Benny Wenda sudah sejajar dengan Nelson Mandela, Admiral Lord Nelson, Prof. Christopher Brown, Philip Pullman, Lesley Dewhurst, dll.
Oleh Gembala Dr. Socratez S.Yoman,MA
Pendahuluan
Bagi para penguasa kolonial Indonesia yang menduduki dan menjajah rakyat dan bangsa West Papua, Benny Wenda adalah seorang buronan kejahatan.
Tetapi, Brigadir Jenderal Pol. Raziman Tarigan waktu menjadi Wakapolda Papua (2001-2002) pernah menyatakan kepada saya di ruang kerjanya dengan mata iman dan mata hati sebagai orang Kristen sejati seperti ini.
“Pak Socratez, “….. lindungi Benny Wenda. Dia pemimpin dan pejuang yang benar. Dia mempunyai visi politik yang jelas. Setiap kata-kata yang keluar dari hatinya. Ia tidak berpura-pura dan tidak omong kosong“.
Sementara berita Hoax yang diproduksi penguasa melalui Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian (kini: Menteri Dalam Negeri) yang disampaikan dalam upaya menggelapkan dan membelokkan akar persoalan rasisme dan upaya kriminalisasi Benny Wenda pada Agustus-September 2019 sebagai berikut:
“Jadi apa yang terjadi saat ini dan di luar, itu semua yang didesign (dirancang) oleh kelompok yang ada di sini. Dan itu saya kejar. Kita sudah tahu nama-namanya. Kami akan tegakkan hukum sama mereka. Karena sebagian mereka terus bermain seperti ini”.
“Ya, mengorbankan masyarakat ke depan berbenturan dan mereka-mereka bermain tangan bersih, tidak, kita tahu. Ini akan terus terjadi, kalau kita tidak akan bergerak keras, tegas, menegakkan hukum dengan cara-cara hukum pada mereka. Kami akan, tolong dicatat itu,teman-teman”.
“ULMWP dan KNPB bertanggungjawab atas insiden. Saya akan kejar mereka. Dan mereka juga produksi hoax-hoax itu”.
Teman-teman wartawan di Papua faham. Benny Wenda main. Ya, mereka ini mau mengejar apa? Mengejar dalam rangka tanggal 9 September itu ada rapat Komisi HAM di Jenewa. Jadi bikin rusuh “supaya ada suara”.
“Tanggal 9, tanggal 23, 24 September ada Sidang Majelis Umum PBB. Di situ nanti semua negara-negara bisa menyampaikan pandangan-pandangannya. Tapi tidak ada agenda mengenai Papua. Tapi sengaja bola dilempar”.
“Ada bebarapa unsur internal. Ya, beberapa, ada satu, dua negara didekati untuk supaya nanti angkat isu itu supaya bikin rusuh di sini. Tapi kasihan, mengorbankan masyarakat. Nanti Tuhan yang membalasnya. Ya, ingat! Pembakaran, adanya korban, adanya meninggal akan dipertanggungjawabkan di hadapan Tuhan yang Mahakuasa. Itu. Tujuannya itu. Tidak ada yang lain. Siapa yang bermain? Benny Wenda.”
Pengakuan Internasional Perjuangan Penentuan Nasib Sendiri Bangsa West Papua.
Komunitas global mengakui, menerima dan menghormati Benny Wenda adalah yang terpandang sebagai pahlawan sejati bangsa West Papua.
Ini diakui oleh Walikota Oxford, Craig Simmons dan juga anggota Partai Hijau dan seluruh lintas partai politik.
Simmons mengakui: “Benny Wenda telah memberikan dampak positif secara global melalui kampanye untuk membebaskan West Papua dari Indonesia.
” Pemimpin kemerdekaan West Papua, ketua ULMWP, Mr. Benny Wenda dihormati sebagai salah satu pemimpin berpengaruh yang mengubah wajah dan memberikan kontribusi positif secara internasional.
Benny Wenda menyamai beberapa tokoh berpengaruh yang pernah menerima penghargaan dari Freedom of Oxford.
