Wamena, nokenwene.com – Meskipun ditengah hiruk – pikuk pasca pemilu di Kota Wamena, Kabupaten Jayawijaya dan Papua Pegunungan umumnya, sedikutpun tak terpengaruh bagi para siswa dan guru di SD YPPGI Haleluya Ayobaibur Distrik Ibele.
Walapun sekolah itu hanya memiliki dua ruang kelas untuk kelas 1 – 6, dan proses belajar hanya beralaskan dedaunan (Jeleka: dalam bahasa baliem), akan tetapi proses pendidikan tetap lancer. Hal itu sebagaimana terpantau JW Noken di lapangan, selsa (05/03/2024).
Agus Minus Hiluka, salah seorang Guru SD tersebut mengatakan, menyiapkan SDM adalah tanggung jawab bersama sehingga ia tetap melaksanakan proses belajar mengajar tanpa terpengaru dengan dinamika Pemilu yang terjadi saat ini. Menurutnya siswa juga punya antosias tinggi untuk belajar.

“Kami guru punya tanggung jawab besar untuk menyiapkan sumber daya manusia SDM untuk masa depan bangsa dan negara pada khususnya di Kabupaten Jayawijaya dan terlebih khusus lagi di daerah yang kami cintai” katanya ketika berbincang dengan JW Noken.
Agus mengatakan, selain siswa punya antosiasme untuk belajar, para guru juga cukup aktif dalam memberikan pelajaran kepada siswa, semua jadwal belajar terisi, hanya saja pihaknya mengalami kendalah fasilitas yang masih minim.
“Namun kami mengalami kewalahan gedung sekolah karena kami sebentara memakai satu atap dua ruangan, sehingga dari kelas satu samapi kelas enam gabung di dalam dua ruangan saja, tidak ada meja dan kursi belajar di lantai” jelas Agus Hiluka.
Dengan demikian Agus bersama para guru lain dan juga masyarakat setempat berharap, hendaknya kedepan ada bantuan dari Pemerintah Kabupaten Jayawijaya maupun Pemprov Papua Pegunungan atas kekurangan fasilitas yang dihadapi sekolah terutama ruang kelas dan rumah guru.
“Karena kami sangat membutuhkan bantuan untuk gedung sekolah dan perumahan guru. Karena kami melihat bahwa pendidikan adalah sangat penting untuk menyiapkan sumber daya manusia demi bangsa ini”harapnya.
Sementara itu, Amos Mosip S.IP, tokoh di Distrik Ibele turut memberikan motivasi kepada pihak sekolah bahwa meski belajar melantai beralaskan rumput, bukan sebuah ketertinggalan tetapi kami sedang berjuang menuju masa depan yang lebih baik.
“Belajar di bawah tanah beralaskan dengan rumput (𝐽𝑒𝑙𝑒𝑘𝑎) hari ini belajar seperti yang terlihat pada foto ini tetapi Kami imani bahwa lambat atau cepat tuhan sebagai pemilik manusia sudah siapkan waktu yang pas untuk Kami belajar duduk di atas bangku dan menulis diatas meja” katanya, Yakin. (*)
Pewarta: Iberanus Hilapok/Jurnalis Warga Noken Wamena*