Wamena, nokenwene.com – Panitia Pemilihan tingkat Distrik (PPD) Distrik Asolokobal Kabupaten Jayawijaya menyatakan, pihaknya tidak akan melakukan pleno rekapitulasi perolehan suara tingkat Distrik di Asolokobal karena berpotensi menimbulkan konflik.
Sesuai jadwal PPD, pleno tingkat distrik dilakukan pada 18 Februari 2024 di Kantor Distrik. Namun saat semua sudah berkumpul dan ketika proses pleno dimulai, terjadi keributan oleh beberapa pihak termasuk adanya oknum warga yang mabuk minuman keras sehingga PPD dan Pandis ambil keputusan untuk menunda.
“Semua tahapan sudah berjalan dengan baik tapi hanya ada oknum tertentu yang mengacaukan saat kita pleno di Distrik sehingga Pleno Distrik Asolokobal sementara kita kasih batal, karena hal-hal yang tidak diinginkan bisa terjadi, jadi kita masih tunda sampai sekarang” kata ketua PPD Asolokobal, Amatus Kio Lokobal di Wamena, jumat (23/02/2024).
Lokobal mengatakan, pihaknya sudah menyampaikan laporan kronologis atas kejadian tersebut kepada Bawaslu dan KPU, sehingga selanjutnya masih menanti petunjuk KPU atas laporan yang disampaikan itu. Dengan demikian, kalaupun KPU melakukan jemput paksa, pihaknya mempersilahkannya karena kondisi di Distrik tidal memungkinkan untuk melakukan pleno.
“Saat ini kami masih tunggu, kalo harus jemputan paksa ya itu dari KPU saja, sebagai dasar pijakan kami sudah sampaikan surat dan kronologis kejadian di Distrik tanggal 18 itu kami sudah bawa ke Bawaslu dan KPU Kabupaten maupun provinsi untuk tindak lanjut dari batalnya pleno tersebut” ujarnya, sembari mengatakan dalam waktu dekat akan koordinasi lagi dengan KPU dan Bawaslu
DenganDemikian, ketua PPD memastikan, pihaknya tidak akan melakukan Pleno tingkat Distrik di Wilayah Distrik Asolokobal sebelum adanya respon dari KPU tentang surat yang disampaikan. “ Untuk di Distrik tidak bisa karena kalo kita berikan ruang lagi ke di distrik potensi konflik agak besar jadi kami minta pleno di KPU atau di Polres dengan pengawalan ketat” ujarnya.
Sementara itu Buce Asso anggota Panwas Distrik (Pandis) Asolokobal juga mengakui, jika pembatalan pelono merupakan keputusan bersama antara PPD dan Pandis, akibat situasi di lapangan yang tidak memungkinkan dan berpotensi konflik.
“Kami dari Panwas dan PPD komitmen bersama, mengambil keputusan bersama untuk membatalkan, karena situasi saat itu teman – teman lain ada yang keadaan Miras (Mabuk minuman keras), makanya kami dari Panwas mengambil keputusan yang terbaik supaya situasinya aman” kata Buce.
Sementara itu, ketua KPU Jayawijaya, Tinus Wuka yang dikonfimasi, belum memberikan respon. Telepon dan cat whatsapp belum dibalas.(*)
Pewarta: Jurnalis Warga Noken Wamena*