Oleh: Frengky Alua,S.Kom*
Wamena, nokenwene.com – Merujuk potensi alam di Wamena, Kabupaten Jayawijaya provinsi Papua pegunungan yang begitu melimpa, namun tak terkelolah dengan baik, di sisi lain potensi SDM anak mua Jayawijaya tak tersalurkan dengan baik di atas potensi alam yang melimpah tersebut. Sejumlah pemuda di Distrik Kurulu Kabupaten Jayawijaya berinisiatif mendirikan sekolah alam Opalima di wilayah itu.
Inisiatif ini hadir sebagai jawaban atas tantangan yang dihadapi para pemuda Papua di Wamena yang sering kehilangan arah setelah menyelesaikan pendidikan dan belum memiliki wadah produktif untuk mengembangkan potensi mereka.
Berawal dari mimpi yang liar tersebut, selanjutnya mengorganisir dan membentuk sebuah kelompok tani. (Poktan Opalima Mandiri.) Dari bulan November tahun 2022. Kelompok ini selanjutnya menjadi wadah diskusi yang kemudian berkembang menjadi sekolah alam Opalima.
Melihat banyak pemuda yang menghabiskan waktu tanpa aktivitas yang bermanfaat. Kehadiran Sekolah Alternatif ini bertujuan untuk mengorganisir mereka dan masyarakat agar mampu hidup mandiri, tidak bergantung pada orang tua atau bantuan pemerintah.
Sekolah ini mengusung visi besar untuk memberdayakan pemuda melalui sektor pertanian, perkebunan, perikanan, dan peternakan, dengan semangat pemuda milenial, inisiatif ini berfokus pada pengembangan potensi sumber daya alam yang melimpah di Kabupaten Jayawijaya.
Mengembalikan Tradisi dan Kemandirian Lokal
Perubahan pola hidup dan pola makan masyarakat Papua saat ini menjadi perhatian serius. Ketergantungan pada bantuan pemerintah, seperti dana desa dan sembako dan bansos lainnya, telah menyebabkan penurunan kebiasaan tradisional dalam memanfaatkan hasil alam. Padahal, sumber daya alam kita memiliki nilai jual yang besar dan mampu mencukupi kebutuhan masyarakat jika dikelola dengan baik.
Sekolah Alternatif Opalima juga berperan mengurangi aktivitas negatif yang sering dilakukan pemuda, dengan memberi mereka ruang untuk belajar, magang, dan berkontribusi dalam bidang-bidang yang sesuai dengan minat dan keahlian masing-masing.
Sekolah alam tidak hanya mendidik, tetapi juga menjadi pusat inovasi bagi para pemuda untuk bekerja sama membangun kesadaran masyarakat. Dengan dukungan program ini, pemuda dapat mengubah potensi yang mereka miliki menjadi kegiatan produktif yang berdampak langsung pada kesejahteraan masyarakat lokal.
Ajakan untuk Berkolaborasi Kami sangat berharap dukungan dari masyarakat, pemerintah, dan berbagai pihak lainnya, baik berupa doa, perhatian, maupun bantuan konkret, agar inisiatif ini dapat berjalan dengan lancar.
Walau masih banyak yang harus dibenahi dari sistem pembelajaran serta sarana prasarana yang belum memadai, dengan tekad yang kuat perlahan pasti bisa. Melalui Sekolah Alternatif Opalima dan Kelompok Tani Opalima, perubahan besar bagi masa depan pemuda Jayawijaya dan masyarakat setempat mulai terwujud. Kini, semangat baru telah hadir untuk menciptakan kemandirian dan keberlanjutan hidup melalui pemberdayaan sektor-sektor lokal yang berpotensi besar.
Sekolah alternatif ini satu jawaban mengatasi tantangan yang dihadapi generasi muda untuk belajar menulis membaca versi budaya lokal dan sekolah alam ini bukan hanya untuk siswa tetapi juga dewasa atau pemuda dan masyarakat umum di Wilayah distrik Kurulu.
Alhasil, sejak didirikan, sekolah alam Opalima melalui kelompok tani Opalima mandiri, membentuk 4 kelompok tani di 4 kampung yakni Kampung Abusa, Hopama, Utkolo dan Kampung Eragama Distrik Kurulu dengan focus setiap kelompok pada pertanian perkebunan perikanan dan peternakan sesuai dengan potensi setiap kampung. Produksi dari setiap kaelompok tersebut masih skala kecil, hanya untuk kebutuhan ekonomi rumah tangga.
Untuk meningkatkan produktifitas maupun pengembangan usaha yang dikelolah Opalima mandiri ini maka dibutuhkan kolaborasi dan dukungan dari berbagai pihak, terutama pemerintah Kabupaten Jayawijaya dan Pemprov Papua pegunungan. Tujuannya agar kelak, produksi hasil alam dan pertanian Jayawijaya tak ketinggalan dengan daerah lain di luar Papua yang pada akhirnya memiliki dampak ekonomi masyarakat Jayawijaya.
* Penulis adalah ketua Yayasan Sekolah Alam Opalima sekaligus pendiri dan Pemuda Jayawijaya, tinggal di Distrik Kurulu