Dekai,nokenwene.com— Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Wilayah Yahukimo mendesak agar Komnas HAM RI dan Papua agar melakukan investigasi kasus kekerasan yang dilakukan oleh oknum anggota TNI Batalyon Infantri (Yonif) Raider 300/Bjw terhadap Devinus Kogoya pada bulan Maret lalu.
“ Kami mendesak Komnas HAM RI Komnas HAM perwakilan Papua melibatkan Gereja NGO dan lembaga kemunusian serta pemerhati HAM di Papua segera membentuk Tim Independen untuk Investigasi kasus kekerasan di Puncak Papua,” tegas Yeki Amohoso perwakilan pengurus KNPB Yahukimo melalui rilis yang diterima media ini pada Rabu,(03/04/2024).
Selain itu, Amohoso juga meminta agar Panglima TNI untuk segera mencopot jabatan Pangdam Cenderawasih. Sebab menurutnya, pernyataan yang disampaikan adalah pembohongan publik dan menyakiti hati rakyat Papua.
“ Segera mencopot Jabatan Pangdam Cendrawasih dari jabatanya, karena tidak mampu membina anggotanya. Dan pernyataan pangdam telah membohongi publik dimana dalam pernyataan menyangkal bahwa video penyiksaan di Puncak Papua adalah Video editan,” tandasnya.
Ketua Persatuan Gereja-Gereja Yahukimo (PGGY) Pdt. Atias Matuan mengatakan gereja mengutuk keras kekerasan yang dilakukan oleh oknum anggota TNI dan Polri di tanah Papua pada umumnya dan Yahukimo khususnya.
“ Saya minta kepada anggota TNI Polri stop lakukan kekerasan terhadap umat saya yang ada di papua dan yahukimo,”tegas Matuan.
Selaku pimpinan sepuluh denomenasi gereja di Yahukimo, ia menyesalkan tindakan yang dilakukan oleh aparat TNI Polri terhadap masyarakat sipil orang asli papua.
Berdasarkan poin-poin di atas, KNPB sebagai media nasional bagi rakyat bangsa Papua Barat mengeluarkan sikap berikut.
- Kami mendesak Komnas HAM RI Komnas HAM perwakilan Papua Melibatkan Gereja NGO dan Lembaga kemunusian serta pemerhati HAM di Papua segera membentuk Tim Independen untuk Investigasi kasus kekerasan di Puncak Papua.
- Mendesak kepada Dewan Perwakilan Rakyat Papua dan Melibatkan Majelis rakyat Papua segera dorong Pansus.
- Segera mencopot Jabatan Pangdam Cendrawasih dari jabatanya.
- Kami mendesak 13 orang anggota TNI pelaku penyiksaan di Puncak Papua segera dihukum seberat-beratnya dan memecat dengan tidak hormat.
- Polda Papua segera hentikan pembohongan publik atas kasus penangkapan dan penyiksaan terhadap dua pelajar di Yahukimo dan segera bebaskan dua pelajar tanpa syarat.
- Kami mendesak Dewan HAM PBB segera ke Papua untuk investigasi kasus pelanggaran HAM di Papua.
- Segera Buka Akses jurnalis Internasional dan Palang merah Internasional masuk ke Papua.
- Mendesak Kepada TNI/POLRI dan TPNPB segera hentikan perang (Gencatan Senjata) dan segera mendorong perundingan politik untuk mencari solusi penyelesaian akar konflik di Papua yang dimediasi oleh pihak ketiga
- Kami mendesak kepada pemerintah Indonesia untuk membuka ruang demokrasi bagi rakyat Papua secara bebas, untuk menentukan nasib masa depan sendiri sebagai solusi alternatif mengakhiri konflik politik di Papua.
- Segera Tarik militer baik organik maupun non organik dari Papua.
- Kami mendesak agar militer Indonesia Hentikan pendoropan militer di Yahukimo dan seluruh Papua
- Hentikan Intimidasi seksual terhadap mama-mama Papua
- Kami minta kepada TNI Polri dan (Brimob) yang bertugas di Yahukimo bahwa hentikan penangkapan liar terhadap masyarakat sipil.
- Kami mendesak TNI/Polri dan Brimob hentikan pengerebekan yang masih dilakukan di kediaman masyarakat sipil di Yahukimo.
Demikian pernyataan sikap ini kami keluarkan dengan rasa tanggung jawab atas perhatian dan kerja sama tak lupa kami sampaikan terima kasih.
Yahukimo West Papua, 02 April 2024.
Pewarta : Jurnalis Warga Yahukimo