Wamena, nokenwene.com – Daerah Otonomi Baru (DOB) di tanah Papua dianggap semakin menyingkirkan masyarakat asli Papua. Meski pemerintah pusat memaksakan DOB di tanah Papua dengan dalil untuk menyejahterakan masyarakat Papua, masyarakat Papua justeru merasa semakin disingkirkan.
Unas Ginia, seorang pemuda di Provinsi Papua Pegunungan menilai DOB bukan untuk menyejahterakan masyarakat Papua dan membuka lapangan pekerjaan bagi Orang Asli Papua.
“Kami sudah disingkirkan seperti penonton di daerah sendiri, padahal provinsi hadir untuk prioritaskan anak daerah,” ungkap Unas Ginia di Wamena, Sabtu (06/05/2023).
Unas menambahkan dirinya baru saja melihat pengumuman hasil tes IPDN dari Provinsi Papua Pegunungan. Dirinya mengaku kecewa dengan hasil tes IPDN Provinsi Papua Pegunungan yang tidak 100% OAP.
“Baru beberapa bulan saja provinsi ini jadi, kami sudah disingkirkan,” ungkapnya.
Padahal, ungkapnya lagi, UU Otonomi Khusus menekankan prioritas bagi orang Papua namun faktanya tidak demikian.
“Apalagi Honorer Provinsi Papua Pegunungan akan full dengan non Papua, otomatis penerimaan aparatur sipil negara (ASN) nanti akan diutamakan honorer tersebut. Maka mereka akan kuasai Provinsi yang baru ini,” Kata Unas.
Dirinya berharap Bapak PJ. Gubernur Papua Pegunungan melihat hal ini secara serius. Jika kondisi penyingkiran seperti itu terus terjadi, masyarakat Provinsi Papua Pegunungan akan turun jalan melakukan aksi besar-besaran di halaman kantor Gubernur. (*)
Pewarta: : Zhage Bathen / Jurnalis Warga Noken*