Seorang bayi pengungsi Nduga meninggal dunia setelah tujuh bulan di Wamena. Riantena Telenggen, bayi berusia dua tahun meninggal di Wamena Kamis (18/077/2019).
Wene Tabuni, Relawan Kemanusiaan Untuk Pengungsi Nduga di Wamena menyampaikan bahwa Riantena mengungsi sejak awal Desember bersama kedua orangtuanya.
“Bayi ini berasal dari distrik Yigi dan mengungsi sejak awal Desember 2018 lalu. Mereka sempat bertahan di hutan di pinggiran distrik Yigi. Namun karena kehabisan makanan, keluarga ini memutuskan untuk pergi ke Kuyawage dan setelah dua Minggu menuju Wamena”, terang Wene Tabuni.
Menurut informasi yang diperoleh nokenwene.com, bayi ini meninggal setelah sakit selama satu Minggu.
“Dia menderita menceret selama satu Minggu sebelum akhirnya meninggal dunia”, tambah Wene.
Kematian Riantena Telenggen menjadi yang kesekian kalinya bagi pengungsi Nduga di Wamena. Selama tujuh bulan lebih dari seratus orang masyarakat Nduga meninggal dunia, sebagian besar meninggal dalam pengungsian di Wamena.
Sementara itu penanganan pengungsi hanya dilakukan oleh Tim Relawan Kemanusiaan Untuk Pengungsi Nduga. Pemerintah belum juga serius menangani pengungsi.
“Sejauh ini pemerintah hanya kirim tentara untuk mengejar TPNPB namun mengabaikan keselamatan masyarakat sipil. Sudah banyak masyarakat sipil yang jadi korban dan meninggal dunia namun belum ada keseriusan negara terhadap warganya sendiri”, tambah Ence Geong, Koordinator Tim Relawan Kemanusiaan Untuk Pengungsi Nduga.
Pewarta: Jurnalis Warga Ninmin Nduga
Discussion about this post