Wamena, nokenwene.com – Masyarakat asal kabupaten Nduga Papua yang telah mengungsi pada sejumlah kabupaten di Pegunungan Tengah Papua, merasa kecewa atas pemberitaan media nasional (www.tvonenews.com yang menyebutkan bahwa situasi distrik Yigi Kabuapten Nduga Papua membaik dan warga mulai kembali kerumah.
Padahal hingga saat ini konflik antara TNI atau Polri dan TPNPB terus dan sedang berlangsung sehingga masyarakat Nduga yang mengungsi, masi tetap di tempat pengungsiannya masing – masing.
Hal tersebut disamapaikan, Daud Kogeya, selaku Ketua Klasis Yigi kepada media ini pada, kamis (23/6/2022) di Wamena. Daud membantah pernyataan pihak TNI tentang kondisi keamanan pengungsi Nduga
“Kami masyarakat pengungsi asal distrik yigi dengan tegas bantah atas pemberitaan oleh media nasional (www.tvonenews.com) yang dipublikasi pada tanggal 21 juni 2022, bahwa masyarakat pengungsi Kabupaten Nduga asal Distrik Yigi suda kembali ke kampung halaman karena distrik yigi suda kondusif itu sangan pembohongan terhadap public.” Tegas Daud, membantah.
Karena masyarakat Yigi masih berada di wilaya pengungsian seperti kabupaten Jayawijaya, Lany Jaya, Timika dan kenenyam ibu kota kabupaten Nduga. Kogeya, kepada media suarapapua.com
Daud mengatakan para pengungsi Nduga belum bisa pergi ke kampung halaman mereka di distrik Yigi, karena belum ada surat perintah atau sikap resmi dari pihak pemerintah Indonesia maupun pihak TPNPB.
“Belum ada sikap atau surat perintah dari pihak NKRI dalam hal ini Presiden RI Ir. Joko Widodo dan TPNPB – OPM Kodap tiga Ndugama, sehingga kami masyarakat Nduga pada umumnya dan khususnya kami klasis Yigi barat belum bisa kembali ke kampung halaman kami”, ujar Daud Kogeya
Daud Kogeya, terpilih sebagai ketua klasis Yigi yang baru dalam konferensi kesatu yang di gelar di Mbulmuyalma pada tanggal 7 – 10 juni tahun 2022 dalam susana pengungsian.
Ditempat yang sama, Eak Gwijangge, toko intelektual asal distrik Yigi, menyebutkan masyarakat pengungsi Nduga tidak serta merta mengambil keputusan kembali ke kampung halamannya, karena banyak nyawa manusia yang korban dalam pengungsian termasuk para perintis di wilaya tersebut.
“Apalagi, orang perintis di Yigi itu, Pdt. Getkorak Gwijangge, Pdt. Ninsuwon Gwijangge dan para hambah – hambah Tuhan yang ikut membangun daerah Yigi itu saja telah meninggal dunia dalam pengungsian, sehingga kami tidak lagi kembali ke kampung halaman kami “, ungkap Eak Gwijangge.
Lebih jauh, Eak Gwijangge, menyatakan bahwa pihaknya masih tunggu perintah dari pihak pemerintah republic Indonesia maupun pihak TPNPB – OPM Kodap III ndugama.
“Kami tunggu surat perintah dari Egianus Kogeya dan Presiden RI dalam hal ini TNI atau Polri kepada masyarakat pengungsi Nduga untuk kembali ke kampung halaman baru kami akan pulang ke kampung kami di Yigi, Mugi, Mapnduma dan termasuk delapan distrik yang masi kosong sejak tahun 2018 sampai saat ini”, Tegasnya
Bantahan itu disampaikan menyusul adanya pemberitaan media nasional bahwa masyarakat Nduga suda kembali ke kampung halaman.
Sebelumnya, Lanud, Komandan Korem 172/PWY Kolonel Inf JO Sembiring dalam pemberitaan media nasionalo menyebutkan bahwa situasi di Distrik Yogi, Kabupaten Nduga, Papua, saat ini telah berangsur kondusif, masyarakat yang mengamankan diri keluar dari distrik tersebut, saat ini telah mulai kembali ke rumahnya masing-masing.
“Pasca pembantaian yang dilakukan KKB pimpinan Egianus Kogoya terhadap 19 pekerja PT. Istana Karya di Distrik Yigi, kondisi di daerah tersebut mulai kondosif. Masyarakat yang sempat merasa takut dan teracam, saat ini sudah mulai berani kembali ke rumah mereka” Katanya.
Pewarta: Onoy & Mei / Jurnalis Warga Noken
Discussion about this post