Wamena, nokenwene.com – Sejumlah LSM Lokal yang bergerak dibidang kemanusiaan di Kota Wamena Kabupaten Jayawijaya, menduga adanya penyalagunaan anggaran di dalam tubuh Komisi Penanggulangan Aids Daerah (KPAD) Kabupaten Jayawijaya.
Ketua Yayasan Humi Inyane, Margaretha Wetipo menyebutkan, sebagai salah satu Yayasan Perempuan yang bergerak langsung mengatasi permasalahan tentang AIDS di Kabupaten Jayawijaya menilai kinerja KPAD Jayawijaya sangat buruk dan tidak transparan dalam penggunaan anggaran.
Menurutnya, sebagai mitra kerja dari KPAD Jayawijaya, Yayasan Humi Inyane yang juga Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) selalu bekerja mengatasi permasalahan AIDS, apalagi beberapa perempuan di Wamena mengalami dan menderita HIV/AIDS.
Namun, sesuai dengan pengamatannya kinerja dan pelaksanaan program-program kerja KPAD Jayawijaya selama ini Vakum dan itu terjadi selama dua tahun berjalan sejak tahun 2019 hingga tahun 2021.
Padahal, pemerintah Kabupaten Jayawijaya telah menghibahkan dana kepada KAPD Jayawijaya sebesar 1 Miliar pada tahun 2020 lalu, namun untuk pertanggungjawabkan kepada Yayasan LSM dan juga masyarakat, tidak dilakukan oleh KPAD Jayawijaya.
“Yang anehnya, dengan anggaran sebesar 1 Miliar itu, setiap Yayasan LSM termasuk Yayasan Humi Inyane hanya mendapatkan dana sebesar 45 juta dari totol dana 1 Miliar yang dihibahkan oleh Pemerintah Kepada KPAD Jayawijaya” kata Margareta Wetipo di Wamena sabtu, 25/09/2021.
“Saat Bapak Direktur Yukemdi masih hidup, banyak hal yang didiskusikan terkait penanganan dan pertolongan bagi penderita HIV/AIDS di Kabupaten Jayawijaya” katanya.
Namun, KPAD di bawah kepemimpinan saat ini, tidak ada keterbukaan kepada LSM yang selama ini bekerja mengatasi permasalahan HIV/AIDS, terutama tidak ada keterbukaan dari sisi program dan kerja serta penggunaan anggaran yang dikelola KPAD Jayawijaya.
Salah satu Ketua Yayasan Gerakan Anak Jalanan (GAJ), Nerry Payage menyebutkan, jamannya Direktur Yukemdi, Bapak Almarhum Yoram Yogobi, setiap LSM dilibatkan untuk duduk bersama mendiskkusikan hal-hal penanganan dan pencegahan HIV/AID di Kabbupaten Jayawijaya melalui kolaborasi program kerja.
Namun, saat kepemimpinan saat ini, LSM dan Yayasan yang ada di Jayawijaya tidak pernah dilibatkan, bahwa kerja KPAD juga tidak terarah dan tidak sesuai program.
“Orang-orang yang sama yang sekarang di KPAD saat ini mereka di rekrut ulang lagi, padahal mereka tidak pernah kerja dengan baik,” kata Nerry Payage.
Nerry menilai, KPAD mengabaikan penanganan HIV-AIDS tetapi lebih menekankan penanganan LSL atau laki-laki seks laki-laki, padahal di Jayawijaya belum ada kasus LSL.
“Kami tidak pernah ada muka di Bupati untuk minta-minta uang, kami LSM ada untuk nilai kemanusiaan,” kata Nerry Bayage.
Sementara itu, Ketua Komisi Penanggulangan Aids Daerah (KPAD) Kabupaten Jayawijaya Pdt. Jhon Ap yang berusaha dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp maupun telepon belum memberikan respon.
Pewarta: Osil Lokobal/ Jurnalis Warga Noken
Discussion about this post