Wamena, nokenwene.com – Akibat hujan yang terus mengguyur kota Wamena dan sekitar sejak beberapa bulan lalu, ancaman banjir akibat luapan sungai baliem mulai menyasar perkebunan dan perumahan warga di sekitar bantaran sungai baliem.
“Pemerintah respon cepat banjir di kota, bagaimana dengan kami di kampung?” ini adalah pertanyaan yang ungkapkan Manuel Wamu, seorang warga di Kampung Helaluwa, Distrik Asolokobal ketika dijumpai Noken Wene di sekitar kediamannya Kampung Helaluwa, selasa (22/04/2025) sore.
Manuel bilang, warga di sekitar kampungnya mengalami musiba banjir sejak beberapa bulan lalu dan bulan april ini adalh banjir yang ke 4 kali menimpa perkebunan maupun perumahan warga. Tak hanya itu, untuk melakukan aktifitas di luar rumah terpaksa harus menggunakan perahu karena sebagian besar jalan tergenang luapan sungai baliem.
“Kebun lokasinya sekitar 3 hektar kebun ubi jalar dan berbagai sayur mayur lainnya, kita sudah lalui banjir ini sudah 3 kali dan ini yang ke 4 kali. Rumah-rumah warga semua juga ditutup habis, jadi tujuan mau kemana-mana kita pakai perahu” Kata Manu yang ditemui usai antar beberapa ibu menggunakan perahu.
Menurutnya, beberapa kali masyarakat di wilayah itu alami musibah banjir, namun tidak ada perhatian pemerintah. “Sudah dua tiga kali yang lalui itu pemerintah tanggapan sama sekali tidak ada ini ke 4 baru saya bicara. Kemarin waktu banjir di Kota pemerintah tanggapan cepat sekali turun di lokasi tapi kita yang kampung-kampung ini tanggapan tidak ada sama sekali” ujar Manu Wamu.
Yuspina Wuka, warga lainnya di kampung Helaluwa juga mengakui, kebun ubi jalar dan beberapa jenis sayur yang ditanami kembali tergenang banjir akibat luapan sungai baliem. Ia mengakui musba ini merupakan yang kedua setelah sebelumnya pada bulan maret lalu kebun sayurnya tergenang air.
“Sekarang sudah tutup semua kita mau masuk ambil daun-daun begini kebun sudah jadi danau, saya tanam daun bawang, kemangi dan semua sayur lainnya itu semua banjir sudah tutup” Kata Yuspina Wuka.
Selain di Kampung Helaluwa Distrik Asolokobal, warga di sejumlah distrik dan kampung lain yang berada di sekitar bantaran sungai baliem juga mengalami musibah yang sama. Selain kebunnya gagal panen, tapi juga sebagian warga terpaksa mengungsi karena rumahnya tergenang air.
“11 kepala keluarga terpaksa mengungsi dan sekitar 21 keluarga (KK) terancam mengungsi lagi karena rumahnya tergenang air akibat banjir” kata Onoy Lokobal Warga di Distrik Maima, Kampung Menagaima. (*)
Pewarta: Jurnalis Warga Noken Wamena*