, Pemda Jayawijaya perlu menyurat ke Badan Pangan Nasional agar pihak Bulog Wamena bisa menyediakan beras dengan harga standar pada beberapa kios yang di tunjuk di Wamena, sebab sejak februari lalu Bulog sudah tidak menyediakan beras tersebut, sehingga harga di Wamena melonjak.
“Makanya beras naik sampai 30 ribu satu kilo karena beras bulognya belum keluar, untuk itu bisa keluar pemda harus menyurat ke Badan Pangan Nasional dan surat itu segera supaya dia bisa tekan harga pasar, karena dengan beras bulog itu harganya di bawah pedagang di kios bisa jual kemarin 20 ribu itu” ujarnya.
Selain itu ia juga meminta agar Pemda Jayawijaya mesti punya cadangan beras untuk bisa digunakan saat kondisi darurat seperti banjir saat ini. “Supaya saat bencana tidak raba-raba mau ambil dimana tapi memang ada cadangan” kata Mabel.(*)
Pewarta: Jurnalis Warga Noken Wamena*