• Latest
  • Trending
Goyang Patola dan Ancaman Terhadap Budaya Papua

Goyang Patola dan Ancaman Terhadap Budaya Papua

21 Juni 2018
DPRD Jayawijaya Minta Pemerintah Lakukan Amdal Sebelum Bangun Kantor Gubernur

DPRD Jayawijaya Minta Pemerintah Lakukan Amdal Sebelum Bangun Kantor Gubernur

16 Mei 2025
Bupati Didimus Ajak Warga GIDI Lanjutkan Tongkat Estafet Penginjilan

Bupati Didimus Ajak Warga GIDI Lanjutkan Tongkat Estafet Penginjilan

16 Mei 2025
Pemda Jayawijaya Diminta Siapkan Langkah  – langkah Pemulihan Pasca Banjir

Pemda Jayawijaya Diminta Siapkan Langkah  – langkah Pemulihan Pasca Banjir

12 Mei 2025
Harga Beras Melonjak Saat Bencana, DPRD Jayawijaya Minta Pemda Kontrol

Harga Beras Melonjak Saat Bencana, DPRD Jayawijaya Minta Pemda Kontrol

8 Mei 2025
Yasera Wamena Berbagi Kasih ke Warga Terdampak Banjir

Yasera Wamena Berbagi Kasih ke Warga Terdampak Banjir

6 Mei 2025
SMA Kristen Wamena Gelar Seminar P5 Dampak Pornografi Bagi Remaja

SMA Kristen Wamena Gelar Seminar P5 Dampak Pornografi Bagi Remaja

3 Mei 2025
Badan Pengerja Gereja GIDI Jemaat Eklesia Bonto Baru Periode 2025-2028 Resmi Dikukuhkan

Badan Pengerja Gereja GIDI Jemaat Eklesia Bonto Baru Periode 2025-2028 Resmi Dikukuhkan

1 Mei 2025
Jumat, Mei 16, 2025
NokenWene
No Result
View All Result
  • Polhukam
  • Pendidikan dan Kesehatan
  • Ekonomi
  • Seni dan Budaya
  • Perempuan dan Anak
  • Opini
  • Lainnya
    • Lingkungan
    • Pengungsi Nduga
    • Perjalanan
    • Jurnalis Cilik
    • Kopi Wamena
    • Sastra
  • Polhukam
  • Pendidikan dan Kesehatan
  • Ekonomi
  • Seni dan Budaya
  • Perempuan dan Anak
  • Opini
  • Lainnya
    • Lingkungan
    • Pengungsi Nduga
    • Perjalanan
    • Jurnalis Cilik
    • Kopi Wamena
    • Sastra
No Result
View All Result
NokenWene
No Result
View All Result
Home Headline

Goyang Patola dan Ancaman Terhadap Budaya Papua

in Headline, Opini, Seni dan Budaya
Goyang Patola dan Ancaman Terhadap Budaya Papua

Norberd Kemi Bobii

Share on WAShare on FB
Norberd Kemi Bobii

Nokenwene.com – Goyang Patola yang ditampilkan dalam acara Festival Danau Sentani menjadi ramai diperbincangkan masyarakat Papua di Media Sosial.

Goyang Patola selain bukan merupakan budaya orang Papua, juga menampilkan erotisme yang berbahaya jika disaksikan apalagi dipraktekan oleh anak-anak. Namun dalam Festival Danau Sentani yang mestinya mengangkat budaya Papua, goyang Patola malah diberi panggung oleh master of ceremony (MC).

RelatedPosts

DPRD Jayawijaya Minta Pemerintah Lakukan Amdal Sebelum Bangun Kantor Gubernur

PGPP Gelar Ibadah HUT Pekabaran Injil di Jayawijaya

Entah goyang Patola ini memang direncanakan menjadi bagian dalam rangkaian acara FDS atau hanya tindakan spontan dari MC, hal ini sulit untuk diterima.

Di tengah terancamnya budaya Papua oleh ekspansi budaya luar dan pengaruh kapitalisme, FDS diharapkan menjadi salah satu cara dan kesempatan untuk kembali mengangkat budaya Papua untuk dilestarikan. Sayangnya FDS malah semakin melukai hati masyarakat Papua yang sedang berjuang dalam penderitaan dan ancaman akan kehilangan budayanya.

Budaya bukanlah suatu bahan mainan. Budaya merupakan suatu kebiasaan masyarakat dalam mempertahankan suatu nilai tertentu dalam kelompok atau klen atau komunitasnya.
Budaya orang asli Papua sangatlah beragam sebagaimana banyaknya suku yang ada di Papua. Secara ringkas budaya senantiasa berkaitan dan menjadi cara untuk mempertahankan hidup melalui system perekonomian, cara mendidik generasi atau system pendidikan, cara bertahan hidup, cara mendapatkan makanan, pernikahan, seni berupa tari-tarian yang memiliki nilai dalamnya, juga dalam bentuk aksesoris-aksesoris.

Budaya yang dimiliki 250 an lebih suku yang ada di Papua mestinya dilestarikan. Berbagai nilai-nilai budaya, ritus-ritus, symbol dan benda-benda budaya mestinya dikaji dan diinventarisasi. Selain itu, berbagai nilai budaya yang baik perlu diajarkan sehingga bisa menjadi pedoman hidup masyarakat Papua yang saat ini dan generasi yang akan datang.

