Wamena, nokenwene.com- Ribuan rakyat Papua di wilayah adat Lapago berunjuk rasa menolak pemekaran daerah otonom baru (DOB) Papua, dipusatkan di halaman kantor DPRD Jayawijaya, Wamena kamis 10/03/2022.
Rakya dari 9 Kabupaten wilayah adat Lapagoitu juga meminta kepada DPRD Jayawijaya untuk segera membatalkan pertemuan pembahasan pemakaran daerah otonom baru (DOB), yang melibatkan para bupati dan di Kemendagri yang sediahnya dilaksanakan, jumat 11 maret di Jakarta.
“Massa aksi rakyat Papua yang ada di wilayah Lapago meminta agar rencana pemakaran Provinsi Pegunungan Tengah di wilayah Lapago yang akan di bahas di Jakarta oleh semua bupati se-pegunungan tengah bersama Kemendagri agar di batalkan dan kami tolak” Tegas Dano Tabuni, Penganggung Jawab akasi dalam orasinya.
Dano mengatakan, Rakyat Papua tidak menginginkan pemakaran dan Otsus di atas tanah Papua, karena keduanya hanya kepentingan elit Politik Jakarta dan segilintir elit Papua yang memaksakan kehendaknya.
“Segala produk apapun yang diberikan Jakarta untuk Papua kami tolak, kami butuh keadilan harapan orang asli Papua di atas negerinya, karena pemakaran provinsi Papua adalah mesin pembunuh orang asli Papua” Tegas Dano.
Perwakilan perempuan Papua se wilayah adat Lapago menyampaikan pernyataan penolakan pemekaran daerah di Papua
Kami perempuan melahirkan anak bukan untuk dibunuh, bukan untuk moncong senjata, menjadi pengangguran, menjadi anak Aibon, rakus, mencuri, kita tidak pernah melahirkan pencuri diatas tanah ini, perempuan yang melahirkan kehidupan, merawat kehidupan, menjaga kehidupan. Dengan tegas kami tolak pemekaran” Ungkap Ice Murib, sembari mengajak semua perempuan maju saat Ia berorasi.
Murib menegaskan, oknum elite lokal yang tidak mau bersaing secara politik lalu hanya minta pemekaran sebaiknya hentikan keinginan tersebut karena rakyat Papua sedang menolak.
“Jhon Tabo dan Beriur Wenda (kedua pejuang pemekaran) perlu tahu bahwa kami tolak pemakaran provinsi pegunungan tengah, karena kamilah pemilik tanah ini dan sumber kehidupan manusia Papua”tegas Murib.
Dikatakan, selama tidak ada jaminan Hidup bagi rakayat Papua di sejumlah wilayah, maka pemekaaran sesuatu yang tidak penting karena akan menambah penderitaan rakyat.
“Kita tidak punya jaminan hidup di Indonesia, karena anak-anak kami di Nduga, Ilaga, Yahukimo, pegunungan bintang, Lanni Jaya dan dimana-mana masih di bunuh (dan masih mengungsi), lalu siapa yang akan mewarisi tanah leluhur ini, kami tidak mau memberikan tanah leluhur kita ini kepada orang pendatang”.
Nefron Ginia koordinator aksi mengatakan, pemakaran daerah otonom baru itu bukan solusi masa depan rakyat Papua. Tujuan aksi kami hari ini adalah membatalkan rapat pembahasan pemakaran provinsi pegunungan tengah yang akan diadakan di Jakarta..
“Pemakaran ada untuk rakyat Papua, namun kami rakyat Papua menolak dengan tegas, karena bagi kami bukan jaminan, jumlah orang Papua sangat sedikit dan Papua ini banyak masalah, selesaikan dulu masalah”. katanya
Setelah orasi dari berbagai pihak perwakilan 9 kabupaten wilayah Lapago, masa aksi juga menyerahkan pernyataan sikap tertulis penolakan DOB Papua kepada perwkilan DPRD Jayawijaya.
“Kami DPRD Jayawijaya mewakili wilayah Lapago akan meneruskan aspirasi wilayah Lapago dalam waktu dekat dan secepatnya, semua yang disampaikan kami sudah memahami maka tugas kami akan meneruskan aspirasi rakyat Papua” Ucap Yustinus Asso, Anggota DPRD Jayawijaya dari Nasdem usai terima aspirasi tertulis.
Demonstrasi yang berlangsung sejak pagi hingga jelang sore itu berlangsung aman, ribuan masa aksi pun membubarkan diri dengan tertib.
Pewarta: Dino Tabuni/ Jurnalis Warga Noken
Discussion about this post