Wamena, nokenwene.com – Setelah Yesus rela mengorbankan dirinya di Kayu Salib di bukit golgota untuk pengampunan dosa manusia, Ia tidak meminta banyak dari manusia tapi hanya kesetiaan dalam pelayanan Tuhan.
Sengsara Tuhan Yesus Kristus di kayu Salib di bukit Gologota hingga kematiannya yang diperingati dalam ibadah Jumat Agung merupakan penggenapan nubuatan para nabi untuk pengampunan dosa umat manusia di muka bumi.
Hal tersebut disampaikan Pdt. Matius Himan, S.Th dalam ibadah Jumat Agung Majelis Wilayah Jayawijaya Selatan, Gereja Pantekosta di Indonesia (GPdI) yang di pusatkan di GPdI Jemaat Bukit Moria Distrik Walesi, jumat (29/03/2024).

Mengutip Injil Yohanes pasal 19 ayat 28 – 30, Pdt. Matius Himan mengatakan, peristiwa kematian Yesus di kayu Salib adalah sebuah peristiwa rencana Allah. “Semua yang terjadi di atas golgota itu adalah semua sudah dikehendaki oleh Allah” katanya.
Katanya, Allah bukan tiak mampu untuk menolong Yesus yang disalibkan, tapi karena memang telah direncanakan Nya untuk pengampunan dosa manusia, karena Ia melihat manusia selalu dan selalu jatuh dalam dosa.
“Dia (Yesus) relah bertahan, supaya saudara dan saya diselamatkan dan sudah diselamatkan hari ini karena kematian Yesus. Dosa apapun yang kita sudah pernah buat, melalui kematian Dia sudah mengampuni” kata Pdt. Himan yang juga ketua Majels Daerah GPdI Provinsi Papua Pegunungan.
Untuk itu, lebih jauh pendeta mengajak umat Tuhan di GPdI untuk tidak sia-siakan keselamatan dan pengampunan dosa yang sudah diberikan Tuhan melalui kematian Nya di Kayu Salib. “Hidup ini kepunyaan Tuhan, Yesus sudah bayar mahal” kata Himan.
Dengan demikian, kini saatnya manusia harus melakukan berbagai kehendaknya, hidup di jalan yang benar sebagaimana perintah Tuhan dan tidak secara terus – menerus melakukan dosa. Pembalasan manusia terhadap pengobranan Yesus adalah pelayanan yang sungguh-sunggu kepada Tuhan.
“Layanilah terus, jangan bermain-main dengan Tuhan. Apa yang kita akan bayar ke Tuhan, pengorbananmulah yang Alaah tuntut, kesetiannmulah yang Allah tuntut, uluran tanganmulah yang Allah tuntut, berikannlah hidupmu untuk Tuhan” ajak Pdt. Himan.
Ibadh Jumat Agung umat GPdI Jayawijaya wilayah selatan itu dihadiri ratusan umat dari 4 gereja GPdI Wilayah setempat. Usai ibadah dilakukan jamuan makan bersama masakan khas Papua Pegunungan: Bakar Batu.(*)
Pewarta: Jurnalis Warga Noken Wamena*