Jayapura, nokenwene.com – Baru berjalan kurang dari sepekan proses pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen pasca dibersihkan dari puing-puing bekas banjir yang melanda kota koata Jayapura pada (07/01/2022), SMA Negeri 4 Jayapura kembali dilanda banjir dan menggenangi sebagian ruang kelas. Akibatnya prses pembelajaran tatap muka di sekolah itu terhambat.
Sekolah itu kembali terdampak banjir akibat curah hujan yang tinggi sejak subuh hingga pagi sabtu (15/01/2021). Halaman sekolah dan sebagian ruang kelas terendam banjir dengan ketinggian air hiangga 1 meter.
Kepala SMA Negeri 4 Jayapura , Laba Sembiring, S.Pd, M.Pd mengatakan, pihaknya baru saja memulai proses pembelajaran tatap muka sejak selasa (11/01/2022) pekan kemarin, usai pembersihan pasca banjir, namun hari sabtunya sekolah itu kembali terdampak banjir.
“Hari selasa yang lalu pembelajaran sudah kami berlangsung sampai dengan hari jumat kemarin namun dengan adanya banjir pagi hari ini kami harus runding lagi seperti apa pembelajarannya nanti” Ujar Kepala SMA Negeri 4 Laba Sembiring, di Jayapura, Sabru, 15/01/2022.
Dikatakan, untuk proses pembelajaran selanjutnya akan disesuaikan dengan proses pembersiahan yang hendak dilakukan, jika bisa teratasi dalam waktu dekat maka proses pembalajaran kembali dilakukan pada senin (17/01/2022).
“Banjir tadi pagi itu ketinggian sekitar satu meter, tapi tidak membawa sedimen lumpur yang tebal seperti banjir yang lalu. Untuk proses belajar kami lihat, jika kami bisa semprot lagi dengan alkon atau mesin maka pembelajaran tetap akan normal di hari senin” Kata Laba Sembiring.
SMA Negeri 4 Jayapura, dikenal sering terdampak banjir, meskipun intensitas hujan yang tidak terlalu besar. Salah satu penyebabnya karena sekolah itu dikelilingi sejumlah kali kecil sehingga rawan banjir.
“Kami dikelelingi oleh sungai, kalao sisi kiri kita masuk itu sungai yang mengalir dari kali bintang mas kalo kita ke arah Abe itu di Entrop ada kali yang besar itu yang selalu meluap karena pembuangan kecil, dan kemudian dari sisi atas air yang dari tikungan mata kucing itu langsung membentur tembok kami, jadi sekolah kami selalu terdampak banjir” beber kepala Sekolah.
Disinggung tentang relokasi sekolah untuk menghindari banjir, kepala sekolah mengaakan, pihaknya tidak banyak berharap untuk hal itu karena tidak mudah realisasikannya dan dibutuhkan dukungan dari banyak pihak.
“Pemikiran-pemikiran itu sudah mencuat disaat kejadian (banjir) di 2019 namun untuk relokasi tidaklah semudah karena menyangkut banyak hal, jadi kami pihak sekolah tidak terlalu berharap dari faktor eksternal mau relokasi atau apa tapi kami lakukan upaya internal”Ungkap Kepsek.
Salah satu upaya internal yang dilakukan pihak sekolah adalah merenovasi bangunan tembok pagar sekolah yang dibangun sejak tahun 90 an lalu digantikan dengan bangunan yang baru dengn struktur batu kali.
“Jadi itu kami internal, silahkan kalau faktor eksternal dari PUPR atau dari kementerian atau dari mana yang terkait yang ingin memikirkan itu silahkan tapi, bagi kami bagaimana hak anak bisa diterima, sehingga upaya terus dilakukan” kata Kepala Sekolah SMA Negeri 4 Jayapura Laba Sembiring.
Pewarta: Jurnalis Warga Noken
Discussion about this post