Puluhan karyawan RSUD Dekai kembali melakukan aksi demo di depan UGD RSUD Dekai Rabu (25/07/2018). Aksi ini dilakukan setelah hari Jumat (20/07/2018) para pegawai melakukan aksi serupa. Para pegawai RSUD Dekai melakukan aksi demo menuntut pemerintah daerah Kabupaten Yahukimo segera membayar uang lembur dan uang makan triwulan kedua tahun 2018.
Marisin Magayang salah satu karyawan RSUD Dekai mewakili teman-temannya mengungkapkan bahwa semua karyawan telah sepakat untuk melakukan aksi mogok sampai hak-hak karyawan dipenuhi.
“Kami telah sepakati bahwa ada respon dari Pemda Yahukimo baru kami akan buka. Jadi Pemda Yahukimo harus tanggapi aspirasi yg pernah kami naikan pada bulan Maret lalu saat kami demo di sini”, kata Magayang.
Terkait aksi serupa Jumat lalu, Magayang menjelaskan bahwa para pegawai tidak melakukan demo tetapi hanya ingin menemui bupati untuk meminta penjelasan Bupati terkait janji pada bulan Maret lalu. Namun karena tidak ditemui bupati, maka para pegawai kecewa dan kembali ke RSUD Dekai dan melakukan pemalangan UGD.
“Kemarin (Hari Jumat) kami tidak demo (di Rumah Bupati), tetapi kami pergi menemui bupati untuk mencari solusi. Tetapi Pemda Yahukimo tidak tanggapi kami dan tidak menerima kami dengan serius, maka karena kecewa sampai hari ini tidak membuka RSUD Dekai ini.” Tambah Magayang.
“Dari tahun ke tahun sudah ada demo dan Pemda sudah berjanji akan bayar, namun Pemda belum menepati janjinya”, keluh Magayang
Hal ini dibenarkan oleh Aponius Mirin, seorang dokter yang bertugas di RSUD Dekai. Menurutnya sebagian besar karyawan di RSUD Dekai merupakan pegawai honorer dan sukarelawan yang sangat kecil pendapatannya untuk membiayai hidup sehari-hari.
“Kami sudah melakukan kewajiban kami dengan bekerja di RSUD Dekai, sekarang kami menuntut hak kami yang belum dibayarkan. Itu tanggung jawab Pemda”. Tambah dokter Apunius Mirin.
“Kita di sini memang ada pegawai yang punya gaji setiap bulan tetapi banyak juga tenaga honorer dan sukarela. Kami di sini bekerja sebagai Tim. Jadi bukan hanya pegawai saja yang kerja. Kami yang pegawai ini tetap membutuhkan tenaga honorer dan sukarelawan hingga cleaning service. Jadi Pemda jangan berpikir bahwa di RSUD itu ada pegawai yang punya gaji, bagaimana dengan mereka yang honorer dan relawan. Uang makan dan lembur itulah yang bisa membiayai hidup para honorer dan relawan.” Tambah Mirin.
Para pegawai di RSUD Dekai bersepakat untuk tetap melakukan aksi mogok ini sampai haknya dibayar. Marisin Magayang mengungkapkan bahwa aksi mogok ini akan segera dihentikan ketika uang sudah dibagikan kepada para pegawai sehingga tidak ada janji-janji lagi.
Sementara itu Kepala Sub Bagian Tata Usaha RSUD Dekai, Aser Sobolim saat ditemui mengungkapkan bahwa uang lembur dan uang makan petugas itu diambil dari Dana Alokasi Umum. Anggaran Dana Alokasi Umum (DAU) tahun 2018 untuk RSUD Dekai hanya berjumlah Satu Miliar Dua Ratus Ribu Rupiah. Jumlah ini berkurang dibandingkan DAU 2017 lalu yang berjumlah lebih dari Empat Miliar Rupiah.
“Anggaran RSUD Dekai dari DAU pada tahun ini lebih sedikit dibandingkan tahun 2018 lalu. Padahal anggaran DAU itu merupakan anggaran untuk biaya rutin untuk operasional lembaga termasuk untuk perawatan peralatan, biaya kebersihan, BBM dan uang makan serta lembur pegawai.” Kata Aser Sobolim, Kepala Sub Bagian Tata Usaha RSUD Dekai.
Data yang diperoleh nokenwene.com menunjukkan bahwa jumlah pegawai di RSUD Dekai sebanyak 274 orang. ASN berjumlah 106 orang sementara Honorer berjumlah 117 orang. Selain itu ada 16 orang cleaning service, 6 orang security dan 3 orang driver serta 2 orang dokter PTT dan 2 orang dokter spesialis. Selain itu ada 22 orang relawan yang bekerja di RSUD Dekai sambil menanti giliran pengangkatan menjadi honorer di RSUD Dekai.
Sementara itu, hari ini sejumlah pasien yang datang ke RSUD Dekai terpaksa harus pulang karena tidak ada pelayanan. Pasien yang tersisa di RSUD Dekai pun tinggal Satu orang di ruangan HCU.
Discussion about this post