Pendidikan nilai-nilai budaya tersebut menjadi sangat penting bagi masyarakat Papua yang kini sedang berhadapan dengan perubahan dan perkembangan zaman serta berbagai pengaruh budaya luar, kebijakan politi dan agama. Ketidakberakaran masyarakat Papua pemilik budaya Papua itu sendiri bisa berdampak pada terombang-ambingnya kehidupan masyarakat Papua itu sendiri dan akhirnya berdampakan pada terancamnya manusia Papua itu sendiri.

Karena itu, kejadian Patola dalam Festival Danau Sentani mesti menjadi pelajaran penting bagi seluruh komponen masyarakat Papua mulai dari masyarakat kecil hingga terutama para pengambil kebijakan di Papua. Masyarakat Papua mesti kembali didorong untuk berakar pada nilai-nilai budayanya yang luhur dan berani menolak berbagai bentuk budaya baru yang bisa membahayakan eksistensi manusia Papua itu sendiri.

Tentu saja ada nilai-nilai baik dalam budaya dari luar yang bisa dipetik namun bukan dengan cara menerima apa adanya budaya luar tersebut. Akan tetapi, masyarakat Papua hanya bisa menyeleksi nilai-nilai budaya luar yang baik yang bisa dipakai dalam kehidupan setiap hari jika masyarakat Papua itu sendiri berakar pada budayanya sendiri.

Untuk berakar pada budaya sendiri maka syarat mutlaknya adalah kembali mencintai budaya sendiri dan bangga akan budaya Papua. Selain itu, para akademisi dan budayawan perlu melakukan kajian tentang berbagai budaya di Papua agar masyarakat Papua sendiri bisa melakukan kritik yang membangun atas budayanya sendiri.
Selain kajian atas budaya Papua, peran Dewan Kesenian Papua sangatlah penting dalam melakukan upaya pelestarian budaya. Salah satunya adalah melakukan pendataan bukan saja budaya tetapi juga suku-suku manusia Papua.

Selain itu, pemerintah pun mesti didorong untuk terlibat aktif untuk melakukan upaya-upaya perlindungan budaya dan manusia Papua bukan hanya sebatas menjadi bahan pameran untuk menyenangkan orang luar. Karena itu, kebijakan-kebijakan pemerintah mesti benar-benar memiliki basis nilai budaya dan terkandung upaya perlindungan terhadap manusia dan budaya Papua. Untuk itu, peran MRP menjadi penting. MRP mesti lebih proaktif untuk mendorong kebijakan yang melindungi manusia dan budaya Papua.

Sementara itu, berbagai Festival budaya yang ada di Tanah Papua pun mesti dilakukan dengan suatu kesadaran bahwa pelestarian budaya adalah inti dari penyelenggaraan Festival tersebut. Karena itu, Festival Budaya tidak bisa lagi hanya menjadi rutinitas, tetapi mesti ada upaya pemaknaan nilai-nilai dalamnya. Maka, penyelenggaraan Festival di Papua mestinya disusun bersama dengan para budayawan dan antropolog Papua dan tidak lagi diselenggarakan oleh Pemerintah melalui Even Organizer yang berasal dari luar Papua dan tidak mengerti budaya Papua atau bahkan memberikan kebebasan kepada MC untuk mengatur Festival tanpa desain konsep dan tujuan Festival yang penuh penghargaan atas nilai budaya Papua. Kalau demikian maka berbagai goyang atau jenis tarian dari luar seperti Patola tidak mendapat panggung dalam kehidupan masyarakat Papua dan bukan hanya dalam panggung Festival.

Semoga!!

Oleh: Norberd Kemi Bobii

Tags: FDSFestival Danau SentaniGoyang Patola
SendShareTweet
Previous Post

Plastik

Next Post

“Diskotik” Hiburan Malam yang Merusak Moral Generasi Papua

Next Post
“Diskotik” Hiburan Malam yang Merusak Moral Generasi Papua

“Diskotik” Hiburan Malam yang Merusak Moral Generasi Papua

Pilkada

Pilkada

WKRI Dekai Berbagi Kasih di Kampung Muara

WKRI Dekai Berbagi Kasih di Kampung Muara

Discussion about this post

Banyak Dibaca

  • DPRD Jayawijaya Minta Pemerintah Lakukan Amdal Sebelum Bangun Kantor Gubernur

    DPRD Jayawijaya Minta Pemerintah Lakukan Amdal Sebelum Bangun Kantor Gubernur

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Pemda Jayawijaya Diminta Siapkan Langkah  – langkah Pemulihan Pasca Banjir

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Bupati Didimus Ajak Warga GIDI Lanjutkan Tongkat Estafet Penginjilan

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Polres Jayawijaya Olah TKP Temuan Jenazah di Hotel Baliem Pilamo

    0 shares
    Share 0 Tweet 0
  • Noken Sambut Bayi Baru Lahir

    0 shares
    Share 0 Tweet 0

Connect with us

Nokenwene.com merupakan media publikasi bagi Jurnalisme Warga Noken yang digagas para sahabat jurnalis dan aktivis di Wamena, Papua

© 2017-2022 Nokenwene.com. All rights reserved.

No Result
View All Result
  • Polhukam
  • Pendidikan dan Kesehatan
  • Ekonomi
  • Seni dan Budaya
  • Perempuan dan Anak
  • Opini
  • Lainnya
    • Lingkungan
    • Pengungsi Nduga
    • Perjalanan
    • Jurnalis Cilik
    • Kopi Wamena
    • Sastra

© 2022 Nokenwene

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist