Wamena, nokenwene.com – Penampilan tarian klosal di Kabupaten Jayawijaya dan Provinsi Papua Pegunungan pada upcara 17 agustus 2023 adalah anak-anak SMA Negeri 1 Wamena (Smansa), bukan anak jalanan dan kelompok binaan lain sebagaimana yang disebutkan panitia HUT RI.
Guru SMA Negeri 1 Wamena (Samnsa) tidak terima dengan penyebutan group penari klosal sebagai group anak jalanan, sebab yang tampil adalah para siswa/I dari SMA Negeri 1 Wamena.
Tommy Wetipo, Humas SMA Negeri satu Wamena mengatakan, tarian klosal yang ditampilkan usai upacara HUT RI, baik di Provinsi maupun Kabupaten adalah anak-anak binaan dari Smansa Wamena, namun panitia menyebut sebagai group anak jalanan yang dibina panitia.
“tadi yang tampil tingkat Provinsi dan Kabupaten itu anak-anak SMA Negeri semua, satu dua orang saja dari luar, tapi tadi disebutkan ini anak-anak BBSK terus ini anak-anak jalanan yang kami bina, itu kami tidak terima, karena ini anak-anak sekolah kami” kata Tommy, kamis (17/08/2023).
Tommy yang juga guru di Smansa itu menyebutkan, para siswanya telah melakukan latihan sejak seminggu lalu dan berupaya tampil maksimal, baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten, tapi panitia menyebutnya dengan anak jalanan yang dibina.
“Kami tidak terima, itu anak-anak sudah latihan stengah mati hampir satu minggu lebih terus kenapa panitia yang pimpin acara itu dia bacakan ini anak-anak jalanan binaan mereka, itu kami tidak terima”katanya.
Ia mengatakan, penyebutan anak jalanan atau group tari lain selain SMA Negeri satu Wamena adalah bentuk penyangkalan terhadap penampilan tarian klosal yang ditampilkan anak-anak Smansa. Menurutnya hal itu terjadi di tingkat Kabupaten Jayawijaya maupun Provinsi Papua Pegunungan.
“Kalo seperti itu kedepan kami tidak akan libatkan lagi anak-anak kami”kata Tommy Wetipo.(*)
Pewarta: Jurnalis Warga Noken Wamena*