Wamena, nokenwene.com — Anak jalanan yang beraktivitas di sekitar kompleks polres Jayawijaya menjadi sorotan masyarakat Wamena.
Pasalnya pada beberapa Ruko (rumah toko) yang juga asrama polisi Polres Jayawijaya, anak-anak jalanan secara bebas menghisap lem aibon atau lem castol. Selain itu, mereka menjadi juru parkir dan menutup jok motor untuk mendapat imbalan dari pemilik motor.
Baca juga Peduli anak jalanan, pemuda ini bantu sembako
“Lebih khusus lagi di Jalan Pramuka ini di depan dan di dalam lingkungan polres sendiri, kios-kios itukan asrama polisi. Anak-anak isap aibon, isap lem, tutup jok motor, lalu tidur di situ juga tapi seperti ada pembiaran” Kata Lais Wenda, warga pemerhati sosial di Wamena, Minggu (07/08/2022).
Lais Wenda menambahkan instansi keamanan di Jayawijaya terutama kepolisian mestinya bertanggung jawab menertibkan anak-anak jalanan yang berkeliaran di sepanjang jalan dan ruko-ruko tersebut.
“Malah itu setiap hari polisi bertemu dengan adik-adik ini di jalan. Saat orang mau belanja di kios adik-adik ini datang tutup motor sambil isap lem aibon. Sudah jelas-jelas itu melanggar tapi ini seperti pembiaran begitu” Ungkap Lais Wenda.
Lebih jauh Lais Wenda berharap pihak kepolisian Polres Jayawijaya bisa menertibkan fenomena anak-anak jalanan yang semakin berkeliaran dengan aktivitas yang tidak semestinya.
Secara terpisah, Kapolres Jayawijaya AKBP Hesman Sotarduga Napitupulu, SH, S.I.K, MH, mengatakan, pihaknya akan melakukan penyelidikan lebih lanjut, termasuk melakukan koordinasi dengan Dinas Sosial Jayawijaya.
“Kita akan lakukan penyelidikan lebih lanjut. Nanti kita akan tindaklanjuti. Yang merupakan suatu keresahan bagi masyarakat pasti kita akan tindak lanjuti” Kata Kapolres.
Pemerintah Belum Perhatikan Anak Jalanan
Selain di kompleks Polres Jayawijaya, Lais Wenda juga menyoroti semakin banyaknya anak jalanan secara umum di kota Wamena. Lais mengakui, peran utama ada pada orang tua di rumah. Akan tetapi bila kondisinya semakin banyak, maka butuh intervensi pihak lain terutama pemerintah.
Ia menambahkan, beberapa kali pihaknya melakukan diskusi dengan anak-anak jalanan. Sebagian besar dari mereka adalah korban broken home dalam rumah tangga.

“Dari hasil survei saya sendiri, saya diskusi dengan mereka, anak-anak ini ada yang orang tuanya berada, ada yang PNS, guru dan lainnya. Tapi itu tadi bapa cerai dengan istri, atau bapa sering mabuk di rumah maka anak temukan jalannya sendiri” Ungkap Lais.
Sa Butuh Ko Punya Cinta, Film tentang anak jalanan di Wamena
Akibatnya kata Lais, anak-anak jalanan di kota Wamena semakin banyak sehingga perlu ada penanganan serius dari pemerintah.
“Kondisi seperti ini kira-kira ada program khusus oleh pemerintah atau tidak? Mungkin dalam hal ini Dinas Sosial, terkait dengan penampungan mereka, pelatihan bagi mereka, atau rumah singgah atau mungkin ada formula lain yang bisa pemerintah siapkan untuk mengurangi bertambahnya jumlah adik-adik di jalanan ini” Harapnya.
Selain itu, Lais Wenda juga berharap, para pihak terkait bisa menertibkan penjualan lem aibon dan lem kastol yang biasanya dipakai anak-anak untuk menghirup di jalanan.
Pewarta: Jurnalis Warga Noken Wamena
Discussion about this post