Rabu, Februari 1, 2023
NokenWene
No Result
View All Result
  • Polhukam
  • Pendidikan dan Kesehatan
  • Ekonomi
  • Seni dan Budaya
  • Perempuan dan Anak
  • Opini
  • Lainnya
    • Lingkungan
    • Pengungsi Nduga
    • Perjalanan
    • Jurnalis Cilik
    • Kopi Wamena
    • Sastra
  • Polhukam
  • Pendidikan dan Kesehatan
  • Ekonomi
  • Seni dan Budaya
  • Perempuan dan Anak
  • Opini
  • Lainnya
    • Lingkungan
    • Pengungsi Nduga
    • Perjalanan
    • Jurnalis Cilik
    • Kopi Wamena
    • Sastra
No Result
View All Result
NokenWene
No Result
View All Result
Home Headline

Film Insar Syasewar Kombrof Juara Kompetisi Film FFP V

in Headline, Seni dan Budaya
Reading Time: 4 mins read
0
Festival Film Papua (FFP V) di Biak.

Penyerahan hadiah pemenang ajang Kitorang Berkompetisi dalam Festival Film Papua (FFP V) di Biak. Doc. Papua Voices.

Share on WAShare on FB

 

Biak, Nokenwene.com–Film Insar Syasewar Kombrof keluar sebagai Juara dalam Festival Film Papua (FFP V) di Biak. Film dokumenter karya sutradara Ones J Msen tersebut menjadi pilihan juri dari 30 film yang berkompetisi dalam Festival Film terbesar di tanah Papua itu.

Ones J Msen melalui filmnya mengangkat kisah mama Mina Mayor yang tetap kuat di usia senjanya sebagai penangkap gurita. Mama Mina masih rutin mendayung perahu untuk bisa menyelam dan menangkap gurita di lautan.

RelatedPosts

Panitia Gelar Pra Konferensi Jelang KTT II ULMWP

Cegah Pelanggaran, Sepius Mirin : Pembina Politik Tidak Bisa Jadi Penyelenggara

Melakukan Pengawasan Tahapan Pemilu, Ini Kata Komisioner Bawaslu Yahukimo

Karena kegigihannya berjuang demi menghidupi keluarganya dengan menangkap gurita, orang sekampungnya menyebut mama Mina sebagai Sasewar Kombrof (penangkap gurita).

“Selain film Insar Syasewar Kombrof, tim juri memilih film Gereje, karya Andreas Wahyu sebagai Juara 2. Sementara untuk Juara 3 Sa Pu Bahasa Sa Pu Jati Diri, karya Bony Lany dan Juara 4 Festival Ulat Sagu, Sutradara Yosep Levi,” jelas Koordinator Kompetisi Film FFP V Byak, Christofilus Rumaropen.

Tim juri kompetisi film terdiri dari Mintje Anna Yawan (Ketua Dewan Juri), Syamsul B Adnan (anggota) dan  Rusni Abaidata (anggota). Para dewan juri menilai berdasarkan tiga aspek penilaian yakni aspek budaya, komunikasi dan visualisasi.

“Penilaian aspek budaya meliputi kajian adat istiadat, sosial, dan pola kebiasaan masyarakat Papua pada umumnya atau atas dasar masing-masing suku serta perkembangan budaya di masing-masing suku,” jelas Rumaropen.

Sementara dari aspek komunikasi meliputi kaidah bahasa, pergerakan atau tingkah laku yang tidak mengandung unsur sara. Dan teknik visualisasi meliputi konsistensi pembuatan film bergendre documenter, kesinambungan cerita yang divisualisasikan dalam film tersebut.

 

FFP Festival Film Tahunan

Festival Film Papua (FFP) merupakan Festival Film tahunan yang diselenggarakan oleh Perkumpulan Papua Voices. Setiap tahunnya Papuan Voices menyelenggarakan FFP pada 7-9 Agustus. Penutupan FFP sekaligus menjadi peringatan Hari Masyarakat Adat.

“Ajang ini dapat menjadi menjadi ruang berekspresi bagi generasi muda Papua dalam kreativitas dan karya film dokumenter untuk terus menceritakan kisah-kisah menarik tentang masyarakat adat Papua. FFP juga merupakan satu- satunya festival film dokumenter terbesar di Tanah Papua,” ungkap Bernard Koten, Koordinator Umum Papuan Voices (PV).

Baca juga: Papua Voices Wamena Beri Pelatihan Video Advokasi Bagi Anak Muda

Koten menambahkan dari tahun ke tahun jumlah film yang masuk sangat bervariasi.

“Untuk FFP V di Biak ini, jumlah film yang mengikuti kompetisi film dalam ajang Kitorang Berkompetisi Film Dokumenter semakin banyak,” tambah Koten.

 

Sejak berdirinya pada 10 Desember 2012 lalu, Papuan Voices menjadikan persoalan masyarakat adat Papua sebagai fokus perhatian. Karena itu, Papuan Voices telah melakukan pelatihan video advokasi kepada banyak kalangan di tanah Papua.

