Dekai,nokenwene.com— Sebanyak 13 kampung di Distrik Lolat, Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua Pegunungan mengalami musibah longsor.
Ketua Tim peduli posko Distrik Lolat Yet Kobak menjelaskan, musibah longsor tersebut terjadi akibat curah hujan yang tinggi selama lima hari, mengakibatkan perkebunan warga di 13 kampung tertimbun material longsor.
“ Musibah longsor mulai hari Senin tanggal 11 Juni 2024 malam hari sampaih tanggal 16 ,dan mengakibatkan kerusakan tanaman masyarakat di 13 kampung,” jelasnya.
Kobak menyebutkan, selain perkebunan warga, material longsor juga menutupi Sebagian badan lapangan terbang, serta empat jembatan gantung hanyut dibawa arus sungai seng, sehingga akses warga antar kampung pun terputus.
“ Musibah ini ada kerugian material dalam hal ini ada 4 gereja yaitu gereja filipi lolat, gereja epenesia, defesus ,urah,dan gereja elroy bunahak. 4 jembatan yang terbawa arus dan masyarakat tidak bisa menyeberang karena arus air kuat kali seng ,kali welalum, kali welepsi ,dan kali hweneam,” kata Kobak.
“ 2 lapangan terbang lolat dan uam ini memang benar tertimbun longsor sebagian dan pesawat tidak bisa masuk karena belum angkat timbunan material longsor,” sambungnya.
Di tempat yang sama, Yeri Silak salah satu warga Lolat meminta kepada pemerintah daerah untuk dapat merespon cepat musibah tersebut.
“ Kami minta kepada pemerintah tolong bantu cepat, karena kebunmasyarakat sudah rusak semua. Jadi tolong respon cepat,” ucapnya.
Silak juga meminta untuk membangun Kembali empat jembatan yang dibawah oleh arus sungai seng. Sebab menurutnya, jembatan tersebut merupakan akses utama yang menghubungkan 13 kampung dan 4 gereja.
13 kampung yang mengalami musibah longsor adalah kampung wanim,kampung lolat, kampung bunde,kampung dinggila,kampung esalek ,kampung webile,kampung serahak,kampung denema,kampung yibuk,kampung sahi,kampung salbi,kampung erim,dan kampung wirilu.
Dalam musibah longsor tersebut tidak ada korban jiwa.(*)
Pewarta : Nathan Sama / Jurnalis Warga Yahukimo