Wamena, nokenwene.com – Gedung Sekolah Darurat Akan kembali dibangun. Demikian disampaikan Tim Relawan Kemanusiaan untuk Pengungsi Nduga menanggapi kondisi sekolah darurat yang sudah rusak.
Bangunan sekolah darurat dibangun sejak awal Februari 2019 di halaman Gereja Kingmi Jemaat Weneroma Wamena. Pembangunan Sekolah Darurat dilakukan menyusul adanya pengungsian besar-besaran masyarakat Nduga ke Wamena.
Pasca pengiriman pasukan TNI-Polri ke wilayah Nduga, ribuan masyarakat di 16 Distrik di Nduga terpaksa mengungsi ke hutan dan ke beberapa kabupaten tetangga termasuk ke Wamena. Bersama Tim Relawan Kemanusiaan untuk Pengungsi Nduga, para guru asal Nduga membangun sekolah darurat untuk pengungsi Nduga di Wamena. Namun bangunan sekolah darurat yang berdindingkan terpal hanya bertahan sampai bulan Mei kemarin.
Perang masih terus berlangsung di Nduga, karena itu kami akan kembali membangun sekolah darurat agar bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar bagi anak-anak pengungsi asal Nduga, ungkap Naaman Gwijangge, salah satu anggota Tim Relawan Kemanusiaan untuk Pengungsi Nduga Kamis (18/07/2019).
Tim Relawan Kemanusiaan yang menangani pengungsi Nduga di Wamena mengakui tidak bisa mengambil keputusan sendiri. Keputusan kegiatan belajar mengajar di lakukan di halaman Gereja Kingmi Weneroma diambil berdasarkan permintaan para pengungsi itu sendiri. Demikian pun pembangunan kembali gedung sekolah darurat diambil atas dasar permintaan para siswa pengungsi.
“ Anak-anak sekolah beberapa kali tanya ke kami kapan sekolah bisa dibangun lagi. Hal ini karena mereka sendiri merasa belum bisa kembali ke kampung halamannya karena masih belum aman” jelas Gwijangge.
Rencananya, Tim Relawan akan kembali melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Nduga dan tokoh-tokoh gereja terkait pembangunan kembali gedung sekolah darurat tersebut.
“Kami akan koordinasi dengan dinas pendidikan Nduga dan tokoh gereja untuk pembangunan sekolah darurat. Setelahnya kami akan umumkan kepada para pengungsi jadwal kegiatan belajar mengajar dimulai” Tambah Gwijangge.
Pewarta: Wene Tabuni / Jurnalis Warga Ninmin Nduga
Discussion about this post