Oleh: Penulis: Yonas Marian, ST*
Wamena,nokenwene.com – Menelisik Kasus di Walesi yang menghambat pembangunan kantor gubernur tidak kunjung selesai karena Sifat kepemilikan tanah di Jayawijaya yang bersifat Komunal atau kelompok dan strategi pemerintahan tentang rencana pergeseran kota dan kabupaten di Jayawijayav
Kota Wamena yang terletak di Lembah Baliem, Kabupaten Jayawijaya, Papua Pegunungan, menghadapi tantangan unik dalam pengelolaan tata ruang kota. Dengan luas wilayah sekitar 249,31 km² dan populasi yang terus bertambah, efisiensi penggunaan lahan menjadi prioritas utama untuk mendukung pembangunan berkelanjutan tanpa merusak keindahan alam dan ekosistem lokal.
Solusi: Bangunan Bertingkat
Pembangunan gedung bertingkat dapat menjadi solusi strategis untuk mengatasi keterbatasan lahan di Wamena. Dengan memusatkan fungsi hunian, perkantoran, dan fasilitas umum dalam satu struktur vertikal, kota ini dapat:
- Menghemat Lahan : Mengurangi kebutuhan akan ekspansi horizontal yang dapat mengancam lahan hijau, area pertanian dan pusat pangan Papua Pegunungan
- Meningkatkan Aksesibilitas : Memusatkan fasilitas di satu lokasi memudahkan mobilitas masyarakat.
- Mendukung Keberlanjutan : Dengan desain ramah lingkungan, bangunan bertingkat dapat mengintegrasikan teknologi hijau seperti panel surya dan taman vertikal.
Tantangan dan Peluang
Sebagai pusat aktivitas di Jayawijaya, Wamena memiliki potensi besar untuk menjadi model tata kota berkelanjutan. Namun, tantangan seperti infrastruktur yang terbatas dan kebutuhan akan pelatihan tenaga kerja lokal harus diatasi melalui kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan investor.
Dengan perencanaan yang matang, Wamena dapat menjadi contoh kota yang memadukan modernitas dengan kearifan lokal, menciptakan lingkungan yang nyaman dan berkelanjutan bagi warganya. Sebuah langkah maju untuk masa depan Papua yang lebih cerah.
Efisiensi Lahan Perkotaan
Dalam menghadapi pertumbuhan penduduk yang semakin pesat, kota-kota besar di seluruh dunia dihadapkan pada tantangan besar: bagaimana menyediakan ruang yang cukup untuk tempat tinggal, fasilitas umum, dan infrastruktur, tanpa merusak ekosistem atau mengorbankan lahan hijau yang berharga. Solusi yang mulai menjadi tren di berbagai kota adalah memanfaatkan lahan dengan membangun gedung-gedung bertingkat yang terencana secara strategis.
Bangunan bertingkat tidak hanya memungkinkan penghematan lahan, tetapi juga membuka peluang untuk menciptakan tata kota yang lebih efisien. Dengan mengintegrasikan fungsi multifungsi ke dalam satu gedung, seperti perkantoran, hunian, dan pusat perbelanjaan, ruang tanah dapat digunakan lebih optimal. Hal ini tidak hanya mengurangi kebutuhan akan perluasan wilayah kota tetapi juga membantu mengurangi polusi karena mobilitas penduduk dapat dipusatkan dalam satu area.
Beberapa kota, seperti Singapura, sudah menjadi contoh sukses dalam memanfaatkan tata letak5 vertikal. Dengan konsep “garden city” yang mengintegrasikan vegetasi ke dalam bangunan, kota ini berhasil menciptakan lingkungan yang ramah lingkungan sekaligus efisien dalam penggunaan lahan. Gedung-gedung pencakar langit di sana dirancang tidak hanya untuk keperluan komersial tetapi juga untuk menciptakan ruang hijau vertikal yang menyejukkan.
Namun, keberhasilan strategi ini membutuhkan perencanaan matang. Pemerintah, perancang kota, dan pengembang properti harus berkolaborasi untuk memastikan bahwa bangunan vertikal tidak hanya fungsional tetapi juga nyaman bagi masyarakat yang menggunakannya. Selain itu, penggunaan bahan bangunan yang berkelanjutan dan teknologi hijau perlu menjadi prioritas, sehingga dampak negatif terhadap lingkungan bisa diminimalisir.
Dengan inovasi dan komitmen terhadap pengelolaan lahan yang lebih bijak, pembangunan gedung bertingkat bukan hanya sebuah solusi, tetapi juga langkah menuju masa depan kota yang lebih cerdas, ramah lingkungan, dan berkelanjutan. Sebuah visi di mana keseimbangan antara kebutuhan manusia dan alam dapat tercapai.(*)
*Penulis adalah Ketua Maritim Muda Nusantara Provinsi Papua Pegunungan.