Dekai,nokenwene.com–Sejumlah mama Papua melakukan aksi demonstrasi di Dekai karena pedagang pendatang menjual pinang. Dalam aksi demonya di kompleks pertokoan di Dekai, mama-mama meminta agar para pedagang pendatang untuk berhenti menjual pinang.
Yenince Bahabol, salah seorang mama penjual pinang di Dekai mengungkapkan bahwa mama-mama melakukan aksi protes ini karena para pedagang pendatang yang ada di Dekai mulai berjualan pinang. Hal ini menyebabkan pinang milik mama-mama Papua di Yahukimo tidak laku.
“Kami ini ibu-ibu penjual pinang semua, dari tahun 2007 kami sudah batasi pendatang untuk berjualan pinang. Tahun 2007 itu sudah ada Perda, khusus untuk abang-abang ojek khusus untuk laki-laki (OAP) kemudian untuk pinang ini khusus untuk mama-mama Yahukimo saja. Itu sudah ada perda dari Pemerintah,” ungkap Yenince Bahabol kepada media di Dekai, Rabu (27/05/2020).
Dirinya mengeluh karena para pedagang pendatang mendatangkan pinang dalam jumlah banyak dan menjual secara kiloan. Sementara mama-mama Yahukimo mendatangkan pinang dalam jumlah terbatas dan menjualnya secara eceran atau per tumpuk sehingga para pembeli lebih banyak membeli para pedagang pendatang.
“Sekarang teman-teman pendatang ini datangkan pinang kering dan pinang buah lalu jual kiloan, sementara mama-mama asli Yahukimo jual secara eceran sehingga dalam sebulan ini pembeli berkurang sehingga pinang kami jadi kuning,” keluh Yenince.
Sementara itu, Letna Heluka, salah seorang mama penjual pinang lainnya, meminta agar Pemerintah Daerah Kabupaten Yahukimo segera menertibkan para pedagang pendatang yang menjual pinang karena hal itu bertentangan dengan Peraturan Daerah (Perda) yang ada.
“Kami berharap kepada pemerintah agar mulai hari ini perda tersebut harus diterapkan dan dilanjutkan,” kata Letna.
Selain masalah pinang, mama-mama pedagang asli Papua ini pun meminta pemerintah daerah untuk menyediakan pasar yang layak bagi mama-mama untuk berjualan pinang. Hal ini dimaksudkan agar mama-mama tidak lagi berjualan di emperan toko para pedagang pendatang.
“Kami meminta kepada pemerintah untuk menyediakan tempat jualan pinang sendiri sehingga tidak bergabung dengan jualan sayur atau barang sembako lainnya. Kami jual di depan orang punya ruko, jadi kadang ada cekcok dengan para pemilik ruko. Jadi kami minta pemda untuk sediakan tempat tersendiri untuk jualan pinang,” tambah Letna.
Sementara itu, terkait masalah kebersihan kota Dekai khususnya di daerah sekitar komplek pasar dan Ruko, mama-mama penjual pinang ini berharap agar pemerintah lebih serius menangani masalah sampah.
Mama-mama mengeluhkan banyaknya sampah yang ada di kota Dekai khususnya di sekitar kompleks pertokoan. Karena itu, mama-mama meminta agar pemerintah daerah Yahukimo bisa turun ke lapangan dan melihat kondisi yang ada sehingga bisa mengambil kebijakan yang tepat. Mama-mama meminta agar pemda Yahukimo menyediakan sampah agar sampah tidak berserakan di sembarangan tempat.
“Kami mohon sediakan tempat sampah juga karena di ruko ini banyak sampah. Pemerintah tidak bisa melihat dan tidak bisa turun lapangan jadi tolong perhatikan sampah juga. Jadi fasilitas itu yang kami minta,” harap Letna.
Untuk itu, mama-mama penjual pinang pun meminta perhatian serius dari para wakil rakyat Yahukimo yang baru dilantik tanggal 18 Mei lalu. Mama-mama berharap agar para Wakil Rakyat bisa melihat kondisi mama-mama pedagang pinang dan memperjuangkan aspirasi mama-mama.
“Kami mohon perhatian dari DPR juga, karena DPR ada itu berdasarkan suara masyarakat. Jadi untuk anggota Dewan yang baru dilantik mohon dukung bagi kami perempuan-perempuan Papua khususnya ibu-ibu yang berjualan pinang ini,” tambah Letna.
Pewarta: JW sagu Yahukimo
Discussion about this post