
Jogyakarta, nokenwene.com – Setelah New Normal sudah ditetapkan dan memasuki minggu ke tiga, namun aktivitas perkuliahan di Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa (UST) Jogjakarta tidak berjalan normal.
Hal tersebut dikatakan Nurlaila salah satu mahasiswi Kampus Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa kepada nokenwene.com Senin, 06/07/20.
Nurlaila mengakui, sebelum adanya pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) aktifitas perkuliahan berjalan normal. Namun setelah masa pandemi dan setelah adanya new normal, namun aktifitas perkuliahan masih tidak berjalan normal.
“Kalau sebelum Covid-19 kegiatan perkuliahan sangat menyenangkan di kampus, biasanya suka nongkrong dan diskusi di sekret LPM Pendapa, tetapi saat Covid-19 ini saya hanya menunggu jam perkuliahan dari dosen dan mengerjakan tugas, dan sangat tidak efektif,” katanya.
Nurlaila mengakui, kadang dirinya mengisi waktu kosong dengan membaca buku atau menonton di YouTube dan hal serupa pun terjadi kepada sebagian mahasiswa. ia juga mengakui, new normal telah diterapkan oleh pemerintah pusat, namun para dosen tidak ada yang masuk kampus, dan sebagian ada juga yang tidak pernah mengadakan kuliah sama sekali.
” Ada juga beberapa dosen yang hanya kuliah dengan beberapa kali pertemuan saja, jadi memang tidak ada ilmu yang didapatkan selama ini. bahkan ada dosen itu yang kasih kabar itu semau mereka, sejauh ini jadi sangat tidak efektif dan reaktif jadi tidak ada ilmu yang didapatkan dengan baik sejak kuliah daring hingga New Normal ini,” ungkapnya.
Mahasiswi program studi Manajemen ini menambahkan, seperti yang diketahui bersama bahwa akibat dari pandemic ini pun segala aktivitas manusia dibatasi dan bahkan tidak diperbolehkan lagi yang akhirnya semua harus melakukan semuanya dari rumah saja, dan tentu hal tersebut mempengaruhi bahkan menghambat semua aktivitas di setiap elemen yang ada di Indonesia, salah satunya yaitu pendidikan. Dengan sistem birokrasi kampus yang berbeda-beda, lantas seharusnya kebijakan yang diambil pun harus sesuai dengan realita dan jangan ada kepentingan di dalamnya sehingga tidak meresahkan mahasiswa dan tidak mempengaruhi psikologis bahkan fisiologis mereka.
Sementara itu Dapla, seorang muslim lainnya mengatakan, sampai dengan saat ini aktifitas perkuliahan masih dilakukan menggunakan online atau teleconfren. Ia juga mengakui, dengan sistem belajar online dirinya merasa rugi, sebab tidak bisa memahami baik apa yang disampaikan oleh dosen.
” jadi kuliah online ini sangat merugikan saya karena mata kuliah yang praktikum itu tanpa praktik agak sulit walaupun ada tutorial, dan sekarang ini belum ada informasi lanjutan dari pihak kampus karena masih menunggu hasil ujian akhir semester, dan mungkin di minggu depan baru akan diperjelas mengenai perkuliahan”. ucapnya.
Dapla juga mengatakan, saat kuliah daring hingga saat ini, ada banyak fenomena yang terjadi seperti pergantian jadwal perkuliahan oleh para dosen, kesulitan mengakses link untuk bisa ikut belajar dalam kelas di Zoom atau Google Meet.
“mekanisme perkuliahan online, kadang dilakukan via WhatsApp, Google Meet, Zoom dan kadang materi dikirim ke Portal kampus, dan para mahasiswa tinggal ambil lalu pelajari” ujarnya.
Pewarta : Ekyen Kenangalem / JW Sagu Yahukimo
Discussion about this post