Wamena, nokenwene.com – Peringatan 70 tahun HUT Pekabaran Injil (PI) di Lembah Baliem Kabupaten Jayawijaya (20 April 1954 – 20 April 2024), dua sosok anak kandung perintis Misionaris Injil yakni Elisabeth Bromley dan Yosafat Gobay hadir langsung di Kampung Minimo Distrik Maima, sabtu (20/04/2024).
Yosafat Gobay adalah anak bungsu dari Pdt. Elisa Gobay dan Elisabeth Bromley anak dari Pdt. Myron Bromley, keduanya adalah Misionaris yang pertama kali membawa kabar Injil ke Lembah Baliem Wamena pada 20 april 1954, dimana dalam banyak referensi mencatat pendaratan pesawat dan kontak pertama itu terjadi di Muara Kali Mini atau Minimo.
“Bapak Saya datang ke Wamena Minimo di Sini Bawa Firman Tuhan tidak datang untuk yang lain – lain, bukan karena kesuburan daerah ini tapi hanya untuk bawa kabar Injil, oleh karena itu kita harus pegang Firman Tuhan dengan teguh lalu saling mengasihi satu sama lain itu yang utama” kata Elisabet Bromley.
Menurut Dia , ayahnya punya pesan agar kita semua hidup saling mengasihi satu sama lain, saling membantu dan tetap pegang kabar injil yang pernah diwartakan di lembah ini karena itu yang dikehendaki Allah. Tuhan mengasihi semua orang maka manusia juga harus saling mengasihi.
“Jika kita hidup demikian Allah akan senang dan dia akan lindungi kami” kata Elisabet Bromley dalam bahasa daerah Baliem di hadapan para Gubernur se tanah Papua dan Bupati serta tamu undangan lainnya..
Bromley mengatakan, sejarah pekabaran Injil tidak ada kaitannya dengan Politik dan tidak bisa diputuskan dengan cara politik tapi untuk manusia pemilik sejarah itu sendiri. Tuhan mencipatakan manusia dan segalah isinya untuk dijaga oleh manusia sebagai makhluk ciptaan mulia.
“Untuk itu jangan jual Tanah karena tanah ibarat mama yang menghidupkan kita, tanpa tanah kita tidak bisa hidup, jadi kita jaga tanah ini karena Tuhan kasih Tanah kepada manusia untuk dipelihara dan dikelola untuk kelangsungan hidup manusia” pesannya.
Sementara itu, Sosafat Gobay menyatakan, Minimo adalah titik awal peradaban masyarakat Baliem Wamena dan Papua Pegunungan. dari Minimo lalu ke Hepuba dan Hitigima. “Titik pertama di Minimo baru ke Hepuba dan Hitigima” kata anak bungsu dari 5 bersaudari itu.
Katanya, cerita tentang titik awal itu juga sudah disampaikan oleh Ayahnya mendiang Pdt. Elisa Gobay ketika hadir di Wamena pada Yubelium Pekabaran Injil tahun 2004 lalu. Ketika itu Elisa Gobay menyampaikan sejarah titik awal dihadapan masyarakat Minimo dan Hitigima.
“Setelah itukan ada dua titik atau tiga titik, yang pertama itukan di Minimo yang pertama kali mereka turun. Perjalanan mereka itu tahun 2004 itu Bapak Elisa sudah kasih tahu waktu Yubelium di Hitigima terus kami sama-sama dari hepuba kami naik ke Minimo. Saya teruskan pembicaraan Bapa Elisa di hadapan masyarakat Hitigima dan Minimo” kata Gobay dalam sesi Wawancara di Minimo.(*)
Pewarta: Jurnalis Warga Noken Wamena*