Wamena, nokenwene.com – Yosafat Gobay, anak ke – 5 dari Pdt. Elisa Gobbay, salah satu Perintis Injil di Lembah Baliem Wamena, Papua Pegunungan kini sudah berada di Wamena Kabupaten Jayawijaya untuk mengikuti ibadah syukur HUT Pekabaran Injil ke 70, tahun 2024.
Yosafay Gobay yang tiba di Wamena pada jumat 19 april sekitar pukul 10.00 WIT itu, langsung menuju ke Kampung Minimo Distrik Maima dan melihat persiapan perayaan HUT ke 70 HUT PI yang dilakukan oleh panitia dan masyarakat di Minimo. Ia bahkan rencana bermalam di Kampung Minimo.

“Dari Wamena kami menuju ke tempat di Minimo injil pertama masuk 20 april 1954, rencana mala mini saya bermalam di Minimo, besok inikan kita lanjut untuk kegiatan itu di Lapangan Pendidikan di Wamena, setelah itu ada dua atau tiga titik, yang pertama itukan di Minimo yang pertama kali mereka turun bawa Injil” kata Gobay ditemui di Kampung Minimo, jumat (19/04/2024) malam.
Sebelumnya pada 19 paril tahun lalu, anak Pdt. Myron Brombley yakni Elisabeth Bromley juga melakukan kunjungan ke kampung Minimo dan bermalam di sana, lalu keesokan harinya ia melakukan Ibadah HUT PI ke 69 di Kampung Minimo.
Yosafat Gobay mengatakan, 70 Tahun Pekabaran Injil (20 April 1954 – 20 April 2024) di Lembah Baliem Kabupaten Jayawijaya, menyampaiakan pesan perdamaian dan persatuan bagi seluruh umat kristiani di Kabupaten Jayawijaya dan Papua Pegunungan, terutama masyarakat pada lokasi bersejarah di Wamena.
“Besok ini saya mau pecahkan masalah Minimo dengan Hitigima, perjalanan mereka (Misionaris) itu tahun 2004 itu bapak Elisa sudah kasih tahu waktu Yubelium di Hitigima terus kami sama – sama dari Hepuba kami naik ke Minimo” katanya saat ditemui di Wamana, jumat (19/04/2024).
“Saya teruskan dengan pembicaraan bapa Elisa masyarakat Hitigima dengan Minimo, masyarakat hitigima waktu itukan mereka sudah dengar dengan masyarakat Minimo lagi, dua titik ini jangan pisah – pisahkan, rencana saya harus disatuhkan masyarakat Minimo dengan Hitigima ini yang harus diteruskan” katanya lagi.
Selain itu, 20 April yang diperingati sebagai HUT PI bukan milik denomenasi gereja tertentu, akan tetapi milik seluruh denomenasi gereja yang ada di Lembah Baliem Wamena dan Papua Pegunungan umumnya. Hal itu kata dia sebagaimana pesan ayahnya Elisa Gobay.
“Denomenasi gereja seperti GIDI, Baptis GKI Katolik dan lain itukan sebelumnya injil duluan jadi jangan di pisah-pisahkan, harus jadi satu kalo sebelumnya mereka buka masing-masing itu tidak papa tapi 20 april itukan jangan pisah – pisah harus jadi satu” pesan Gobay anak bungsu Elisa Gobay dari 5 bersaudara itu.
Yosafat Gobay lebih jauh mengatakan, pihaknya sebagai salah satu anak perintis Injil di Lembah ini, menitip pesan untuk tidak memikirkan sedikitpun imbalan bagi orang tuanya bersama tim misionaris lainnya karena Tuhan sudah memperhitungkannya.
“Ribuan manusia yang sudah hadir di Lembah Baliem ini, itu hasil karya dari bapak Pdt. Elisa Gobay dengan tuan Bromley, hasilnya itu bukan manusia yang atur tapi Tuhan Allah yang atur mereka punya pahalanya, datang kosong dengan pulang kosong juga” Tutupnya.(*)
Pewarta: Jurnalis Warga Noken Wamena*