Para pendukung Lukas Enembe jangan gunakan isu Papua Merdeka untuk menekan Jakarta.
Oleh Ones Suhuniap
Penangkapan Gubernur Papua, Lukas Enembe oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Republik Indonesia menyebabkan banyak reaksi dari sejumlah masyarakat di Papua.
Terhadap penangkapan LE itu, sejumlah pihak ingin melakukan aksi protes karena menilai penangkapan dan penahanan LE mengabaikan aspek kemanusiaan. Saat ditangkap, kondisi kesehatan LE masih belum pulih.
Namun sebagian pihak menggunakan isu Papua Merdeka untuk melakukan protes terhadap penangkapan dan penahanan LE.
Lukas Enembe adalah bagian dari penjajah karena Lukas Enembe sudah sumpah janji dibawah hukum Indonesia. Karena itu, Lukas Enembe harus menghormati proses hukum dengan menyiapkan argumentasi dan bukti-buktinya dalam persidangan untuk membuktikan bahwa dirinya tidak bersalah.
Dengan status LE sebagai gubernur Papua dan perpanjangan tangan kolonial di tanah Papua, maka para pendukungnya jangan menggunakan isu Papua merdeka untuk mengancam Jakarta.Kelompok penghisap reaksioner sporadis tidak boleh menggunakan isu Papua merdeka dalam kasus penangkapan LE dan proses hukum yang akan dihadapinya.
Kami Badan Pengurus Pusat Komite Nasional Papua Barat BPPK-NPB mengutuk keras kelompok oportunis seperti itu. Sekali lagi jangan menggunakan isu Papua merdeka dalam rencana aksi yang akan dilakukan.
Kasus Lukas Enembe tidak boleh dipolitisir dengan isu Papua merdeka. Lukas Enembe itu budak Jakarta, selama ini beliau adalah pilar utama memperpanjang praktek kolonialisme di Papua.
Kaum borjuis seperti Lukas Enembe yang berada dalam birokrasi adalah musuh rakyat tertindas, musuh dari tulang belulang yang sudah gugur karena perjuangan Papua merdeka.
Mereka kaum oportunis yang mempertahankan tahta dan kekuasaan mereka dalam sistem kolonial untuk kepentingan individu.
Elit politik Papua berhenti menggunakan isu Papua untuk menggertak Jakarta, karena isu Papua merdeka banyak nyawa korban sejak 1960 an sampai dengan saat ini.
Orang yang patut dibela adalah orang seperti almarhum Filep Karma dan Victor Yemo yang saat ini sedang menghadapi proses hukum dan tokoh-tokoh lainnya yang memperjuangkan Papua merdeka secara konsisten.
Sedangkan kaum Borjuis sudah menjadi budak Jakarta. Mereka sudah dibeli oleh negara dan bersumpah untuk tetap tunduk kepada kolonial.
Kita sebagai kaum tertindas dan sebagai bangsa terkoloni dalam cengkraman kolonialisme dan oligarki imperialisme global perlu memiliki kesadaran kritis. Hal ini untuk membedakan urusan kolonial dengan perjuangan bangsa Papua. Kita jangan terjebak dengan kepentingan pribadi elit-elit politik Papua yang telah menjadi budak kolonial.
Namun, kami tetap sangat prihatin atas kondisi Lukas Enembe dari prespektif humanisme dan sebagai sesama orang Papua.
Sekali lagi terlepas dari posisi dia Lukas Enembe sebagai gubernur merupakan kaki tangan kolonial Indonesia di Papua, kami prihatin atas dasar kemanusiaan. Sebab kami mengikuti berbagai media tetang kesehatan beliau.
Namun dari sudut pandang ideologi Papua merdeka dan ideologi Pancasila Lukas Enembe loyal terhadap ideologi negara sehingga dia bagian dari kolonial sehingga untuk membela Lukas Enembe tidak boleh menggunakan isu Papua merdeka.
Rakyat Papua harus kritis apakah mendukung dan membela kaum Borjuis penindas atau membela dirinya sendiri untuk keluar dari cengkraman kolonial.
Karena politik ideologi pembebasan dan politik praktis kolonialisme di Papua ini dua sudut pandang yang berbeda.
Karena kami menilai penangkapan dan kasus korupsi yang dihadapi LE tidak lepas dari kepentingan politik praktis ( Pemilu 2024 ) dan kepentingan ekonomi oligarki Jakarta untuk investasi serta ekploitasi sumber daya alam di Papua.
Berhenti dan stop menggunakan isu Papua merdeka .
Ones Suhuniap.
(Jubir Nasional KNPB)