Wamena, nokenwene.com – Pasca Rusuh Wamena 23 September 2019 lalu, sejumlah sekolah di luar kota Wamena belum melaksanakan aktifitas belajar mengajar. Meskipun sejak tanggal 07 oktober pemerintah Jayawijaya resmi membuat edaran untuk aktifitas public, termasuk sekolah kembali dibuka, namun suda 2 minggu edaran itu keluar, sebagaian sekolah di luar kota belum laksanakan aktifitas belajar mengajar.
Yerry Himan, Kepala Sekolah SD Inpres Minimmo, Distrik Asolokobal mengatakan, pihaknya suda melanjutkan himbauan Bupati tersebut melalui gereja dan beberapa kesempatan kepada orang tua murid, bahwa tanggal 07 oktober akan di mulai proses belajar mengajar, akan tetapi dua minggu setelah himbauan itu tidak ada satupun siswa yang datang ke sekolah.
“akhirnya kami guru bingung apa yang buat anak-anak tidak ke sekolah, padahal anak-anak tinggal di sekitar sekolah. Setelah cari tahu orang tua bilang guru tidak ada jadi kami (orang tua) belum kirim anak ke sekolah” Ungkap Yerry Himan ditemmui di SD Inpres Minimo, jumat, 18/10/19.
Alasan lainnya kata Yerry, kondisi kamtibmas yang menurut warga belum begitu kondusif sehingga anak-anak belum mau ke sekolah, demikian juga para guru yang yang sebagian besar tinggal di kota sehingga merasa belum nyaman untuk ke sekolah.
“saya hubungi guru-gur untuk masuk tapi mereka bilang kalao sampai di sekolah tidak papa kami (guru) siap mau datang, tapi sepanjang jalan ini apakah keamanan kami terjamin atau tidak itu, pertanyaan guru. Nah soal aman dan tidak kan saya tida bisa jamin itu” Ujar Yerry.
Agar proses belajar-mengajar bisa berjalan kata Yerry Himan, pihaknya hendak membangun koordinasi dan menyiapkan undangan pertemuan dengan orang tua murid dan para pihak terkait lainnya di SD tersebut.
“hari senin (21/10/19) ini akan adakan pertemuan dengan orang tua siswa, seluruh tokoh, elemen yang pendukung proses belajar-mengajar di wilayah kampung ini saya akan panggil, suda sebar undangan” Ujar Yerry Himan.
Kondisi ketiadaan guru dan murid juga dialami SMP Negeri 3 Wamena yang juga sekolah ring II yang terletak di Distrik Asolokobal Kab. Jayawijaya. Pantauan Noken Wene di lapangan, jumat, 18/10/19 tidak terlihat satupun siswa maupun guru di sekolah itu.
“rencana tanggal 14 lalu itu sekolah diaktifkan seperti biasa, kita suda pertemuan semua pihak di distrik, tapi sebelum tanggal 14 itu hari sabtu (12/10/19) itu kejadian penikaman di Wouma akhirnya guru-guru takut untuk keluar kembali mengajar kesini” Kata Ayub Wuka, Ketua Komite SMP N3 Megapura ditemui di Asolokobal.
Untuk itu lanjut Ayub, mengingat kondisi kamtibmas yang belum pulih total di tambah lagi banyak inforrmasi dan isu tidak benar yang terus beredar yang mebuat murid dan guru belum bisa ke sekolah, sehingga ia menyarankan pengamanan aparat juga dilakukan di pinggiran kota Wamena.
“kalo bole sekolah ring dua ini, pinggiran kota ini kemanan juga ditaru disini, tidak tertumpuk di kota saja, supaya guru-guru yang ada leluasa untuk mendidik anak-anak kami kembali begitu. Kita bilang aman aman tapi informasih hoax ini beredar terus, akan serang semua orang Papua lah, ada yang bilang nanti serang orang non Papua, makanya sekolah-sekolah ini belum jalan” ujar Ayub.
Pewarta: Onoy Lokobal/ Jurnaliw Warga Noken
Discussion about this post