Oleh : Ones Suhuniap*
Rakyat Yahukimo masih labil dan belum solid dalam perjuangan Pembebasan nasional Papua Barat. Semangat Papua Merdeka dan emosional rakyat di Yahukimo dalam perjuangan Papua merdeka itu hanya berlandaskan pada emosional, bukan karena kesadaran rakyat atas penindasan dan praktek kolonial di West Papua.
Rakyat Yahukimo belum bersatu dalam satu komando dalam gerakan perjuangan dan masih terpecah bela. Ada beberapa penyebab atau kendala yaitu egoisme Individu aktivis, dan gerakan sipil, serta militer.
Penyebab kedua belum paham tentang peran sipil dan militer dalam perjuangan Pembebasan nasional Papua Barat,
Penyebab ke tiga adalah Primordialisme kesukuan masing masing 7 suku dan ditambah sub suku menjadi 12 suku dan bahasa.
Penyebab keempat adalah kurangnya Pemahaman dan meningkatkan kapasitas diri seorang aktivis sendiri tentang taktik dan strategi serta mengerti perjuangan secara utuh.
Yang terakhir kurangnya diskusi dan pendidikan politik terhadap aktivis yang akan menjadi pelopor gerakan, Aktivis harus dibekali dengan teori tentang gerakan perlawanan.
Semua ini terjadi karena bukan karena kesalahan rakyat tetapi kesadaran dan berbeda pandangan tentang perjuangan dari seorang aktivis sendiri.
Ada yang merasa perjuangan papua merdeka itu hanya dibutuhkan militer dan sipil tidak penting.
Ada yang berpendapat bahwa Militer dan dan sipil itu penting. sementara itu ada berfikir bahwa Militer dan sipil yang penting dan diplomasi tidak penting.
Berbeda pandangan ini menajdi batu sandungan atau virus dalam organisasi Perjuangan di Yahukimo lebih khusus tetapi pada umumnya di Papua.
Subyek Perjuangan Papua Medeka Rakyat Papua, yang mau merdeka itu rakyat Rakyatlah yang punya perjuangan Papua mereka.
Aktvis gerakan dan pejuang TPN-PB itu hanya pesuru, aktvis gerakan hanya hanya pelopor gerakan perlawanan pembebasan nasional Papua Barat.
Perjuangan TPN-PB ingin mendapatkan status Bligrns dalam subyek hukum internasional berarti membutuhkan legitimasi rakyat.
Perjuangan TPN-PB diakui dalam hukum internasional atau Status Bligrns salah satu syarat utama adalah dukungan rakyat.
Maka rakyat harus mengerti tujuan dan maksud dari perjuangan Militer Papua Barat.
Oleh karena itu konsolidasi rakyat dan membangun struktur gerakan sipil di setiap kampung itu kebutuhan dan diharuskan.
Sektor KNPB sebagai media harus membangun struktur perlawanan di setiap wilayah.
Pembentukan sektor sektor KNPB membangun pemahaman dan kesadaran rakyat tetang pentingnya perjuangan.
Sehingga Individu-Individu yang menghalangi gerakan sipil yang membangun struktur perlawanan itu berarti.
Opini yang dibangun di rakyat bahwa Perjuangan TPN-PB atau Militer Papua penting dan gerakan sipil tidak penting itu kontraproduktif dalam perjuangan.
Perjuangan Militer dan Perjuangan Sipil sangat harus di mengerti oleh rakyat.
Ketika rakyat tidak mengerti tujuan Perjuangan dan ancaman yang akan terjadi ketika revolusi meletus di papua, rakyat akan menjadi musuh dan balik menyerang kita.
Ketika struktur perlawanan tidak dibangun ke akar rumput itu akan menjadi bumerang dan lawan bisa manfaatkan rakyat dengan hegemoninya mereka akan lawan.
Oleh sebab itu struktur perlawanan organisasi gerakan dibangun, sektor sektor sektor KNPB sub sektor, basis sampai ke sel secara masif harus dibangun.
Dalam perjuangan kekuatan sipil, kekuatan, militer dan diplomasi itu sangat dibutuhkan dan penting. Jangan ada yang saling memotong antaran sipil dan militer .
Militer Tanpa sipil tidak bisa, sebaliknya sipil tanpa militer tidak bisa demikian juga diplomasi.
Militer TPN PB harus didukung oleh rakyat papua dari sorong sampai merauke supaya pejuangnya diakui dalam hukum internasional.
Denggan demikian tugas gerakan sipil membangun struktur perlawanan ke basis rakyat.
Perbedaan perspektif hal yang wajar tetapi yang lebih penting adalah Persatuan adalah kunci keberhasilan merebut revolusi demokratik di West Papua.
Hal yang harus diketahui oleh setiap pejuang adalah adalah 3 kekuatan perjuangan dan 3 wilayah perjuangan Pembebasan nasional Papua Barat.
Pertama Perjuangan di negara kolonial dari aceh sampai dengan Ambon, kemudian perjuangan di internasional atau di luar negeri dan Perjuangan di wilayah koloni sorong sampai merauke.
Sedangkan kekuatan utama dalam perjuangan adalah Gerakan sipil, Militer dan diplomasi, tiga kekuatan ini tidak bisa dapat dipisahkan karena satu mata rate dan saling membutuhkan satu dengan yang lain.
Sebab perjuangan diplomasi menemukan jalan buntut atau mentok maka kita merubah metode perjuangan yaitu Perjuangan Non diplomasi merebut revolusi demokratik atau merebut kekuasaan dan mengusir kolonial dari wilayah koloni .
Penulis adalah Juru Bicara KNPB Pusat
Discussion about this post