Dekai, nokenwene.com – Setelah merayakan Yubelium 50 Tahun Injil masuk di Wudmu dan Dugumhad Klasis Hogio Kabupaten Yahukimo pada tanggal 12 November 2019, masyarakat Wudmu dan Dugumhad kembali merayakan pengguntingan tugu dan peluncuran buku sejarah pada kamis, 29/07/2021.
Ketua Sinode Kingmi Papua Dr. Beni Giay melalui Bendahara umum Yahya Lagoan dalam sambutanya memberikan apresiasi kepada masyarakat Klasis Hogio, sebab Klasis Hogio Koordinator Wilayah Yahukimo baru berumur kurang dari lima belas tahun dan memiliki dua gereja namun mempunyai semangat dan kekompakan sehingga bisa mempunyai sejarah dan tugu sendiri.
Lagoan menyebutkan, dari 13 Koordinator dan 92 Klasis di Tanah Papua, Koordinator Yahukimo hanya satu Klasis yang memiliki sejarah dan tugu injil masuk yaitu di daerah Wudmu dan Dugumhad Klasis Hogio Kabupaten Yahukimo.
“Klasis Hogio sudah mempunyai lapangan terbang sendiri, sudah merayakan Yubelium 50 tahun pada tahun 2019, dan waktu itu saya sendiritelah melakukan peletakan batu pertama pembangunan tugu, dalam waktu singkat telah selesai dan tahun 2021 saya sendiri yang gunting,” Katanya.
Yahya Lagoan mengatakan, Klasis Hogio sudah lengkap sehingga pelayanan yang dilakukan ini merupakan pelayanan holistic atau pelayanan tidak setengah-setengah dan Klasis Hogio megangkat Koordinator Yahukimo sebab menurutnya, klasis yang lain sudah berumur dewasa namun belum membat suatu terobosan dan klasis Hogio telah membuat banyak trobosan, sehigga ia megatakan Klasis Hogio menjadi contoh bagi klasis yang lainya.
“Klasis Hogio hanya sekalipun dua jemaat, tapi bisa buat hal-hal yang kita tidak tahu, kita tidak pernah berpikir tapi ini hebat dan apa yang telah lakukan ini tinggalkan untuk generasi kita, anak cucu tidak akan pernah lupa karena sudah ada bukti yaitu sejarah dan tugu injil masuk ,” ungkapnya.
Natan Pahabol, penulis buku sejarah menjelaskan, injil masuk di Kalsis Hogio merupakan salah satu kegiatan akbar yang mana mengigatkan kembali perjuangan orang-orang tua atau pioner yang menerima dan mempertahankan Injil yang adalah kekuatan Alla yang menyelamatkan setiap orang yang percaya, baik itu orang Yahudi maupun orang Yunani seperti yang terdapat di dalam kitab (Roma 1:16-17), dimana temasuk didalamnya masyarakat Wudmu dan Dugumhad yang mendapat kasih karunia dari pihak Allah para Misionaris, baik misionaris lokal maupun non lokal.
“Sejarah Injil masuk di kampung kami Wudmu dan Dugumhad adalah pada tahun 1968, dimana di bawa tahun 1967 adalah hidup di masa-masa kegelapan dimana tidak ada kasih untuk saling mengasihi satu dengan yang lain sebagaimana seharusnya di dalam Kristus. Namun yang terjadi adalah saling membenci, dan saling membunuh dengan kata lain mengikuti kehidupan seperti yang iblis mau dan bukan seperti apa yang Kristus mau dan ajarkan”, Jelasnya.
Akan tetapi kata Pahabol, terhitung mulai tahun 1969 sampai dengan tahun 2019, bagi masyarakat Wudmu dan Dugumhad adalah waktu untuk menikmati tahun rahmat Tuhan atau tahun pembebasan dari seluruh di mensi kehidupan. Dengan memasuki usia stengah1 abad, yaitu 50 tahun, merupahkan suatu anugrah Tuhan dengan usia yang matang dan dewasa secara rohani
Pahabol juga mengatakan, Walaupun masih ada kekurangan sini-sana, yang menunjukan belum ada kedewasaan rohani, namun hal tersebut tidak mengurangi hasil kekuatan Injil yang telah mengubahkan kami dan yang kami rasakan sampai dengan hari ini.
“Sejarah adalah jati diri, jika kita tidak tahu sejarah kita tidak tahu jati diri kita. Oleh karena itu, daerah Wudmu dan Dugumhad telah memiliki buku sejarah Injil masuk dan tugu yang akan mengingatkan generasi mudah sebagai penerus gereja Kingmi di Kalasis Hogio” Katanya.
Sementara itu Ketua Panitia pengguntingan tugu dan peluncuran buku sejarah, Yorim Pahabol menyampaikan terimakasih kepada seluruh masyarakat Wudmu dan Dugumhad atas kerja keras yang telah dilakukan sehingga dapat menyukseskan Yubelium, tahun 2019, pengguntingan tugu, peluncuran buku sejarah dan perayaan HUT yang Ke-52 tahun pada tahun 2021.
Ia juga menyampaikan kepada Badan pengurus Sinode Kingmi bahwa dari 92 Klasis dan 13 Koordinator agar dapat membuat sejarahnya masing-masing, dan Klasis Hogio diharapkan menjadi Klasis percontohan.
“ Pesan ini kami dari panitia menyampaikan kepada badan pengurus harian sinode Kingmi papua dan coordinator Yahukimo,” katanya.
Pewarta: Jurnalis Warga Sagu Yahukimo
Discussion about this post