Jayapura, nokenwene.com—Dalam rangka perkenalan pemuda dan pemudi baru, jemaat Sion Abe pantai menggelar seminar sehari pada hari Jumat,(14/09/2018) bertempat di gedung gereja Sion Abe pantai.
Seminar tersebut diawali dengan ibadah singkat di bawa sorotan Thema, pemuda yang bijaksana melihat satu tanda heran ke tanda heran yang lain.(Amsal 4:13)
Elek Heluka dalam khotbahnya menyampaikan sesuai dengan sub Thema, bahwa pemuda-pemudi pegang didikan Tuhan sehingga kepandaian dan hikmat akan diberikan kepada pemuda-pemudi sehingga untuk ke depannya dalam menempuh pendidikan di tingkat SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi tidak ada kesulitan.
“Kehidupan kita harus diarahkan kepada Tuhan, karena kepandaian itu hanya dari Tuhan, dan kepada kebenaran Tuhan karena kebenaran adalah dasar hidup manusia” Kata Heluka
Dalam seminar sehari tersebut, ada dua materi yang dibawakan oleh pemateri yaitu tentang Sejarah Masuknya Gereja KINGMI Di Tanah Papua dan Perkembangan Iman Pemuda.
Wakil Ketua Sinode KINGMI Di Tanah Papua saat membawakan materi menjelaskan sejarah berdirinya misi C&MA. Pada tahun 1887. A.B Simpson menargetkan Papua sebagai daerah kerja C&MA. Tahun 1926 pada bulan Oktober, para pemimpin C&MA mengadakan rapat khusus di New York untuk membahas pengembangan pelayanan ke Papua. Robert Alexander Jaffray mendukung keputusan ini.
“Tahun 1928, R.A.Jaffray berangkat ke Indonesia dan ia menjelajah di kota Makassar dan membuka pekerjaan Tuhan di sana dan ia membangun salah satu tempat pelayanan dan sekarang dikenal dengan Kampus STT Jaffray Makasar dan selanjutnya ke Papua”, Kata Yosia Tebai
“Pada tahun 1936, seorang pilot bernama F.J. Wissle terbang melintasi pegunungan Papua dan mendarat di danau Tigi di Paniai. Dan tanggal 20 April mereka berhasil tiba di Enarotali”, Lanjut Tebai
“Tanggal 31 Mei kepala suku (Ekagi) yang pertama bernama Ketela Gobay dibaptiskan di Kebo, dekat Enarotali. Setelah itu, tahun 1398 ke lembah Baliem di Ibele danau (Habema) ” Jelas Tebay
Tebay berharap, anak-anak penerus Kingmi bisa menghargai perjuangan misionaris untuk membawa Injil dan orang tua di pegunungan yang menerima Injil ini dengan susah payah sehingga anak-anak sekarang bisa melanjutkan tongkat estafet yang ditinggalkan oleh orang tua dulu.
“Anak-anak bisa hargai perjuangan misionaris dan orang tua yang menerima Injil. Dan bisa melanjutkan apa yang ditinggalkan oleh orang tua”, tuturnya
Di tempat yang sama, Jhon Heluka, salah satu peserta seminar menyampaikan ucapan terimakasih kepada para pemateri karena hari ini dirinya bisa menimba banyak ilmu.
“Terima kasih kepada bapak Yosia Tebai yang membawa materi masuknya Injil di tanah Papua. karena dengan bapa membawa materi ini saya bisa memahami bagaimana masuknya Injil di tanah Papua” kata Jhon Heluka
Pewarta : Ruland Kabak/JW Yahukimo
Discussion about this post