Wamena, nokenwene.com – Usaha kerajinan tangan dengan merajut noken, busana dan aneka perihiasan berbahan noken lainnya dilakukan untuk menunjang pelayanan gereja. Itu yang dilakukan seorang mama Papua di Wamena Kabupaten Jayawijaya Provinsi Papua Pegunungan.
Adalah mama Rosina Tabuni seorang mama janda dengan dua anak “hasilnya itu macam tanggal satu perjamuan itu kita biasa masak baru bawa ke gereja, baru setelah pulang ibadah kita makan sama-sama dengan jemaat” ucap mama Rosina ditemui di rumahnya.
Siang itu, rabu 01 mei 2024, tim Jurnalis Warga Noken Wamena menemui mama Rosina Tabuni di rumahnya yang juga tempat ia merajut noken di kompleks Tolmis atau Tolikara Misi, Kampung Pipitmo Distrik Wouma Kabupaten Jayawijaya.
Di dalam rumah berbahan kayu tersebut, mama Rosina Tabuni berkisah tentang usaha yang digeluti itu. Selain untuk menunjang pelayanan di gereja, Rosina bilang hasil usahanya juga untuk menghidupkan keluarga dan sekolahkan dua anaknya yang masih SD dan SMP.
“Hari-hari kita macam beli sayur ka, beli makanan baru masak untuk keluarga anak-anak di kita punya rumah tangga. Kalo yang besar-besar begini mereka beli itu kita bayar anak-anak punya uang sekolah” katanya sambil merajut rompi berbahan noken.
Adapun jenis noken yang ia rajut berupa tas ukuran besar, sedang hingga kecil, selendang, baju rompi, daster, gelang hingga tas tempat kapur pinang. Harga jual pun bervariasi, dari harga 10 ribu rupiah untuk gelang, hingga 3 jutaan untuk rompi berukuran orang dewasa.
“Kalo yang tulis nama begini, itu dua ratus, ada yang dua ratus lima puluh” kata mama Rosina sambil tunjuk beberapa noken rajutannya.
Rosina juga mengaku usahanya itu sudah digeluti sejak 4 tahun lalu, meski begitu hingga saat ini belum memiliki tempat penjualan yang layak. Rosina Tabuni mengakui untuk tempat penjualan hasil rajutan noken, terkadang ia menjualanya di area pasar Misi Wamena dan apabila ada pameran, ia sering terlibat dalam pameran.
Keterlibatanya dalam pameran sudah dua kali yakni, di Kantor Gubernur Provinsi Papua Pegunugan dan lapangan Stadion Pendidikan Wamena sewaktu Vestifal Natal 2023, selebihnya ia hanya berjualan di ruma dan menaruh hasil rajutanya di pagar jalan Gang Tolmis depan rumahnya.
“Biasa jual di pasar Misi juga tapi sekrang sa gantung di pagar di depan itu, sampe sekarang tidak ada tempat yang layak. Pernah juga sa juga di Lanny Jaya, itu yang beli pemerintah dan masyarakat juga” Ungkapnya.
Lebih jalnjut ia mengatakan, sejauh ini belum ada perhatian khusus dari pemerintah daerah, akan tetapi Ia bangga jika hasil anyamanya bisa gunakan oleh orang lain dan bisa ada di wilayah lain, karena katanya sayang jika hasil anyamanya dijual dengan harga mahal tetapi tidak dapat gunakan.
“Harapan saya itu kita punya keterampilan ini orang lain bisa pake itu yang sa ma, asal sap u keterampilan bisa ke daerah orang lain dan bisa pake itu yang sa mau begitu” ujar mama Rosina Tabuni”(*).
Pewarta: Dino Tabuni/Jurnalis Warga Noken Wamena*