1. Admiral Lord Nelson pada 22 Juli 1802.
2. The Rt. Hon. Arthur Annesty, Viscount Valentia pada 6 Desember 1900.
3. Rear Admiral Sir Reginald Tyrwhitt pada 2 Februari 1909.
4. Admiral of the Fleet Sir David Beatty pada 25 Juni 1909.
5. Field Marshall Sir Douglas Haig pada 25 Juni 1919.
6. Frederick Symons pada 11 Agustus 1924.
7. Arthur Cave pada 21 Oktober 1925.
8. The Rev. H.E. Salter pada 3 Maret 1930.
9. Sir Michael Sadler pada 18 Mei 1931.
10. Sir Hugh Hael pada 23 Maret 1932.
11. Benjamin Rowland-Jones pada 4 September 1942.
12. The Rt. Hon. William Morris pada 15 Januari 1951.
13. Robert Menzies pada 6 Juni 1953.
14. The Rt. Hon. Vivian Smith pada 1 Maret 1955.
15. The Rt. Hon. Clement Attlee pada 16 Januari 1956.
16. Mabel Prichard pada 27 Juni 1964.
17. Lady Mary Townsend pada 17 Juli 1967.
18. Sir Basil Blackwell pada 12 Januari 1970.
19. Florence Andrews pada 22 Maret 1974.
20. Olive Gribbs pada 17 Juni 1982. Aung San Suu Kyi pada 15 Desember 1997.
21. Nelson Mandela pada tanggal 23 Juni 1997.
22. Colin Dexter pada 26 Februari 2001.
23. Prof. Sir Richard Doll pada 16 September 2002.
24. Sir Roger Bannister pada 12 Mei 2004.
25. Philip Pullman pada tanggal 24 Januari 2007.
26. Prof. Christopher Brown CBE pada 2 Juli 2016.
27. Lesley Dewhurst pada 14 September 2016.
28. Benny Wenda pada 17 Juli 2019.
Masih banyak penghargaan secara instusi atau lembaga yang diberikan penghargaan dari Freedom of Oxford. Salah satu contoh: Oxfarm pada 23 Oktober 2012.
Inti dan tujuan dari penghargaan dari Freedom of Oxford kepada Benny merupakan pengakuan dan dukungan komunitas global tentang perjuangan rakyat dan bangsa West Papua untuk Penentuan Nasib Sendiri di atas tanah leluhur mereka.
Penghargaan dari Freedom of Oxford kepada Benny Wenda merupakan bukti dan wujud penghargaan komunitas internasional kepada rakyat dan bangsa West Papua.
Dengan kata lain, komunitas global mengatakan rakyat dan bangsa West Papua tidak berdiri dan berjuang sendiri untuk masa depan bangsa West Papua yang merdeka dan berdaulat seperti bangsa-bangsa lain di dunia. Ada solidaritas dalam memperjuangkan keadilan, martabat manusia, kesamaan hak dan derajat dan perdamaian.
Nobel Perdamaian Internasional
Kita berdoa dan berjuang untuk kedamaian dan harmoni untuk semua orang. Kita berjuang untuk keadilan dan perdamaian.
Pada saatnya tiba penghargaan dan pengakuan dunia kepada siapa saja yang mempunyai cita-cita mulia akan diberkati oleh Tuhan dan dihormati oleh komunitas internasional. Benny Wenda telah membuktikan bahwa ia adalah pahlawan kemanusiaan, keadilan dan perdamaian.
Kita berdoa dan bekerja supaya penghargaan Nobel Perdamaian juga diraih rakyat dan bangsa West Papua. Barangkali atau mungkin, Benny Wenda sedang menuju dan mendaki ke Puncak Penghargaan tertinggi di dunia Nobel Perdamaian?
Pak Benny Wenda, Anda layak mendapat Penghargaan Freedom of Oxford. Maju terus pahlawan sejati bangsa West Papua. Bulan di langit tidak redup lagi. Bintang-bintang sudah mulai bersinar. matahari sudah mulai bercahaya terang. Rakyat dan bangsamu West Papua tidak akan mencucurkan air mata dan meneteskan darah di atas tanah leluhur mereka.
Kesimpulan
Kekerasan itu musuh Allah. Kekerasan itu musuh semua umat manusia. Kekerasan itu tidak ada tempat dan ruang dalam dunia yang berperadaban tinggi dan dunia moderen saat ini. Tidak ada istilah “we kill and no compromise.”
Pernyataan “we kill and no compromise” dapat memberikan ruang yang luas kepada penguasa kolonial Indonesia menambah dan meningkatkan jumlah pasukan TNI-Polri di TANAH West Papua. Pihak TNI dan Polri sangat diuntungkan pernyataan yang provokatif dan tidak berhikmat seperti ini.
Yang jelas dan pasti, Negara-Negara Anggota Kepulauan Pasifik (PIF), Negara-Negara Anggota Karabia-Afrika-Pasifik (ACP), Negara Anggota MSG dan Dewan Gereja Papua, Dewan Gereja Pasifik, Para Uskup Keuskupan Pasifik, dan komunitas Internasional dan seluruh rakyat dan bangsa West Papua mendukung perjuangan rakyat West Papua melalui wadah resmi ULMWP.
Wadah politik ULMWP diterima, diakui dan dipercayai wadah politik resmi. Bila ada orang atau kelompok yang melawan wadah ULMWP berarti orang atau kelompok itu mata-mata atau kerjasama dengan penguasa kolonial Indonesia.
Semua orang yang berniat baik untuk mengakhiri sejarah penderitaan panjang, tetesan air mata dan cucuran darah rakyat dan bangsa West Papua, doakan dan dukung ULMWP dan Tuan Benny Wenda sebagai Ketua ULMWP dan juga para Tokoh Politik Pejuang Papua Barat Merdeka dengan jalan DAMAI dan DAMAI.
Kita semua tidak setuju dan menolak dengan tegas pernyataan provokatif seperti: “We kill and no compromise.”
Kita berjuang untuk West Papua Merdeka dengan jalan DAMAI, diplomasi dan lobi dengan bermartabat, simpatik dan terhormat.
“Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak Allah” (Matius 5:9).
Penulis: Presiden Persekutuan Gereja-gereja Baptis West Papua.
Discussion about this post