 

Papuan Voices melihat film sebagai sarana untuk membangun kesadaran bersama akan persoalan masyarakat adat Papua. Dengan itu Papuan Voices berharap film yang ada bisa memicu diskusi dan perubahan dalam masyarakat.

“Melalui film dan FFP, Kami PV hanya sekedar mengingatkan kembali kepada masyarakat adat Papua akan keberadaannya. Dengan media film mereka (masyarakat adat) dapat menonton dan mendiskusikan lagi apa yang sudah mulai hilang (budaya, kebiasaan baik, dll),” terang Koten.

Dirinya berharap generasi muda Papua untuk terus meningkatkan kreatifitasnya dan jangan takut belajar dan produksi film dokumenter. Setelah produksi film, generasi muda Papua bisa mengikutkan filmnya dalam FFP setiap tahunnya.

Koten menjelaskan selain ajang Kitorang Berkompetisi, ada juga Kitorang Nonton dan Diskusi film serta Kitorang Belajar Bersama.

 

Pewarta: Jurnalis Warga Sagu Yahukimo

Tags: BiakFestival Film Papua VPapuan Voices
SendShareTweet
Previous Post

Wabub Yahukimo Bantu Klasis Hogio Rp50juta

Next Post

Suku Mee di Jayawijaya Sebagai Perintis Pembangunan SDM

BeritaTerkait

Suasana Kongres Papuan Voices II di Biak. Peserta Kongres memilih Harun Rumbarar menjadi Ketua Papuan Voices.

Hutan Papua Digerogoti, Papuan Voices Bersama Rakyat

by Redaksi Nokenwene
18 Agustus 2022
0

Biak,nokenwene.com--- Hutan Papua semakin habis oleh ekspansi pembangunan dan korporasi, Papuan Voices berkomitmen ikut melindunginya. Kajian Pusaka berdasarkan analisis peta...

Suasana Kongres Papuan Voices II di Biak. Peserta Kongres memilih Harun Rumbarar menjadi Ketua Papuan Voices.

Harun Rumbarar Pimpin Papuan Voices Periode 2022-2024

by Redaksi Nokenwene
18 Agustus 2022
0

  Biak, nokenwene.com--- Harun Rumbarar akan memimpin Perkumpulan Papuan Voices periode 2022-2024. Harun Rumbarar menggantikan Bernard Koten sebagai ketua Perkumpulan...

Mamapolitan dan RPP Juara Pertama Festival Film Papua II

Mamapolitan dan RPP Juara Pertama Festival Film Papua II

by Redaksi Nokenwene
4 September 2018
0

  Para juara Festival Film Papua II JAYAPURA,nokenwene.com – Mamapolitan, salah satu nama judul film dokumenter yang mengikuti dalam acara Fsetival...

Dorong Kepedulian, Festival Film Papua Dua Siap Dilaksanakan

Dorong Kepedulian, Festival Film Papua Dua Siap Dilaksanakan

by Redaksi Nokenwene
8 Agustus 2018
0

Festival Film Papua II di Jayapura dilaksanakan pada 7-9 Agustus di Aula Museum Ekspo JAYAPURA, nokenwene.com – Komunitas Papuan Voices, salah satu...

Next Post
Wakil Bupati Jayawijaya, Marthin Yogobi disambut warga suku Mee di gedung Soska Wamena - JW Noken

Suku Mee di Jayawijaya Sebagai Perintis Pembangunan SDM

Turnamen volley memperebutkan piala bergilir Pemuda Yahukimo di GOR ABYU Dekai 2022/nokenwene.com

Piala KNPI Diubah Jadi Piala Pemuda Yahukimo

Dujan Kogoya, Ketua Bawaslu Lanny Jaya - JW Noken

KPU Lanny Jaya Diminta Berkantor di Ibu Kota Kabupaten

Bunda PAUD Yahukimo, Ami Yigwa Yahuli bersama Ketua Pokja PAUD sekaligus Sekretaris Dinas Pendidikan Yahukimo saat kegiatan bersama guru PAUD di Dekai

Bunda PAUD Yahukimo Dorong PAUD Urus Dapodik

Pertandingan Volley SMP dan SMA Advent Sogokmo-Asotipo dalam rangka memeriahkan HUT RI ke-77.

SMP dan SMA Advent Sogokmo Gelar Berbagai Lomba

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Nokenwene.com merupakan media publikasi bagi Jurnalisme Warga Noken yang digagas para sahabat jurnalis dan aktivis di Wamena, Papua

© 2017-2022 Nokenwene.com. All rights reserved.

No Result
View All Result
  • Polhukam
  • Pendidikan dan Kesehatan
  • Ekonomi
  • Seni dan Budaya
  • Perempuan dan Anak
  • Opini
  • Lainnya
    • Lingkungan
    • Pengungsi Nduga
    • Perjalanan
    • Jurnalis Cilik
    • Kopi Wamena
    • Sastra

© 2022 Nokenwene

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

Add New Playlist