Wamena, nokenwene.com – Warga di Dekai, Ibukota Kabupaten Yahukimo Papua terserang penyakit campak rubella. Gejala penyakit itu pertamakali muncul pada bulan oktober 2021, di tempat pengungsian warga akibat konflik horizontal yang terjadi pada oktober lalu di Wilayah itu. Dari hasil pemeriksaan laboratorium, tercatat 7 orang dinyatakan positif menderita rubella.
Plt. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Yahukimo, Lesman Tabuni, SKM, MM., membenarkan temuan kasus tersebut, bahwa data yang dikumpulkan tim medis setempat, sebanyak 124 orang anak terindikasi rubella, satu diantarahnya ibu hamil.
Dari data itu, tim medis Yahukimo mengirim sebanyak 9 sampel ke laboratorium di Surabaya untuk memastikannya. Hasilnya 7 dari 9 sampel dinyatakan positif terkena campak rubella.
“Dari lab resmi setelah periksa, dari 9 yang kami kirim 7 orang dikata rubella” Kata Lesmasn Tabuni melalui sambungan telepon dari Dekai, sabtu/04/11/2021.
Setelah sampel dinyatakan posotif rubella, tim Dinkes Yahukimo yang terdiri dari dokter, surveillance dan petugas inmunisasi langsung bergerak ke tempat kasus ditemukan untuk penanganan medis.
“Lalu 7 orang yang dikata rubella itu sudah ada tanda-tanda perbaikan karena setelah kami lakukan upaya, tapi juga untuk memastikan, kami juga kirim 4 sampel berikut. Ternyata dari 4 itu 3 orang dinyatakan rubella lagi” ungkap Lesman Tabuni.
Lebih jauh, Lesman Tabuni menjelaskan penyebab kasus itu muncul pada warga pengungsi di tempat pengungsian, salah satuhnya sanitasi air yang tidak terjamin dengan baik, karena air yang digunakan dipengungsian itu air permukaan yang tidak layak pakai.
“Penyebab kedua tempat tinggal di pengungsian yang tidak layak. Duduk di situ, aktivitas bermain di situs lalu tidur juga di situ di tikar atau karpet yang ada. di Yahukimo rata-rata iklimnya panas jadi namanya keringat itu ada di kita, pakaian yang mungkin tidak cuci, atau cuci di air yang tidak layak” bebernya.
Penyebab lainnya kata Dia, tingkat partisipasi imunisasi yang sangat renda terhadap anak-anak pengungsi saat mereka masih ditempat asalnya.
“Setelah kami koordinasi ke orang tua, ternyata anak-anak ini ketika umur 0 bulan, di sana itu memang rata-rata mereka belum perna imunisasi. Sangat fatal sekali kalo tidak imunisasi” kata Dia.
Setelah adanya temuan kasus ini, upaya pencegahan penyebaran lebih luas yang akan dilakukan Dinas Kesehatan Yahukimo adalah melakukan sosialisasi secara intensif tentang pentingnya imunisasi bagi anak-anak.
“Jadi rekomendasi kami hasil pertemuan adalah kami lakukan sosialisasi tentang pentingnya Imunisasi. Itu kesimpulan terakhir. Yang kedua imunisasi rutin kami tingkatkan juga karena ada program itu” Ujarnya.
Terpisah, kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Dr. Robby Kayame mengatakan menyikapi temuan kausu rubella di Yahukimo, pihaknya langsung menurunkan tim ke Dekai, sejak kamis (02/12/2021), untuk melakukan penanganan termasuk Imunisasi masal di daerah itu.
“Kita sudah turunkan tim investigasi, pemetaan masalah, hitung logistik, kami akan lakukan imunisasi masal untuk anak-anak (karena) cakupan imunisasi di sana rendah jadi imunitas kelompok tidak terbentuk” Kata Dr. Robby Kayame, lewat telepon dari Jayapura.
Kepala Dinas mengatakan untuk sementara belum dapat ditetapkan sebagai KLB atau kejadian luar biasa atas temuan ini, tapi pihaknya akan terasu lakukan pendataan perkembangan terbaru.
“Sementara kita peningkatan kasus rubella saja meskipun positif tapi kita nayatakan sementara belum KLB. Nanti kita cek ambil sampel lagi, kirim lagi kalo menyebar kemana-mana nanti kita bikin pernyataan” Kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Papua.
Pewarta: Jurnalis Warga Noken Wamena dan Jurnalis Warga Sagu Yahukimo
Discussion about this post