Biak,nokenwene.com— Hutan Papua semakin habis oleh ekspansi pembangunan dan korporasi, Papuan Voices berkomitmen ikut melindunginya. Kajian Pusaka berdasarkan analisis peta citra satelit nusantara Alaska, sejak januari hingga Juni 2022, deforestasi di Papua semakin mengerikan. Pusaka mengungkapkan dalam kurun waktu enam bulan Hutan Papua hilang seluas 1150 hektar.
Kondisi ini membuat Kongres Nasional Papuan Voices II merumuskan rekomendasi strategis sebagai komitmen Papuan Voices.
Harun Rumbarar, Ketua Papuan Voices mengungkapkan bagi masyarakat adat Papua, hutan adalah “apotik hidup”.
Selain itu, ungkap Rumbarar, hutan sebagai “tempat aksesoris budaya”, “sumber pangan hewani dan nabati” serta masih banyak lagi manfaatnya.
Menurutnya, Papuan Voices juga melihat hubungan yang sangat erat antara Masyarakat Adat Papua dengan wilayah adatnya termasuk hutan.
“Namun relasi antara manusia dan wilayah adatnya mulai terancam dengan ekpansi pembangunan dan koorporasi. Karena Sumber Daya Alam (SDA) melimpah ruah mengundang ketertarikan kapitalis global untuk melakukan ekspansi perusahaan. Mereka ke Tanah Papua dengan cara apapun,” jelas Rumbarar.
Menanggapi dinamika itu, Papuan Voices mengajak semua pihak untuk mendorong kedaulatan masyarakat adat Papua atas SDA. Menurutnya melindungi hutan Papua tidak hanya bermanfaat bagi rakyat Papua tetapi bagi kehidupan di muka bumi.
“Hutan Papua adalah benteng terakhir melawan krisis iklim. Kita bisa mencermati saat ini adanya terjadi perubahan iklim yang kini mulai menghantui. Suhu bumi mulai menghangat, kutub utara dan selatan mulai mencair yang memicu naiknya tinggi muka air laut dan mengubah pola cuaca yang selama ini telah ada. Hal ini akan berdampak terjadinya kekeringan yang panjang maupun curah hujan yang ekstrim dan menimbulkan bencana hidrometeorologis,” terangnya.
Rumbarar menambahkan Papuan Voices Nasional melihat bahwa telah banyak laporan masyarakat adat, kelembagaan agama, organisasi mahasiswa, organisasi pemuda, CSO dan pihak yang lainnya terkait persoalan pelanggaran HAM, kerusakan lingkungan, ketidakadilan yang dialami oleh masyarakat adat Papua.
“Namun terkesan “negara“ masih abai untuk menghormati, memenuhi dan menjunjung hak-hak masyarakat adat Papua yang selama ini merawat Tanah Papua,” ungkapnya.
Rekomendasi Kongres Nasional Papuan Voices Tentang Hutan Papua
Melihat persoalan itu, Kongres Nasional Papuan Voices II merekomendasikan:
- Mendesak pemerintah pusat untuk taat menjalankan konsitusi guna mewujudkan keadilan dan perdamaian di Tanah Papua.
- Mendesak semua pihak (pemerintah, koorporasi, aparat keamanan) untuk secara bersama-sama mahasiswa dan Organisasi Non Pemerintah menjunjung tinggi HAM di Tanah Papua dan melindungi serta memenuhi hak-hak masyarakat adat Papua.
- Perampasan Wilayah Adat, Kerusakan lingkungan Krisis iklim, Deforestasi itu nyata , mari merawat dan menjaga tanah, wilayah adat , hutan , pesisir Papua melalui film dokumenter untuk keadilan antar generasi.
- Menyerukan kepada pelajar, mahasiswa dan generasi muda untuk membuat film dokumenter tentang masyarakat adat Papua dan Tanah Papua sebagai bagian untuk mendorong terwujudnya keadilan dan perdamaian.
- Kami Papuan Voices akan selalu bersama masyarakat adat Papua untuk menjaga dan merawat Tanah Papua.
Discussion about this post